(N)SB : Bagian 5

114K 2.4K 30
                                    

Happy Reading!!!

***

Selesai membaringkan tubuh mungil Aliana ke ranjangnya, Devario melangkah masuk ke dalam kamar. Ia butuh mandi untuk menghilangkan penatnya sekaligus lengket di tubuhnya. Tidak juga ingin membuat gadisnya semakin benci saat menyadari bahwa bau tubuhnya sudah bercampur dengan milik perempuan yang tadi sempat akan Devario jadikan sebagai pemuas nafsunya.

Hanya butuh waktu lima belas menit untuk Devario mandi, dan kini ia berjalan kembali ke kamar Aliana setelah mengenakan pakaian rumah yang akan membuatnya lebih nyaman. Aliana masih tertidur nyenyak, dan Devario tidak berniat untuk membangunkannya, ia memilih duduk di tepi ranjang, mengamati wajah cantik yang sembab akibat menangis itu lalu menyingkirkan rambut-rambut nakal yang menghalangi wajah lelap Aliana sebelum kemudian satu kecupan dijatuhkannya di kening gadis itu.

“Maafin Daddy, sayang.” Bisik Devario dengan suara lirih.

Engg,” Aliana yang merasa terganggu dengan perlahan membuka matanya, dan terkejut saat mendapati sang daddy berada di depannya. Refleks, Aliana mendorong tubuh itu menjauh dan dirinya berbalik arah, membelakangi Devario. Enggan menatap pria itu.

Princess,” panggil Devario lembut, berusaha meraih pundak gadis itu yang dengan cepat di tepis Aliana, membuat Devario menghela napasnya pelan. “Daddy minta maaf, Sayang,” ucapnya kemudian.

“Keluar, aku gak mau ketemu Daddy!” ujar Aliana menahan sekuat tenaga agar tidak menangis.

Baby, please, dengarkan dulu penjelasan Daddy …” mohon Devario, kembali meraih pundak Aliana yang sudah bergetar, menandakan bahwa gadis itu kembali menangis.

“Dia—”

“Untuk apa Daddy menjelaskan? Toh bukannya wajar jika melakukan hal seperti itu apalagi untuk orang dewasa? Aliana tahu sebagai pria dewasa Daddy membutuhkannya. Aliana hanya kecewa karena Daddy tidak lagi memedulikan Aliana. Daddy memilih bersenang-senang dengan perempuan itu di bandingkan menjemputku seperti biasanya,” Aliana sudah mengubah posisi tidurnya menjadi duduk, menatap pria dewasa di depannya itu dengan tatapan terluka. “Ah, tidak, seharusnya aku sadar diri, aku hanyalah anak angkat. Sangat wajar jika Daddy mengabaikan aku,” ralat Aliana cepat-cepat.

“Maaf sudah mengganggu aktivitas Daddy sore tadi,” ucapnya kemudian, lalu turun dari ranjangnya dan hendak melangkah, tapi tarikan Devario di tangannya membuat Aliana kembali terjatuh ke tempat tidur, dan dengan segera Devario menyambar bibir ranum Aliana, menciumnya dengan rakus untuk menyalurkan amarahnya mengenai apa yang diucapkan gadisnya itu.

Devario baru melepaskan ciumannya ketika dirasa Aliana kehabisan napas, setelahnya menarik gadis itu ke dalam pelukan.

Untuk beberapa saat hanya napas terengah keduanya yang menyelimuti, hingga kemudian Devario mendorong pelan tubuh mungil Aliana untuk memberi jarak, lalu menatap gadis itu dengan serius.

“Jangan pernah merasa bahwa Daddy tidak memedulikankan kamu, Baby. Jangan menganggap bahwa dirimu tidak penting untuk Daddy—”

“Tapi kenyataannya memang begitu. Belakangan ini Daddy menjauh dan bersikap acuh pada Aliana!” sentak gadis itu memotong kalimat Devario.

“Dengerin dulu penjelasan Daddy, Baby, please! Tidak ada maksud untuk Daddy mengabaikan kamu. Tidak sama sekali!” ucap Devario masih sambil terus berusaha menenangkan Aliana yang berontak dalam pelukannya. “Daddy akui kalau beberapa hari ini Daddy menghindar, tapi Daddy memiliki alasan—”

(Not) Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang