Happy Reading !!!
***
“Sekarang kamu tinggal dimana? Apa orang tuamu tahu kamu disini?” tanya Devario saat sudah mendengar cerita Anna mengenai kepergiaannya.
“Mom dan Dadd sedang kembali ke Spanyol, itu kenapa aku bisa disini sekarang,” jawab Anna mengukir senyumnya dan semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Devario.
“Dimana putrimu?” tanyanya kemudian karena sejak kedatangannya tiga jam lalu tidak juga mendapati Aliana di rumah. Pelayan bilang bahwa Aliana di kantor Devario, tapi Anna tidak melihat sosok lain yang pulang bersama pria itu.
“Di rumah orang tuanya,” kata Devario menjawab dengan lesu, kembali ia diingatkan pada sosok cantik yang dirindukannya.
“Orang tuanya?” Anna mengernyitkan keningnya tak paham. “Maksud Uncle, orang tua Aliana yang asli?”
Devario mengangguk kecil sebagai jawaban.
Anna diam, tapi dalam kepalanya bertanya-tanya mengenai siapa keluarga adik pantinya itu. Setahunya dulu Aliana di buang, lalu mengapa bisa sekarang malah justru bersama keluarganya? Namun semua itu tidak ingin lebih lanjut Anna pikirkan, toh tentang Aliana tidak terlalu penting untuk menjadi pembahasan saat ini. Ada yang lebih penting dari hal itu, yaitu Devario. Sosok laki-laki yang dirinya cintai sejak dulu, dan sosok yang dirinya rindukan selama tujuh tahun ini.
“Uncle, apa malam ini aku boleh menginap?” tanya Anna menyadarkan Devario yang entah sejak kapan melamun.
“Tentu, lagi pula tidak baik untukmu pulang di malam hari seperti ini,” usapan lembut Devario berikan di kepala Anna. “Kamar yang biasa kamu tempati sepertinya belum di rapikan, jadi tidak apa kamu tidur di kamar Aliana?” Anna dengan cepat menggelengkan kepala. “Kalau begitu istirahatlah, ini sudah larut malam,” kata Devario menarik pelan tubuh Anna untuk bangkit dari duduknya.
Keduanya melangkah menuju lantai dua rumah besar ini, Devario mengantarkan ponakannya ke kamar Aliana sebelum dirinya masuk ke kamarnya sendiri.
Devario langsung menjatuhkan tubuhnya di ranjang, pikirannya sekarang penuh oleh dua perempuan yang sama-sama berarti untuk hidupnya. Anna dan Aliana adalah dua sosok yang tidak bisa Devario abaikan. Namun ia sadar bahwa tidak mungkin keduanya harus ia miliki. Perasaannya terhadap Anna memang sedikit demi sedikit terkikis, tapi tidak bisa dirinya bohongi bahwa ia bahagia melihat sosoknya lagi. Ia memang sudah sangat mencintai Aliana, tapi harus Devario akui bahwa untuk melepas Anna masih terasa berat ia lakukan. Bagaimanapun Anna pernah menjadi sosok yang membuat hidupnya kacau akibat kepergiaan perempuan itu tujuh tahun lalu.
“Uncle,” panggilan yang di susul ketukan di pintu menghancurkan lamunan Devario. Dengan lesu Devario bangkit dari berbaringnya.
“Kenapa An?” tanya Devario begitu membuka pintu kamarnya, dan sosok Anna berdiri di sana dengan wajah segar habis mandi.
“Aku lapar, apa Uncle mau menemaniku makan?” tanyanya dengan wajah memohon.
“Tapi Uncle belum mandi,” ucap Devario yang sebenarnya dengan maksud menolak, tapi tidak kuasa untuk mengatakan itu langsung.
“Aku akan menunggu,” senyum Anna terukir manis dengan sedikit kesan menggoda.
Devario menghela napasnya pelan, tidak tega membiarkan ponakannya itu makan sendiri.
“Baiklah,” putus Devario akhirnya. “Kamu tunggu sebentar, Uncle mandi dulu.”
Anna mengangguk semangat lalu melangkah masuk ke kamar Devario tanpa di persilahkan si pemilik kamar.
![](https://img.wattpad.com/cover/252495419-288-k744901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Sugar Baby
RomanceLima belas tahun hidup bersama Aliana yang diadopsinya dari sebuah panti asuhan, perasaan Devario tiba-tiba berubah hanya karena satu sentuhan yang tidak di sengaja. Akankah Devario mampu menahan perasaannya itu, atau justru memilih melanjutkannya? ...