(N)SB : Bagian 8

96.8K 1.8K 26
                                    

Happy Reading !!

***

Daddyyy …” desah Aliana menggeliat nikmat saat Devario dengan lihainya bermain di kedua gundukan kenyalnya. Tubuhnya melengkung, menenggelamkan hampir seluruh wajah Devario di belahan dadanya, dan pria itu semakin semangat untuk melumat putting gadis itu yang sudah mengeras, lalu menggigitnya kecil, membuat Aliana terpekik dan sensasi nikmat kembali Aliana rasakan.

Tubuhnya semakin mendamba sentuhan Daddy-nya itu dan Aliana menginginkan hal yang lebih dari sekedar sentuhan. Sungguh ia mabuk kepayang dengan cumbuan yang pria dewasa itu berikan. Membuatnya lupa akan segala hal, bahkan lupa jika mereka berada di kantor pria itu yang bisa saja di pergoki salah satu karyawan Devario.

Ya, setelah laki-laki itu mengungkapkan ketidak sukaannya akan Aliana yang dekat dengan pria lain, Devario membawa Aliana ke kantor dan langsung mencumbui gadis itu di dalam ruangannya tanpa ampun.

“Kamu harus ingat baik-baik Baby, jangan pernah ada yang menyentuhmu seperti yang Daddy lakukan. Jangan pernah kamu mengizinkan laki-laki mana pun untuk membuatmu mendesah seperti ini. Semua ini milik Daddy, kamu milik Daddy, dan hanya Daddy yang boleh memuaskan kamu. Jika kamu sedang menginginkannya, jangan sungkan bicara pada Daddy, kamu tahu Daddy tidak akan pernah menolak keinginanmu?” masih sambil meremas kedua dada yang berdiri menantang di depannya, Devario mengucapkan semua itu dan sesekali melayangkan kecupan di leher dan dada gadisnya untuk meninggalkan tanda kepemilikannya.

Aliana hanya mampu menjawab dengan anggukan, karena sesungguhnya ia tidak terlalu mendengarkan apa yang dikatakan Devario, Aliana terlalu fokus pada gairahnya, kenikmatan yang di timbulkan dari sentuhan tangan besar dan hangat Devario, apalagi saat jemari pria itu mulai menyentuh intinya dan mengusap titik paling sensitifnya. Kepala Aliana rasanya pening, tubuhnya bergerak gelisah seiring elusan Devario yang semakin menggodanya.

Daddy, please!” melas Aliana memohon, wajahnya semakin merah dan kabut gairah sudah menutup sepenuhnya manik hitam milik gadis itu. Devario yang paham dengan keinginan gadis itu segera saja memasukan dua jarinya ke dalam inti Aliana dan menggerakkannya keluar masuk dengan ritme pelan lalu berangsur cepat, hingga tak lama kemudian cairan itu mengalir hangat membasahi jari Devario.

“Kamu puas sayang?” Dengan napas yang masih memburu, Aliana mengangguk pelan, membuat senyum puas terbit di bibir Devario. “Sekarang giliranmu memuaskan, Daddy,” ujarnya seraya menarik sabuk yang melilit di pinggangnya dan menurunkan resleting celana bahannya hingga kain itu terjatuh, menyisakan celana dalam yang memperlihatkan tonjolan besar yang membuat Aliana meringis ngeri namun juga penasaran.

Tidak ingin gadis itu hanya menatapnya, Devario mulai membimbing Aliana untuk menyentuh miliknya, mengelusnya dan memainkannya. Dengan sabar Devario mengajari gadis itu hingga kemudian Aliana tidak ragu untuk melakukannya sendiri dan berhasil membuat Devario menerima pelepasannya. Devario cukup puas meskipun masih belum mampu membobol gadis itu, setidaknya meskipun dengan permainan seperti ini ia bisa mendapatkan kenikmatannya. Untuk satu hal yang tersisa biarlah menunggu hingga Aliana siap dan Devario yakin dengan perasaannya sendiri.

****

Liburan yang sudah sejak lama di rencanakan tiba, dan Aliana yang berhasil membujuk Devario kini sudah bergabung dengan teman-temannya. Mereka akan berlibur ke pegunungan dan menginap beberapa malam dengan rencana yang sudah mereka susun, salah satunya adalah mendaki untuk melihat pemandangan indah, dari ketinggian tentu saja.

Aliana yang mencintai alam tentu saja begitu tidak sabar untuk melakukan petualangannya, berbeda dengan Anya yang menekuk wajahnya sejak tadi. Sahabat Aliana tersayang itu tidak suka dengan hal-hal menantang seperti ini, karena Anya begitu feminim. Dia lebih suka ke mall, berbelanja berbagai macam barang perempuan dari pada harus susah-susah naik gunung hanya demi sebuah pemandangan matahari terbit atau tenggelam.

(Not) Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang