Happy Reading !!!
***
Cuaca dingin akibat hujan deras yang mengguyur di malam hari ini, tidak sama sekali berpengaruh pada sepasang manusia yang tengah bergulat dalam keadaan telanjang di sebuah kamar hotel.
Erangan, desahan dan jeritan nikmat terdengar bersahutan, menambah panasnya ruangan luas yang di isi ranjang queen size, sofa, televisi dan beberapa perabotan khas sebuah kamar hotel bintang lima.
“Devhh ….” erang seorang perempuan yang menggeliat nikmat di bawah seorang pria bertubuh kekar yang tengah sibuk menggerakkan tubuhnya, menghujam perempuan di bawahnya dengan begitu kasar, terlalu semangat dan tak sabaran ingin segera meraih puncaknya. Hingga erangan berat dan panjang lolos dari mulut laki-laki itu bersamaan dengan keluarnya cairan dari benda keras yang terbenam di kehangatan inti si perempuan yang merem-melek merasakan kenikmatannya.
Devario, yang baru saja melepaskan hasratnya, bangkit dari tubuh perempuan cantik tanpa busana itu lalu menarik lepas karet pengaman dari kejantanannya dan membuangnya ke tempat sampah. Setelahnya Devario masuk ke kamar mandi tanpa menoleh sedikitpun ke arah ranjang dimana si perempuan terlelap karena kelelahan setelah aktivitas panas mereka.
Selesai membersihkan tubuhnya, Devario kembali masuk ke kamar dan memungut pakaiannya yang berceceran di lantai, kemudian mengenakannya dan membuka dompet. Mengambil sejumlah uang sebelum kemudian dilemparkannya ke arah si wanita yang masih tidak bergerak dalam tidurnya.
Devario menebak bahwa mungkin perempuan itu kelelahan karena aktivitas panjang mereka, mengingat Devario terus menghujamnya tanpa istirahat sedikitpun. Devario terlalu kalut dan ia benar-benar ingin menuntaskan hasratnya yang begitu meningkat.
Ya, setelah mengantarkan Aliana terlebih dulu ke rumah dan memastikan gadis itu tidur, Devario memilih mengunjungi salah satu bar milik temannya dan menyewa seorang perempuan untuk memuaskannya di ranjang. Semua Devario lakukan karena tidak ingin sampai dirinya kembali menyerang Aliana seperti malam kemarin. Meskipun sebenarnya hasrat itu di bangkitkan oleh gadis kecilnya.
Devario menjalankan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, ia ingin segera tiba di rumah dan istirahat.
Dan setibanya di rumah, Devario yang benar-benar kelelahan melaksanakan keinginannya itu. Tertidur hingga hari beranjak siang, bahkan matahari sudah berada di puncak.
Tidak biasanya memang, tapi Devario merasa segar siang ini.
“Daddy?” Aliana terkejut saat mendapati sang daddy keluar dari kamarnya dengan wajah bangun tidur.
“Hallo, princess. Selamat siang,” Devario berjalan mendekat lalu menjatuhkan satu kecupan di pipi gadis itu.
“Siang juga Dadd,” balas Aliana, seraya membalas kecupan pria dewasa itu. “Aku kira, Daddy kerja.”
“Daddy libur dulu, cape.” Kemudian Devario merangkulkan tangannya pada sang putri dan melangkah menuruni undakan tangga menuju dapur, Devario merasa perutnya lapar karena sudah melewatkan sarapannya akibat tidur terlalu nyenyak.
“Tumben, biasanya secape apa pun Daddy tetap berangkat kerja,” ucap Aliana sedikit mencibir.
Ya, daddy-nya itu memang gila kerja, dan Aliana terkadang sebal meskipun pria dewasa itu masih selalu menyempatkan waktu untuk mengantar, menjemput dan menemaninya makan. Tidak pernah ada jalan-jalan atau liburan, dan itu yang membuat Aliana sebal pada pria yang di panggilnya Daddy.
Meskipun anak adopsi, Aliana juga menginginkan bisa berjalan-jalan atau liburan dengan daddy-nya seperti anak-anak pada umumnya, tapi Devario terlalu sibuk dan Aliana yang terlalu tahu diri tidak ingin memaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Sugar Baby
RomansaLima belas tahun hidup bersama Aliana yang diadopsinya dari sebuah panti asuhan, perasaan Devario tiba-tiba berubah hanya karena satu sentuhan yang tidak di sengaja. Akankah Devario mampu menahan perasaannya itu, atau justru memilih melanjutkannya? ...