33' Dauntless

26 1 0
                                    

♪ It's You - Sezairi ♪
*

Kring! Kring! Kring!

Jam Beker berbunyi dengan keras di kamar Vano. Itu mengganggunya sekali karena malam tadi ia harus begadang untuk menyelesaikan PR nya yang sangat banyak itu.

Ia bangun, lalu sesekali menguap karena nyawanya belum terkumpul dengan sempurna.

Tak butuh waktu lama seorang Vano mandi dan bergegas bersiap menuju sekolahnya. Ia turun menuju dapur, melihat adiknya tengah asik makan nasi goreng milik Tina.

"Ayo sarapan sayang. Terus langsung pergi kesekolah. Adek kamu mau ikut katanya." Ujar Tina sembari menuangkan nasi ke piring.

"Iya kak. Males naik motor." Sambar Riska yang masih mengunyah dimulutnya itu.

"Tapi nanti kakak-" belum sempat Vano menyelesaikan perkataannya, Riska dengan cepat menendang kaki Vano dari bawah meja makan. Lalu tersenyum sumringah.

"Pulang bareng Yora lagi ya?" Tanyanya. Vano bungkam lalu berdehem karena tak tau mau ngapain lagi.

"Engga gitu."

"Bohong. Perginya aja kok. Entar Riska pulangnya bareng seseorang."

"Adek udah punya pacar nih, Ma. Masih kecil juga. Ga usah pacaran dulu, deh." Ujar Vano.

Terjadilah pertengkaran disela-sela sarapan pagi itu. Ayah Vano udah duluan berangkat ke kantor. Jadi ga ikut sarapan. Tina hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua anaknya itu. Entahlah, Percuma juga dilerai, yang ada nambah ribut.

Sesampainya disekolah, Riska dengan cepat turun dari motornya Vano.

"Jangan lari-lari, dek!" Vano sedikit berteriak.

"Biarin. Entar cewe kak Vano liat. Mampus kan, entar dituduh pelakor." Tawanya disebrang sana.

Vano hanya menghela napas kasar. Ayolah, perkataan Riska ada benarnya. Sebenarnya Riska tuh sering cerita ke Vano tentang ia yang dituduh oleh Yora karena deket-deket oleh Vano. Apa ya kata Yora kemaren? Oh iya, Nempel terus kayak ketek.

Vano ga ambil pusing. Tapi ia kepikiran terus. Dasar Vano, Ga mau ngaku kalo dia tuh sebenarnya udah lama juga ngelirik Yora. Sifatnya juga Plin plan. Kadang baik, kadang engga, tapi kebanyakan galak ya ke Yora, mangkanya ia ga tau harus gimana lagi.

Vano melangkah 'kan kakinya menuju kelas lewat belakang. Cuma ada beberapa orang yang datang. Mungkin masih Pagi.

Saat ingin menghampiri mejanya, ia tertegun sesaat. Menatap dalam-dalam kotak bekal diatas mejanya itu.

Vano langsung mengecek bekal itu. Ada secarik kertas kecil menempel pada tutupnya.

Jangan lupa dimakan ya. Yang mau tanding hari ini semangat ya. inget Yora kalo perlu hehe.
Dari gue, yang cantik.

Vano tersenyum lalu memasukkan pesan kertas itu ke dalam saku celananya. Vano buka bekal itu, dan isinya nasi goreng, diatasnya tertata Rapi telor ceplok, beserta sayuran yang diukir mirip Beruang.

Tak tega memakannya. Vano menutup lagi kotak bekal itu, dan menyimpannya dibawah meja. Terlalu lucu kalo dimakan sekarang. Lagi pula tadi Dirumah Vano udah sarapan. Mungkin nanti ia makan bekal dari Yora, tiga puluh menit sebelum tanding, mungkin. Biar tenaganya terisi kembali.

Handphone Vano berbunyi. Ia mengecek hp nya. Ia mengerutkan dahinya.

Bbynya Vano: Van, kayaknya pertandingan kita tunda dulu deh.

甜 : IRISH COFFEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang