Happy Reading!!
***
Selesai menerima telepon dari seseorang yang sejak lama di tunggunya, Devario dengan segera bangkit dari tidurnya, meninggalkan Aliana yang masih bergelung kelelahan di bawah selimut.
Singkat, Devario membersihkan tubuhnya yang lengket, lalu kembali menghampiri ranjang gadis mungilnya dan melayangkan satu kecupan singkat di kening dan bibir sebelum kemudian pergi begitu saja tanpa mengucapkan apa pun karena memang ia tidak bisa berlama-lama.
Urusannya saat ini begitu penting, sebab menyangkut Aliana. Ya, apa pun yang bersangkutan dengan Aliana memang begitu penting untuk Devario apalagi soal keluarga gadis itu. Dan selama ini, secara diam-diam Devario mencari tahu tentang keluarga gadisnya, meskipun hanya bermodalkan sebuah kalung yang menjadi identitas satu-satunya yang Aliana miliki.
Cukup lama Devario menunggu kabar mengenai gadis kecilnya itu, dan akhirnya waktu yang di tunggu tiba. Hari ini Devario akan tahu dari mana Aliana berasal, kenapa gadis itu bisa di titipkan di sebuah panti asuhan dan kenapa selama dua puluh satu tahun ini tidak ada yang mencari. Benarkan Aliana di buang atau hanya sebuah kesalahpahaman. Devario mencari tahu semua itu demi kebaikan Aliana. Karena ia tidak ingin sesuatu terjadi di kemudian hari.
Aliana sendiri tidak pernah menanyakan perihal orang tuanya, tapi Devario yakin ada kerinduan dan pertanyaan-pertanyaan yang menjurus pada hal itu di benak gadis kecilnya.
Sebelum nanti Aliana mengeluhkan mengenai keluarga dan kehidupannya selama ini, Devario ingin tahu lebih dulu latar belakang keluarga gadis itu, agar ia tahu apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Lima belas tahun Devario hidup bersama Aliana, mengasuhnya, menyayanginya, dan bahkan melakukan apa pun untuknya termasuk memberikan perhatian dan kasih sayang yang seorang anak butuhkan dari orang tuanya. Ia sudah terlanjur mencintai gadis kecil itu, mencintainya sebagai anak, meski itu sudah berubah sejak beberapa minggu ini.
Namun justru karena inilah Devario tidak ingin sampai nanti tiba-tiba ada yang meminta Aliana darinya. Mengaku bahwa mereka berhak atas Aliana, apalagi mengingat Devario yang tidak pernah benar-benar mengurus surat-surat pengadopsian Aliana. Dan itu tentu saja melemahkan posisi Devario dalam mempertahankan Aliana meskipun lima belas tahun ia yang merawat dan membesarkan gadis itu.
Satu jam waktu yang Devario habiskan untuk tiba di sebuah restoran yang menjadi tempatnya bertemu seseorang yang tadi meneleponnya. Dan tidak perlu untuk Devario mencari, karena orang yang hendak di temuinya sudah memesan ruangan privat untuk bisa membicarakan hal ini dan tidak perlu juga Devario bertanya pada pelayan yang ada, sebab mereka sudah tahu ke mana tujuan Devario. Ya, tentu saja, karena Devario adalah langganan restoran bintang lima ini. Bukan hanya itu saja, Devario juga sahabat dari si pemilik restoran. Namun itu tidak terlalu penting untuk di bahas sekarang.
“Apa saja yang kau dapatkan?” tanya Devario langsung begitu mendudukkan diri di sofa yang berseberangan dengan orang yang akan menyampaikan informasi yang di butuhkannya.
“Tidak bisakah kau minum dulu?” protes orang itu mendelik sebal karena Devario yang terlalu tidak sabaran.
“Aku datang bukan untuk berbasa-basi,” ujar Devario datar. “Jadi, apa yang kau dapatkan? Apa itu akurat?” memicingkan matanya, Devario menatap laki-laki di depannya. Membuat pria itu lagi-lagi mendengus, merasa sebal pada sahabatnya yang menghubungi dan menemui hanya saat ada maunya saja.
“Kau meragukanku?” Devario mengedikkan bahunya santai, lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, duduk tenang tanpa menghiraukan kekesalan orang di depannya. “Sialan!” makinya kemudian saat tidak sama sekali melihat rasa bersalah di wajah Devario.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Sugar Baby
RomanceLima belas tahun hidup bersama Aliana yang diadopsinya dari sebuah panti asuhan, perasaan Devario tiba-tiba berubah hanya karena satu sentuhan yang tidak di sengaja. Akankah Devario mampu menahan perasaannya itu, atau justru memilih melanjutkannya? ...