(N)SB : Bagian 18

38.1K 1.1K 48
                                    

Happy Reading guys !!!

***

Niat awal ingin mengurung Aliana di dalam kamar gagal gara-gara kedatangan Meyra yang menyeret Aliana untuk menemaninya ke Mall. Sialnya lagi, sekretaris sekaligus sahabatnya itu tidak mengizinkan dirinya ikut dengan alasan bahwa hari ini mereka ingin melakukan girl time. Padahal segala rencana sudah tersusun dalam otaknya untuk mengajarkan lebih banyak ilmu ranjang pada Aliana. Namun semua harus hancur gara-gara sahabat menyebalkannya itu.

“Sahabat sialan kamu, Mey!” maki Devario setelah Aliana dan Meyra melenggang pergi meninggalkan rumah.

“Kau kenapa, Ri?” Keenan yang mendengar teriakan Devario dari dalam rumah segera menghampiri, terlebih makian yang di lontarkannya tertuju pada sang kekasih.

“Ck, kenapa kau membiarkan Meyra membawa Aliana belanja, kenapa tidak kau saja yang menemaninya?” geram Devario, semakin membuat Keenan mengerutkan keninganya tidak paham.

“Meyra tidak ingin aku temani, menurutnya seleraku buruk jika memilih pakaian wanita,” jawab Keenan dengan santainya, lalu tanpa di persilahkan ia semakin masuk ke dalam rumah dan berbelok menuju dapur. Devario yang melihat itu semakin mendengus dan ikut melangkahkan kakinya ke arah yang sama.

“Jus jeruk,” pinta Devario begitu saja saat Keenan menarik satu kaleng soda dari dalam lemari pendingin.

“Kau kira aku pelayanmu,” Keenan mencebikkan bibirnya.

“Dan apa kau kira kau Tuan rumahnya, seenaknya masuk dan membuka kulkas milikku?” balas Devario tak ingin kalah.

Keenan hanya mendengus lalu mengambil botol berisi jus jeruk dari dalam kulkas dan memberikannya pada Devario yang wajahnya masih terlihat kusut bagai cucian yang sudah bertumpuk berminggung-minggu.

“Nih, sekalian aku ambilkan gelasnya,” ujar Keenan berniat menyindir, tapi Devario tidak menghiraukannya, laki-laki itu malah dengan santainya meraih dan menuangkan jus jeruk kemasan ke dalam gelas yang Keenan ambilkan sebelum kemudian meneguk minuman menyegarkan itu. Tidak ada ucapan terima kasih sama sekali, bahkan hingga Keenan menunggu bermenit-menit. Sial!

“Bagaimana ceritanya kau memutuskan untuk menikahi Aliana? Apa kau lupa dia anakmu?” tanya Keenan setelah beberapa saat terdiam, memperhatikan sahabatnya.

“Apa kau sudah lupa aku membawanya dari panti asuhan, bukan istriku yang melahirkannya?” balik Devario memberikan pertanyaan, alisnya terangkat menatap sahabatnya itu.

“Aku tahu, tapi bukan itu maksudku, Rio!” gemas Keenan yang ingin sekali mencekiknya. “Dan apa kau bisa langsung menjawabnya saja tanpa balik bertanya? Kau tiba-tiba memerintahkan orang-orang untuk mengurus pernikahanmu dengan Aliana tanpa memberi penjelasan. Jadi, apa yang sebenarnya sudah terjadi diantara kalian? Apa pernikahan ini sungguhan? Atau hanya sandiwara yang sengaja di rencanakan? Atau mungkin kau mencintai putrimu?” tebak Keenan memicingkan matanya curiga.

“Apa itu salah?” kening Devario mengerut menunggu pendapat dari sahabatnya satu itu.

“Iya, untuk sekarang itu salah. Entah waktunya yang tidak tepat atau apa, yang jelas aku hanya ingin memberi tahumu bahwa dia sudah kembali,” ucap Keenan, menatap serius Devario. Namun laki-laki yang di tatapnya itu malah justru menaikan kedua alisnya tidak paham. Keenan menghela napasnya sebelum kemudian menyebutkan satu nama yang sukses membuat mata Devario membulat, tubuhnya menjadi kaku dan wajahnya menegang.

“Kau serius? Dimana dia berada? Apakah dia baik-baik saja? Dimana sebenarnya dia selama ini?” tanya Devario bertubi-tubi, binar matanya menunjukan rasa antusias, bahagia, dan juga bingung secara bersamaan. Lagi dan lagi Keenan menghela napasnya berat.

(Not) Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang