(N)SB : Bagian 16

49.2K 1.3K 32
                                    

Happy Reading guys!!

***

"Baby, apa kamu penasaran dengan keluargamu?" tanya Devario saat Darian sudah tiba dan duduk bergabung bersama mereka di ruang kerja Devario.

"Apa Daddy sudah tahu keberadaannya?" balik Aliana bertanya dan Devario menganggukkan kepalanya kali ini. "Apa mereka bahagia?" lagi Aliana melayangkan pertanyaan pada laki-laki dewasa di sampingnya.

"Kelihatannya seperti itu," Darian yang kali ini menjawab, membuat Aliana menoleh pada sahabat dari daddy-nya itu.

"Uncle tahu?"

"Tentu, karena selama ini Uncle yang mencari semua informasi tentang identitasmu," jawab Darian seraya menoleh pada Devario dengan senyum meremehkannya.

"Sejak kapan?"

"Belum lama ini. Indentitasnya terlalu sulit kami lacak karena tidak ada cukup bukti selain liontin yang kamu kenakan saat tiba di panti,"

"Liontin?" Aliana mengernyitkan dahinya tak paham. Devario yang mengerti pun segera merogoh saku celananya, dan mengeluarkan sebuah kalung yang ia dapatkan dari Nyonya Arin lima belas tahun lalu. "Ini milikku?" tanya Aliana seraya meraih liontin cantik yang di keluarkan daddy-nya.

Devario mengangguk. "Nyonya Arin yang memberikannya saat itu, selama ini Daddy memang menyimpannya untukmu karena memang hanya itulah petunjuk satu-satunya untuk mengetahui siapa keluargamu. Dan beruntung Darian bisa menemukan pembuatnya langsung sekaligus mengetahui siapa orang yang memiliki liontin itu."

"Dan kalian tahu dimana keluargaku?" Aliana menatap Devario dan Darian bergantian dan kedua pria itu mengangguk bersamaan. Mata Aliana sudah berkaca-kaca saat ini, namun tatapannya tidak terbaca. Aliana sendiri tidak tahu harus merasa lega atau justru sedih mengetahui kabar ini.

Tidak ada lagi yang Aliana tanyakan setelahnya, membuat suasana di ruangan yang cukup luas itu hening untuk beberapa saat, sebelum Meyra dan Keenan menuntut penjelasan mengenai apa yang sejak tadi di bahas oleh Devario, Darian dan Aliana.

"Jangan bilang kalau perempuan yang tadi itu ...."

"Ya kamu benar. Itu alasan kenapa aku memutuskan untuk bekerja sama dengan perusahaannya. Aku ingin tahu lebih jauh tentang mereka sebelum nanti mempertemukannya dengan Aliana. Aku ingin membuat pertemuan yang seolah-olah tidak di sengaja. Dan kebetulan bulan depan adalah ulang tahun J Group. Dengan adanya kerja sama ini, tidak mungkin mereka tidak mengundangku bukan? Dan saat itulah aku akan membawa Aliana ke sana. Bukan untuk mengenalkannya sebagai anak mereka, aku akan membuat mereka menyadari keberadaan Aliana sendiri. Itu pun jika mereka tidak melupakan putrinya yang hilang dua puluh satu tahun yang lalu," terang Devario panjang lebar. Lalu setelahnya menarik Aliana ke dalam pelukan, mengusap dan mengecup puncak kepala gadis itu sampai isakan pilu terdengar mengalihkan tiga orang lainnya.

"Aku memiliki saudara, Daddy? Apa itu alasan kenapa tidak ada yang mencariku selama ini? Mereka tidak merasa kehilangan karena ada Alisya. Apa mungkin aku sengaja di buang?" tanya Aliana dengan rasa perih di hati yang tiba-tiba saja muncul dan berbagai spekulasi memenuhi otaknya.

"Kita akan segera mengetahuinya, Baby. Jadi, bersiaplah. Jika pun mereka memang sengaja menyingkirkanmu, tidak perlu sedih, ada Daddy yang akan selalu bersamamu. Ada Meyra, Darian, dan Keenan yang akan menjadi keluargamu," ucap Devario masih dalam keadaan memeluk Aliana yang belum juga menghentikan tangisnya. Ketiga orang lainnya yang ada di sana menganggukkan kepala, meyakinkan Aliana bahwa mereka akan tetap menjadi keluarganya, tidak peduli bagaimana asal usulnya. Karena yang mereka tahu Aliana adalah bagian dari mereka sejak lima belas tahun lalu.

(Not) Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang