Happy reading guys!!!
**
"Maaf untuk kekacauan tadi, Sayang,” sesal Devario ketika mereka sudah berada di rumah kembali setelah melakukan pernikahan sederhana di sebuah gereja ternama di pusat kota.
“Tidak apa-apa, semua sudah berlalu,” Aliana berucap dengan senyum lembut yang membuat Devario langsung menarik istri mungilnya ke dalam pelukan, menjatuhkan beberapa kecupan di puncak kepala dan kening dengan diiringi kata maaf juga terima kasih atas segala pengertian dan kepercayaan yang Aliana berikan untuknya.
“Daddy janji, tidak akan membiarkan Anna mengganggu kita lagi.” Janjinya sungguh-sungguh.
“Aku juga tidak akan membiarkan dia merebutmu dariku, karena sekarang kamu adalah suamiku, milikku. Aku tidak akan membiarkanmu dimiliki oleh siapapun termasuk dia.” Aliana tidak kalah seriusnya saat mengatakan itu, karena seperti yang di ucapkan, Aliana memang benar-benar tidak akan membiarkan siapa pun merebut Devario darinya.
“Kamu milikku, Daddy!” ujar Anna tegas, berhasil membuat Devario menarik kedua sudut bibirnya, membentuk sebuah senyum lebar yang begitu menawan.
“Ya, begitu juga dengan dirimu, Baby. Kamu milik Daddy sepenuhnya,” bisik Devario tepat di depan telinga Aliana, membuat perempuan yang masih dalam balutan gaun pengantinnya itu merinding, apalagi ketika Devario dengan sengaja memberikan tiupan-tiupan lembut di sekitaran sana, lalu di susul dengan ciuman kecil berkali-kali di tempat yang sama hingga sebuah lumatan basah diterimanya, membuat desahan kecil Aliana meluncur tanpa bisa di cegah.
“Daddy,” lenguh Aliana seraya mencengkeram kuat kemeja yang Devario kenakan, menahan desah yang ingin kembali dirinya luncurkan atas perbuatan yang pria di depannya lakukan.
Devario hanya merespons dengan deheman singkat tanpa menghentikan kecupan di sekitaran telinga dan leher Aliana. Bahkan kini tangannya tidak lagi tinggal diam, bergerak menyusuri punggung Aliana dan menarik lepas resleting gaun itu hingga kemudian Devario menyusupkan tangannya, mengelus turun naik kulit punggung Aliana yang lembut dan hangat.
“Dad ….”
“Ya Baby?” tangan Devario semakin liar begitu pula dengan bibirnya yang sudah berhasil membuat beberapa tanda kepemilikan di leher jenjang Aliana. Setelah itu ciuman Devario semakin turun mengikuti gaun Aliana yang dengan perlahan Devario lepaskan, hingga sedikit demi sedikit menampilkan tubuh polos Aliana yang selalu berhasil membangkitkan gairahnya.
Ini memang bukan yang pertama untuk mereka, bahkan sudah bisa dibilang biasa mengingat hampir setiap hari mereka tidur bersama dalam keadaan polos meski tidak melakukan aktivitas ranjang. Seharusnya sekarang pun mereka biasa saja, tapi ternyata tidak, Devario benar-benar merasa gugup saat mendamba tubuh Aliana yang perlahan polos karena ulahnya. Tidak beda jauh dengan Aliana yang kini berpaling dengan wajah merah malunya karena Devario yang terlalu intens menatap setiap inci tubuhnya yang sudah ditinggalkan gaun pengantinnya, menyisakan pakaian dalam yang membungkus bagian pentingnya.
Susah payah Devario menelan ludahnya menatap keindahan yang ada dalam diri Aliana, membuat perempuan yang terbaring pasrah di atas ranjang itu semakin memalingkan wajah dan berniat untuk menutup tubuh telanjangnya menggunakan tangan, tapi Devario gesit menahan, menggelengkan kepala meminta sang istri untuk tidak melakukannya.
“Malu Dad!” rengek Aliana semakin memalingkan wajah merahnya.
“No sayang, ini indah,” pujinya tanpa mengalihkan pandangan dari tubuh indah yang Aliana miliki.
Perlahan, Devario menurunkan wajahnya, menjatuhkan kecupan singkat di kedua dada Aliana yang masih terbungkus bra putih yang tidak mampu menampung seluruh isinya, setelah itu ciuman Devario naik ke leher, lalu dagu dan terakhir di bibir, memberikan kecupan-kecupan kecil sebelum sebuah lumatan dilakukannya begitu lembut. Memberikan kenyamanan pada Aliana yang tak lama kemudian menerima dan membalasnya, mengikuti permainan Devario yang mulai menggebu dan menuntut.
![](https://img.wattpad.com/cover/252495419-288-k744901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Sugar Baby
RomanceLima belas tahun hidup bersama Aliana yang diadopsinya dari sebuah panti asuhan, perasaan Devario tiba-tiba berubah hanya karena satu sentuhan yang tidak di sengaja. Akankah Devario mampu menahan perasaannya itu, atau justru memilih melanjutkannya? ...