Happy reading !!
***
Setelah mendengar kabar tentang Anna dari Meyra, Aliana tahu bahwa kemungkinan besar sang daddy pun pasti sudah mendengarnya dari Keenan ataupun Darian. Tapi sejauh ini Aliana tidak melihat perubahan apa pun. Devario masih bersikap seperti biasanya, manis, hangat dan penuh kasih sayang. Tidur masih saling berpelukan dan kemesuman Devario setiap malam bahkan tidak berkurang sedikitpun.
Setiap hari hanya tentang mereka yang di bahas, tidak ada Anna ataupun yang lainnya. Setidaknya Aliana bisa menghela napas lega, ketakutannya tidak terjadi dan semoga saja tidak akan pernah terjadi.
Aliana tidak ingin hubungannya dengan Devario hancur hanya karena hadirnya sosok Anna. Namun hingga saat ini bahkan perempuan itu belum juga menampakan diri, tapi untunglah, setidaknya Aliana bisa menyiapkan diri terlebih dulu untuk kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Karena Aliana tahu setelah keduanya kembali bertemu tidak ada hal yang tidak mungkin seorang Anna lakukan untuk mengambil perhatian Devario seperti bertahun-tahun lalu.
Aliana tahu bagaimana terobsesinya Anna pada Devario. Dulu mungkin Anna masih terlalu muda, tapi sekarang dia sudah tumbuh dewasa. Dua puluh tujuh tahun, usia Anna sekarang jika Aliana tidak salah menghitung.
“Aku tidak tahu kamu berubah atau tidak, Kak, tapi aku harap kehadiranmu tidak mengacaukan semuanya, terlebih hubunganku dengan Daddy.” Batin Aliana penuh harap.
“Baby, apa kamu sudah siap?” tanya Devario, masuk ke kamar Aliana. Perempuan muda yang duduk di depan meja rias itu menoleh dan memberikan senyum tipisnya.
“Sebentar lagi, Dadd.”
“Jangan cantik-cantik, nanti banyak yang melirikmu. Daddy tidak suka itu, Baby,” peringat Devario penuh kecemburuan, membuat hati Aliana berdesir hangat di tengah rasa cemas dan takutnya.
“Posesif,” kekeh Aliana geli, lalu kembali menghadap cermin dan menyapukan lipstick berwarna merah ke bibirnya, menyempurnakan penampilan Aliana yang terlihat semakin memesona. Devario sampai di buat tidak berkedip karenanya.
“Oke, selesai. Ayo berangkat!” Aliana bangkit dari duduknya dan meraih tangan Devario, menggandeng pria tampan dalam balutan tuxedo hitam yang pas di tubuh atletisnya.
“Kamu tidak memakai liontinmu?” Devario menaikan sebelah alisnya saat melihat leher Aliana yang polos.
“Tidak,” Aliana menggeleng kecil. “Biarlah seperti ini. Jika memang aku anak mereka, tidak akan sulit untuk aku dikenali apalagi wajahku mirip dengan Alisya. Disini bukankah aku bersikap tidak sadar akan mereka? Jadi aku tidak akan mengenakannya sebelum mereka menyadari bahwa aku anaknya, lagi pula aku tidak yakin bahwa aku di harapkan oleh keluargaku sendiri.”
Senyum sedih tersungging di bibir Aliana, membuat Devario dengan segera menarik wanitanya itu ke dalam pelukan, kecupan demi kecupan dijatuhkannya, lalu menangkup wajah perempuan tercintanya itu dan menatapnya dengan lembut juga serius.
“Jangan sedih, Baby, kamu masih punya Daddy,” ucapnya meyakinkan. Aliana hanya mengangguk pelan sambil tersenyum, mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.
“Kalau kamu memang tidak akan mengenakan liontin itu, biar Daddy ganti dengan ini,” Devario kemudian mengeluarkan sebuah kalung cantik dari saku celana bahannya, memakaikannya langsung pada leher jenjang Aliana yang begitu terekspos karena rambut panjangnya Aliana pilih untuk di tarik ke atas membentuk sebuah sanggul sederhana dan modern.
“Cantik,” puji Devario begitu menarik dirinya sedikit menjauh setelah sebelumnya menjatuhkan satu ciuman ringan di bibir Aliana. “Sudah siap berangkat, Baby?” tanya Devario menarik kesadaran Aliana dari keterpesonaannya pada kalung yang baru saja Devario pasangkan di lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Sugar Baby
RomanceLima belas tahun hidup bersama Aliana yang diadopsinya dari sebuah panti asuhan, perasaan Devario tiba-tiba berubah hanya karena satu sentuhan yang tidak di sengaja. Akankah Devario mampu menahan perasaannya itu, atau justru memilih melanjutkannya? ...