Siap membaca?
Author percaya, bagaimana kalian mendukung Setiap karya-karya mereka.Vote dan Komennya.
Thanks for Reading!♪ I Love u - Billie Eilish ♪
*Yora masih menatap Riska bingung. Kenapa dirinya masih menanyakan itu pada Riska? Jelas-jelas Riska sepertinya juga sudah tahu kalo Yora suka sama Vano.
"Gue tau lo suka Vano. Kenapa Lo gak bilang aja sama dia?" Yora menelan salivanya kasar, lalu melotot kearah Riska.
"Gue suka sama Vano. Tapi Lo jadi penghalang gue." jawab Yora sembari mengepal kedua tangannya.
Riska mengerutkan dahinya, ber-Hah lalu Tertawa Kecil. Yora pasti sudah salah paham terhadap dirinya.
"Gu-gue suka sama Vano?" Riska bertanya lagi, dibalas anggukan kuat oleh Yora. Kenapa Yora bisa berpikiran seperti itu terhadap Riska?
"Gue gak suka sama Vano. Kenapa lo jadi nuduh gue?" Riska menaikkan nada Bicaranya.
"Lo sering pulang bareng sama Vano, terus pegang-pegang tangan, senyum-senyum mesra. Nempel aja kayak ketek!" Jawab Yora lagi, memutar kedua matanya malas, meneguk salivanya.
"Ra, Gue gak suka sama Kak Vano. Lo tau gue itu sama dia cuma a-"
Ucapan Riska terpotong saat Billa menghampiri mereka berdua, menatap Riska dan Yora Aneh. Rasanya ada yang disembunyikan dari mereka berdua menurut Bila.
"Udah ngobrol nya?" Tanyanya.
"Emang ada apaan sih? Gue boleh ikut gak?" tanya Bila, menatap Yora dan Riska penuh Harap.
Nampak Raja dibelakang Billa, berdecak kesal lalu merangkul Pundak Bila dengan kuat. "Ayok! Lo ikut gue aja kekelas."
Raja menarik Billa. Billa berusaha melepaskan genggaman Raja tapi tak kunjung terlepaskan dari tangan yang kekar itu.
"Ngapain sih ke kekelas?" tanya Bila marah.
"Bikin Anak!" Jawab Raja dengan Sentakan.
Plakkk! Mulut Raja memerah akibat tamparan yang cukup kuat dari Bila. Yora tertawa kecil melihat mereka yang tak ada habisnya buat damai satu hari saja. "Lo udah tau pakek nanya lagi, Bil!"
"Yaudah, gue ke kelas dulu. Entar pulang gue bicarain lagi sama Lo." Yora pergi dari hadapan Riska, menarik Raja dan Bila menuju kelas.
"Yor. Gue mau balik bareng Riska." Ujar Raja menoleh kearah Riska.
"Gak usah gatelan sama Riska deh. Yang ada lo nambah sakit hati liat Riska sama Vano deketan kayak ketek"
Perkataan ku membuat Riska emosi. Bisa-bisanga Yora menuduh dirinya seperti itu. Padahal jika Yora sangat berharap pada Vano, dirinya bisa membantu. Riska cuma ingin berteman dengan Yora, Gak lebih. Hanya saja Yora terus menghindari Riska yang tak punya salah apa-apa padanya. Cuma karena Riska dekat dengan Vano, Riska yang menjadi target Yora untuk dibenci. Tapi Emosi Riska masih bisa ia tahan, masih tersenyum kearah mereka, walau Riska ingin sekali marah saat ini juga.
Riska menyusul mereka dari belakang, bersama Tari- teman sebangku Riska yang habis dari Toilet.
Yora sesekali menoleh kebelakang, melihat Riska dengan tatapan Tak Suka. Sebenci itu Yora pada Riska? Siapa yang bersalah di antara mereka?
***
Bel pulang sudah berbunyi, waktunya pulang beristirahat. Yora membereskan semua alat tulisnya, bergegas Cepat menuju Koridor. Tanpa memperdulikan Bila Yang memanggilnya keras. "Yoraa!!!! Mau kemana Lo!! Tungguin gue!"
"Bisa gak Mulut lo gak kek Toa? Berisik tau!" Ketus Raja, Lalu keluar kelas. "RAJA NYEBELIN!"
Yora berlari menyusuri koridor. Berharap Sosok itu belum Pulang bersama Riska. Tepat sekali!
Yora, melihat Motor Teddy Bear nya masih terparkir. Yora berjingkrak senang. Raja yang melihat gadis cantik ini seperti orang Gila, gak waras, menghampirinya dan memukul pundaknya Pelan, membuat Yora terkejut. "Aposeh Raja! Jangan ganggu dulu deh"
"Ngapain sih Jingkrak jingkrak kayak Orang kesurupan aja. Abis makan Sajen ya lo?" Raja mengejek
Yora tidak menggubris perkataan dari Raja. Ia senyum-senyum sendiri, menatap sosok yang sangat ia cintai dari pertama masuk sekolah Sma Saturnus ini.
Raja bergidik geli, lalu pergi meninggalkan Yora menuju Mobilnya.
Yora menghampiri Sosok itu, yang hendak naik keatas motornya. Motor itu, pernah mengantarkan Yora pulang, membawa Yora kerumahnya, Hujan bahkan menjadi saksi atas mereka.
Vano mengerutkan dahi, melihat Yora berdiri dihadapannya. "Ngapain lo?"
Yora berdehem. Lalu memberikan Minyak kayu Putih yang Lupa ia kembalikan kemarin. "Nih. Makasij yah"
Vano tak menggubris perkataan Yora. Ia menaiki motornya, memasang Helm berwarna Hitam-merah itu.
"Lo ngapain masih disini?"
"Pulang, udah Sore"
"Anuu -- "
"Anu apaan? Ga ada yang jemput?"
Yora mengangguk pelan, berharap ada Tumpangan dari Vano untuk mengantarkan dirinya pulang.
"Yaudah Naik. Jangan pingsan ditengah jalan"
Yora melebarkan senyumannya, menampakkan wajah Senang nya kearah Vano.
Vano mengegas Motornya hampir dengan kecepatan penuh.
"Ih Tedyy bear! Jangan kenceng-kenceng bisa gak?"
Vano menatap Yora malas dari Spion. Lalu ia mempelankan laju motornya.
"Nah kek gini kan Bagus. Gue mau ngomong sama Teddy bear" Ucap Yora.
"Apa?" Vano menyaut dengan suara yang berat khasnya.
"Gue suka sama Lo, kak"
✒Note!
Vote dan komennya
Sampai ketemu di part selanjutnya... TBC...

KAMU SEDANG MEMBACA
甜 : IRISH COFFEE
Teen Fiction为了你 :"What's wrong with me loving him not loving me? doesn't it take long for hearts to move quickly?" Ketika Cinta bungkam, maka mulut ikut Diam. Ketika Hati tak berani mengungkapkan, maka dirimu tersiksa akan rasa yang Bertahan.