Dimana hati yang tak bisa berhenti mencintai.
Bacanya sambil dengerin multimedia Yaa. Biar ga bosen bosen banget.♪ Can't Help Falling in Love - Elvis ♪
*Yora masih terdiam setelah mengatakan perasaannya tersebut pada Vano.
Ayolah! Kau masih berharap pada yang tidak pasti, Yora?
Vano menatap Yora dari kaca Spion, tersenyum kecil. Jujur! Vano, Cowo yang dikagumi para kaum Hawa di Sma Saturnus ini, baru pertama kalinya melihat Cewe seberani Yora.
"terus?" tanya Vano. Yora berdecak kesal menepuk pundaknya.
"Serius kak! Gue suka sama Lo. Udah lama malahan. Lo mau gak jadi pacar gue,kak?"
Vano nampak terdiam. Berpikir secara matang terlebih dahulu sebelum menjawab. Vano takut, jika ia menolak Cinta Yora, maka gadis ini akan menangis menghabiskan sepuluh kotak tissue dikamarnya.
"Jawab teddy! Gue serius. Kita pacaran yah?"
Vano masih diam. Yora tak hentinya bertanya pada sosok yang sedang mengendarai motor besar ini didepannya. Membuat si yang ditanya menatap Yora malas dari spion motornya.
Sampai akhirnya Yora lelah bertanya dan diam, Vano memberhentikan motornya tepat didepan penjual Chappuchino dipinggir jalan.
Itukan tempat gue beli chappuchino sama Vano yang waktu itu. Kenapa dia berenti disini?
"Udah bengongnya? Turun!"
Yora terbangun dari lamunannya, dan langsung turun daror besar milik Most wanted Sma saturnus ini, Rivanno Leonard.
"2 yah pak" pinta Vano. Lalu Vano menatap Yora yang tengah melihat anak kecil digendong oleh ayahnya.
Vano yang melihat Yora pun, mendekatinya, lalu berdiri disebelahnya.
"Liat apaa lo?"
Yora menoleh, tersenyum tipis. "Gak kok. Cuma liat anak itu."
Vano menajamkan penglihatnnya kesebrang jalan sana. Mendapati seorang anak yang tengah digendong oleh ayahnya dipundaknya.
"Emang kenapa mereka?" tanya Vano. Yora mengangguk Kuat. "Gak Kok. Mending duduk situ aja, sekalian nunggu jawaban dari lo tentang tadi"
Setelah menghela napas kasar, Vano mengikuti Yora dari belakang menuju tempat duduk tak jauh dari mereka.
Dipinggir jalan kota yang Ramai, serta lalu motor dan kendaraan lain membuat bising dimana-mana.
Yora mengubah posisi duduknya. Melihat jelas bentuk simetris dari wajah Vano dari samping. Rambut yang acak-acakan. Yora terdiam melihat ciptaan tuhan ini.
"Liat gue dong!" sentak Yora, menendang kaki Vano. Vano menoleh menatap Tajam Yora.
"apa?"
"Lo belum jawab pertanyaan gue tadi. Kita pacaran yah?" tanya Yora. Itu serius. Benar benar seius.
"Ini bang, udah"
"bentar" ujar Vano pada Yora, laku menghampiri si penjual. "makasih"
Vano memberikan 2 Chappuchino itu pada Yora,lalu menyuruhnya untuk naik keatas Motor.
"Buat gue semua?" tanya Yora dengan ekspresi senang.
"Bukan. Satunya dibuang" jawab Vano malas, lalu mengegas motornya menuju rumah yora, mengantar Yora tepay depan rumahnya.
Setelah mengantar yora, Vano berniat Pulang.Vano memberhentikan lajunya dihalam rumahnya yang 2 lantai itu.
Vano masuk kedalam Rumah, mendapati sosok gadis tengah menatapnya tak suka dari Sofa. "Abis nganter siapa lo?"
"Apaan sih!"
"Mama! Kak Vano udah punya pacar!" teriak gadis itu, lalu dilepar oleh Vano dengan tas yang digandennya.
"jahat banget sih. Omongin sama papa nih?!" ancamnya. Lalu vano memberika 1 buah permen tangkai pada gdis itu.
"Nyogok? Gak! Gue gak mau sebekum lo nembak cewe yang suka banget sama lo!"
"Siapa?" tanya Vano bingung.
Belum sempat gadis itu menjawab, Mama Vano datang membawa teh hangat untk Vano. "Minum dulu, abis itu ganti baju. Bau banget kamu"
"Paan sih Ma"
Setelah meminum teh dari mamanya, Vano keatas, menuju kamarnya. Gadis itu, mengikuti Vano, membawa tas Vano yang tadi ia lemparkan pada dirinya.
"Nih tas kakak" gadis itu memblas lemparan Vano tadi, lalu tertawa dan langsung turun menuju sofa.
"Kurang ajar tuh adik sialan!" Vano menutup pintu kamarnya, membersiihkan diri.
Vano turun kedapur, menuangkan secangkir susu yang ia ambil dari dalam kulkas. Adiknya datang, duduk dimeja makan sembari membuka kulit jeruk.
"Lo udah ada Cewe bang?" Vano menoleh, mendapati adiknya telah dudluan melihatnya.
"Lo tuh nanya itu terus. Gak bosan apa?!"
"emang kenapa? Ada yang lo suka yah? Siapa kak? Yora yah?"
Pertanyaan itu membuat Vano terdeak, menyemburkan susu dimulutnya kearah Adiknya itu. "Jorok banget sih, Njing!"
"Emang bener kan lo suka sama Yora?! Ngaku!"
Vano menggeleng kuat, lalu duduk didepan adiknya itu, menatpnya malas. "Gak"
'Iya!"
"Gak"
"Iya!"
"Gak"
Papa mereka datang, membuat mereka semua diam menatap pria yang kelihatan masih sedikit kekar itu.
"Kenapa sih kalian gak bisa diem. Berantem terus" ujarnya, lalu menatap mereka satu persatu.
"Tau nih pa! Kak Vano duluan'
"Kamu yang duluan!"
"Kamu yang duluan kak!"
"sudah! Udah malem. Mending masuk kamar masing-masing. Tidur!"
Vano melangkah kaki malas menuju kamarnya, melewati anak tangga yang membuat kakinya keram. "Pa! Ada tamu tuh!"
Entah siapa yang datang malem-malem begni, Vano tak memperdulikannya. Ia masuk kedalam kamar, menguncinya dari dalam.
Lalu ia mengambil sebuah gitar yang kita tahu, gitar itu tidak murah. Sangat tidak murah.
Vano memainkannya, dengan lagu Tentang Rindu-Virzha . Apakah Vano Rindu denagn seseorang? Yora? Entahlah. Gadis itu sekarang menghantui pikiran Vano saat ini.
Akankah Vano bisa mencintai Yora yang sudah lama mencintai dirinya?
-
✒Note!
Vote, komen, and- Sharre my story
see you next part, Tbc....
Follow my Instagram
@afr.lyn_
KAMU SEDANG MEMBACA
甜 : IRISH COFFEE
Teen Fiction为了你 :"What's wrong with me loving him not loving me? doesn't it take long for hearts to move quickly?" Ketika Cinta bungkam, maka mulut ikut Diam. Ketika Hati tak berani mengungkapkan, maka dirimu tersiksa akan rasa yang Bertahan.