Happy reading
****“Pokoknya malam ini Aliana nginep di rumah Papi-Mami, titik!” kukuh Alisya menatap tajam Devario yang sejak tadi, bahkan berhari-hari lalu melarang Aliana untuk ikut bersamanya.
“Gak bisa, Sya. Aliana calon istriku,”
“Tapi dia keluargaku, Kakakku! Dua puluh satu tahu kami berpisah, kau tahu itu. Tidak bisakah kau membiarkan kami berkumpul untuk sejenak sebelum kalian menikah nanti?”
Devario benar-benar sulit dibujuk dan Alisya begitu kesal akan hal itu. Sejak awal, tepatnya satu minggu yang lalu, saat sebuah kenyataan itu terungkap, belum sekalipun Aliana tinggal bersama keluarganya. Dan semua itu gara-gara Devario yang tidak memberi izin.
“Ta—”
“Daddy ….” Mohon Aliana membantu sang kembaran. Jujur ia pun ingin merasakan tinggal bersama keluarganya yang asli. Ia ingin tahu bagaimana indahnya berkumpul bersama papi, mami, adik, juga kakaknya. Namun sayang Alarick belum bisa pulang karena masih memiliki urusan di Jerman, jadilah mereka belum sempat bertemu. Tapi Alisya bilang sang kakak akan kembali malam ini. Maka dari itu dia memaksa Devario agar memberi izin untuk Aliana menginap di rumah orang tuanya.
“Huffh, baiklah,” pasrah Devario pada akhirnya. Tidak tega juga melihat tatapan Aliana yang sepertinya juga berharap bisa berkumpul bersama keluarganya yang baru diketahui keberadaannya. “Tapi hanya malam ini saja,” lanjutnya, membuat senyum yang semula terukir di bibir Alisya dengan cepat surut di ganti dengan tatapan tajam yang sarat akan protesan.
“Kau sudah lima belas tahun tinggal bersama kembaranku, Devario! Tidakkah kau terlalu pelit dengan hanya memberikan izin satu malam untuk keluarganya?” Aliana mendelik merasa keberatan.
Cerita di balik Aliana yang bisa bersama Devario sudah diketahui keluarga Aliana dan mereka tentu berterima kasih karena Devario mau merawat putri mereka. Mengenai hubungannya pun sudah Devario ceritakan sekaligus meminta restu untuk menikahi Aliana. Dan lagi, Tuan serta Nyonya Jenkins merestui karena mereka merasa bahwa mungkin itu adalah yang terbaik mengingat jika tanpa Devario mereka belum tentu bisa bertemu dengan putrinya yang sudah di kira meninggal. Di tambah dengan keduanya yang saling mencintai. Akan terasa jahat dan tidak adil jika tiba-tiba mereka memisahkan Aliana dan Devario, memutus cinta yang sudah dalam terjalin.
“Oke dua malam,” lagi Devario mengalah.
“No, satu minggu.” Devario membulatkan matanya dan menggeleng cepat, tidak setuju dengan waktu yang diinginkan calon adik iparnya. Satu minggu? Ck, yang benar saja.
“Tiga malam,” nego Devario. Namun Alisya menggeleng dan malah menambah waktu menjadi dua minggu, bahkan hingga satu bulan. Membuat Devario frustrasi. Alisya benar-benar berbeda dengan Aliana, gadis itu kuat pendirian dan keras kepala. Sulit untuk Devario mengalahkannya dalam berdebat.
“Oke satu minggu,” pasrah Devario pada akhirnya sedangkan Alisya tersenyum puas dengan keputusan Devario. Sama halnya dengan Aliana, meskipun sedikit tidak tega melihat Devario lesu, tapi tidak dapat di pungkiri bahwa ia senang akan tinggal bersama keluarganya meskipun hanya beberapa waktu.
“Makasi Daddy,” Aliana berhambur memeluk laki-laki dewasa kesayangannya itu.
“Tapi kamu jangan betah di sana, ya, Daddy harap nanti malam kamu telepon Daddy minta jemput,” ucap Devario yang tidak rela jika dirinya harus tidur tanpa Aliana malam ini dan beberapa malam ke depan. Alisya yang mendengar itu memutar bola matanya jengah, ia merasa bahwa pria dewasa itu terlalu berlebihan.
“Udahan pelukannya, kasian supirku sudah terlalu lama nunggu,” Alisya memisahkan dua manusia yang masih berpelukan itu, lalu menarik kembarannya keluar dari kantor Devario. Ya, sejak tadi mereka memang sedang berada di kantor, lebih tepatnya Devario yang sengaja menyembunyikan Aliana di sana karena takut wanita mungilnya di culik oleh keluarganya mengingat satu minggu ini pasangan Jenkins membujuk agar membiarkan Aliana tinggal bersama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Sugar Baby
RomanceLima belas tahun hidup bersama Aliana yang diadopsinya dari sebuah panti asuhan, perasaan Devario tiba-tiba berubah hanya karena satu sentuhan yang tidak di sengaja. Akankah Devario mampu menahan perasaannya itu, atau justru memilih melanjutkannya? ...