35' Right Time?

21 1 0
                                    

♪ Levitating - Dua Lipa ♪
*

Yora sekarang tengah berada di ruang Musik. Soalnya tadi sehabis dari Toilet, Wita nelpon Yora dan nyuruh Yora segera Dateng ke Ruang Musik.

"Nempel terus kayak ketek. Entar bau ketek beneran mampus Lo! Awas aja ya kalo Sampe Riska pacaran sama Vano! Gue bakalan jadi pelakor, pelakor yang sesungguhnya." Ia menghentak-hentakkan Kaki dengan emosi membara.

"Ga akan gue biarin kalian deketan terus. Yang harus deketin Vano itu cuma Yora seorang. Ga ada yang lain!"

Tanpa sadar ia kini sudah berada di daun ointu ruang musik. Ia menetralkan nafasnya, hanya ada beberapa orang disana.

"Permisi semuanya." Ujar Yora, sedikit menundukkan badan.

"Iya, masuk." Acuh Wita.

"Yang berada disini, itu yang akan tampil di festival acara musik. Latihan aja yang serius, nanti kakak kasih tau kalian bawain lagu apa dan apa yang harus kalian lakuin." Ujar Wita serius.

"Wait- ada beberapa personil tambahan dari luar. Vano sama Ginta, nanti mereka juga ikut tampil walaupun bukan anak Musik. Ini perintah kepala sekolah, ga ada yang nolak. Kerja sama itu penting, ajak mereka buat latihan bareng, paham?"

"Paham" semua menjawab.

Kalo itu mah pasti diajak Latihan bareng terus hehe gumam Yora.

Di ruang musik ini, ada sekitar 6 orang yang akan tampil. Yora sebagai pemain Piano, Guntur sebagai Drummer, Hani sebagai Vocalis, Yuma juga Vocalis, Tri sebagai Gitar Bass, dan Maudy sebagai Terompet. Tambahan, Vano sebagai Gitar Elektrik dan Ginta sebagai Biola.

"Yora, Lo harus bisa main Piano pokoknya. Masih ada waktu buat latihan." Pinta Wita, lalu pergi meninggalkan ke enam orang ini.

Mereka berbincang-bincang masalah Penampilan, Mau pakek Outfit apa, dan apa yang mereka harus persiapkan. Yora angkat tangan, ia maunya ngikut aja, jadi Ga pusing-pusing banget mikirin hal ini.

Setelah tiga puluh menit membahas soal festival, Mereka berenam memutuskan kembali ke kelas masing-masing. Yora sebelumnya udah izin kok sama Pak Sobirin, supaya ga dimarah lagi.

Bukannya ke kelas, Yora malahan berlari kecil menuju lapangan utama SMA Saturnus. Tidak ada Vano dan teman-temannya disana. Kok? Biasanya kan mereka latihan basket disini?

"Kok malah ada anak Theater sih? Teddy Bear gue kemana anjir?!"

Ia berniat menghampiri salah satu anggota Theater, dan menanyakan keberadaan team Basket. Mereka bilang katanya Pindah ke lapangan belakang.

Yora dengan sigap berlari sekuat tenaga menuju lapangan belakang. Benar! Mereka sekarang tengah latihan main basket, buat pertandingan besok.

"Hubungan Lo sama Yora, lancar?" Tanya Dipa tiba-tiba saat hendak merebut bola dari tangannya Vano.

"Ga tau." hanya itu yang bisa Vano jawab. Ayolah! Jangan tanyakan saat ini, Vano entar ga Fokus latihannya. Udah tahu Hati Vano tuh masih tanda tanya sama Yora.

"Kak Vanoooo!!" Teriak Yora dengan semangatnya dari pinggir lapangan.

"Semangatt!!" Teriaknya lagi.

"Baru juga diomongin tuh bocah. Kayaknya emang jodoh deh lu sama dia." Kekeh Dipa, lalu kembali fokus latihan.

Pikiran Vano kacau. Sesekali ia melirik Yora yang tengah melambai-lambaikan tangan pada dirinya, dan tersenyum tanpa henti.

Alhasil, Lemparan Vano meleset jauh sekali dari kata sempurna, Melayang keluar lapangan sampai-sampai mengenai kepala Gadis cantik ini.

"Aww!" Yora jatuh dan meringis kesakitan di area pelipisnya.

Vano segera menghampiri Yora, disusul teman seteam nya. Dipa pun ikut mengekor.

"Lo gapapa?" Tanya Vano panik. Semua temannya ikut panik. Pasalnya, Yora ga jawab waktu ditanya, seperti orang pingsan.

Vano panik setengah mati. Dirasa Yora sekarang tengah pingsan, Vano berniat menggendongnya menuju UKS.

"Ga usah. Gue gapapa kok!" Yora Pura-pura. Ia tertawa kecil sejenak, dan langsung berdiri. Dipa hanya cie-ciein mereka berdua, dan langsung meninggalkan Yora sama Vano dipinggir lapangan.

Kini, Vano dan Yora tengah duduk berdua di kursi panjang pinggir lapangan. Nampak Jidat Yora sedikit Benjol disana.

"Beneran Lo gapapa?" Tanya Vano sekali lagi.

"Gapapa. Bola segitu doang mah ga sakit tau. Yang sakit itu kak Vano ga jawab perasaan nya Yora." Yora cemberut dan Pura-pura ga keliatan sakit.

Bego lu Teddy Bear. Obatin kek, apa kek, Emang dari Sononya dingin, ga bisa berubah ya!

Vano hanya diam mendengar ucapan Yora. Yora terlihat mengambil paper bag kecil, di belakang kursi panjang ini, dan menyodorkan nya pada Vano. "Nih!"

"Biar ga capek." senyumnya. Lalu disambut paper bag itu oleh Vano dengan senang hati. Isinya cuma makanan ringan sama minuman kok.

"Diminum ya, terus kalo laper langsung aja dimakan. Jangan kasih ke yang lain, ini khusu buat Teddy Bear." Ujar nya lagi.

Vano menatap dalam-dalam wajah Yora detik ini juga. Yora yang keheranan, hanya menatap balik tatapan itu. Desiran hangat kembali menyeruak diantara mereka. Apakah sekarang, waktu yang tepat buat jujur soal hati nya Vano?

Note!
Gimana gimana?
Ayo Vano, kamu pasti bisa naklukin hati Lo sendiri, jujur sama hati kecil Lo deh, jangan Plin plan!
Tbc...

甜 : IRISH COFFEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang