Happy Reading !!!
****
Untuk kesekian kalinya Aliana bangun dalam pelukan Devario dengan keadaan polos, karena sebelum tidur bercumbu sudah seperti kegiatan wajib untuk mereka lakukan dan akan tertidur saat sama-sama sudah mencapai kepuasan.
Aliana senang berada dalam pelukan Devario, tapi terkadang hatinya resah mengenai hubungan apa yang tengah mereka jalani saat ini. Meskipun Devario sudah jujur mengenai apa yang dirasakannya, tapi tetap saja sebuah pengakuan akan perasaan itu belum pria dewasa itu ungkapkan. Belum ada kata cinta, bahkan kejelasan lainnya mengenai hubungan mereka.
Sejujurnya Aliana ingin menanyakan itu. Tapi keberaniannya tidak cukup dan Aliana terlalu takut untuk mendengar jawaban yang akan Devario berikan. Aliana belum siap jika seandainya Devario menganggap bahwa hubungan mereka kini hanya sekedar untuk memuaskan rasa penasaran pria itu pada tubuhnya dan memuaskan hasrat kelelakiannya. Aliana tidak ingin harapannya di jatuhkan, dan perasaan yang sudah mulai dirinya miliki pria itu hancurkan.
Setelah semua yang mereka lakukan dua minggu belakangan ini, Aliana tidak yakin bahwa ia bisa menganggap Devario ayahnya lagi seperti lima belas tahun belakangan.
“Morning Princess,” sapaan itu di barengi dengan kecupan dalam di kening, menyadarkan Aliana dari lamunan singkatnya.
Seulas senyum kemudian Aliana berikan lalu membalas sapaan selamat pagi Devario dengan diiringi kecupan singkat di pipi pria itu. Semuanya masih sama, hanya berbeda dalam cumbuan yang dua minggu belakangan ini semakin intens dan memabukkan, juga debaran jantung yang tak lagi bisa sesantai biasanya. Sekarang lebih membara dan detaknya menghantarkan pada sebuah perasaan yang menggetarkan jiwa. Getaran yang baru pertama kali Aliana rasakan dan tidak ingin dirinya sudahi. Apa mungkin ini adalah cinta?
“Ada yang sedang kamu pikirkan, Baby?” Devario mengelus wajah cantik gadis dihadapannya sambil menatap penasaran manik yang terlihat kosong itu.
“Tidak ada Daddy, aku hanya sedang berpikir apa kira-kira sarapan yang sedang pelayan siapkan pagi ini. Aku sungguh lapar sekarang,” kebohongan Aliana di dukung dengan bunyi nyaring dari perutnya, hingga Devario akhirnya tidak curiga. Pria itu malah justru tertawa dan kecupan demi kecupan di layangkannya pada seluruh wajah Aliana.
“Kenapa kamu lucu sekali, Baby? Makan tidak akan kenyang jika hanya kamu pikirkan saja. lebih baik sekarang kita segera mandi, lalu turun ke ruang makan dan mengisi cacing berisikmu itu,” ujarnya masih dalam tawa geli.
Aliana mengangguk setuju, lalu merentangkan kedua tangannya meminta pria dewasa itu gendong. Belakangan ini Alina memang bertambah manja, apalagi sekembalinya dari liburan beberapa hari lalu. Tapi meski begitu Devario tidak sama sekali keberatan, ia justru senang gadis kecilnya bersikap semakin manja kepadanya.
Hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit untuk keduanya mandi, karena memang tidak ada aktivitas lebih yang mereka lakukan mengingat perut Aliana yang terus berbunyi dan lagi rapat penting menunggu Devario.
Kini keduanya sudah dalam keadaan rapi dengan pakaian masing-masing. Devario dengan stelan formal khas seorang CEO-nya, dan Aliana terlihat lebih cantik dengan pakaian kasualnya, siap berangkat ke kampus. Meskipun sudah selesai dengan skripsinya masih ada hal yang harus dilakukannya di kampus salah satunya adalah menemani Anya yang belum juga selesai dengan perbaikan skripsinya. Selebihnya Aliana hanya akan nongkrong-nongkrong cantik dengan sahabatnya itu sebelum nanti mereka terpisah karena Aliana yang harus melanjutkan studi S2-nya entah dimana, karena Devario yang merencanakan semua itu. Sedangkan Anya akan langsung bekerja setelah menyelesaikan sarjananya.
Tapi Aliana masih ingat bahwa cita-cita Anya adalah menikah dengan pria kaya yang akan mensejahterakan hidup highclass-nya. Sungguh cita-cita yang luar biasa bukan? Setidaknya itu untuk perempuan-perempuan yang cinta akan kemewahan. Karena Aliana sendiri tidak terlalu tergiur dengan semua itu. Ia hanya memiliki cita-cita sederhana, yaitu bertemu kedua orang tuanya dan menanyakan alasan mengapa ia harus di buang ke panti asuhan.

KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Sugar Baby
RomanceLima belas tahun hidup bersama Aliana yang diadopsinya dari sebuah panti asuhan, perasaan Devario tiba-tiba berubah hanya karena satu sentuhan yang tidak di sengaja. Akankah Devario mampu menahan perasaannya itu, atau justru memilih melanjutkannya? ...