(N)SB : Bagian 25

20.3K 853 16
                                    

Happy reading
***

Sekembalinya dari Tiongkok, Devario memilih langsung menemui Aliana di rumah orang tua perempuan itu dari pada harus pulang ke rumahnya sendiri, yang setelah kejadian malam itu sangat enggan ia datangi. Devario takut untuk pulang seorang diri, takut Anna masih ada di sana dan tiba-tiba menggodanya lagi.

Malam itu mungkin Devario bisa menghentikannya tepat waktu, tapi tidak ada yang tahu untuk selanjutnya. Sekuat apa pun dirinya menahan, jika godaan itu terus di lancarkan Devario tidak yakin bisa terus menghindar. Apalagi laki-laki adalah kaum yang lemah perihal menahan nafsu. Maka dari itu, untuk menghindari penyesalan Devario memilih langsung ke kediaman Jenkinz untuk menjemput Aliana. Setidaknya dengan adanya Aliana, Devario tidak akan terlalu khawatir meskipun di rumahnya masih ada Anna.

Setelah berbasa-basi untuk beberapa saat dengan calon mertuanya, barulah Devario memutuskan untuk pulang, selain karena hari sudah beranjak malam, Devario pun tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi untuk melepaskan kerinduannya dengan sang kekasih.

Satu minggu terlalu berat Devario jalani tanpa ada sosok Aliana di sampingnya, walau mereka masih sering berhubungan lewat media, tapi tetap saja rasanya kurang. Bahkan yang ada rindunya semakin bertambah dan tak sabar untuk berjumpa.

Sekarang, tidak lagi ada penghalang diantara mereka, bahkan layar datar yang seminggu ini mempertemukan wajah keduanya, digantikan dengan kecupan mesra yang setiap harinya mereka damba. Hanya ada dalam lisan tanpa perbuatan, hanya ada dalam angan tanpa bisa menyalurkan. Sekarang bahkan Devario sudah melepaskan pakaian yang Aliana kenakan, tidak peduli mereka masih di jalan. Terlalu tak sabar membuat Devario rela membagi fokusnya pada dua titik yang bertolak belakang. Satu kepuasan dan satunya keselamatan.

Aliana sendiri tidak bisa mencegah karena sentuhan Devario yang juga amat dirinya rindukan membuat ia sulit mengeluarkan kata. Devario terlalu sulit untuk di hentikan, dan tubuhnya terlalu mendamba sentuhan laki-laki itu. Setelah ini sepertinya Aliana memang harus memikirkan kembali tentang ajakan Devario untuk mempercepat pernikahan. Aliana tidak ingin kehamilan mendahului pernikahannya yang pasti akan membuat semua orang mencibir dan menggosipkan yang tidak-tidak. Bagaimanapun Aliana menolak dianggap murahan. Meskipun perbuatannya dengan Devario bisa di katakan seperti itu, tapi Aliana hanya melakukannya dengan Devario seorang. Jadi, boleh bukan jika Aliana tidak ingin orang di luar sana menganggapnya jalang?

“Pakai kembali bajumu, Baby, sebentar lagi kita sampai rumah,” titah Devario melepaskan tangannya yang bermain-main di kedua dada Aliana.

“Tumben?” Aliana menaikan sebelah alisnya menatap sang daddy yang sudah kembali fokus pada kemudi, menyetir dengan satu tangannya, sedangkan satunya lagi masih digunakan untuk menyentuh lipatan hangat di bawah perut Aliana yang hanya di tutupi rok pendek yang dikenakannya, tanpa ada dalaman yang melindungi karena Devario sudah mengantonginya sejak tadi, dan Devario melarangnya menggunakan kain itu lagi.

Daddy takut di rumah ada orang lain,” jawab Devario apa adanya.

Memang itu yang ia takutkan, para pelayan mungkin tidak akan melihat karena Devario selalu membawa Aliana yang setengah telanjang lewat garasi yang terdapat pintu yang menghubungankan dengan ruangan menuju tangga lantai atas. Tapi jika perempuan itu berkemungkinan ada di rumah ini, Devario tidak ingin membuat Aliana malu dan canggung gara-gara terpergok berbuat mesum. Meskipun Devario tidak berniat menyembunyikan hubungannya dengan Aliana dari Anna. Tapi tetap saja akan sangat memalukan untuk Aliana jika sampai Anna melihat langsung tubuh telanjang Aliana dalam gendongannya menuju kamar.

“Memangnya ada siapa?” kembali Aliana bertanya dengan raut wajah penasarannya.

“Anna,” jawab singkat Devario. Tidak ingin menyembunyikan fakta keberadaan ponakannya yang lama menghilang.

(Not) Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang