19' Dandelion

91 14 12
                                    

Masih setia? Atau sudah hampa?
Gugur? Atau nganggur?
Canda? Atau Tawa?

Gimana masih suka Baca Coffe sejauh ini?
Jangan lupa kesan dan pesan nya spam komen disini <3

Jangan pernah bosen dan don't silent readers.
Ada pesan dari Yora buat kalian setia pembaca story ini <3

♪ Dandelions - Rut B. ♪
*


Apakah bisa Yora mencintai Vano selama ini? Tanpa adanya kepastian baik Vano maupun dirinya.

Hey Yora! Siapa dirimu? Lihatlah! Kau bahkan takut mendekati Vano! Apalagi mendapatkan nya kau bisa?

Gercep lah, Ra! Hatimu Bisu, maka mulut ikut Bisu. Kebiasaan menjadi sialan!

Waktu pulang tiba. Siswa maupun Siswi Sma Saturnus berhamburan kesana kemari, membuat kegaduhan sana sini. Entahlah, Yora membereskan Meja nya, bersiap untuk Pulang ke rumah.

Rebahan pilihan yang sangat tepat setelah menginjak kan kaki dikamarnya nanti. Walaupun, Galau.

Tak sengaja Yora menyenggol Bahu Riska membuat Riska mendongakkan kepalanya menatap Yora sedikit Tak suka, "Punya mata? Dipakek." Sentaknya.

Yora tak terima. Yora menepis lengan Riska sedikit kuat membuat si yang dipukul meringis kesakitan.

"Jangan macem-macem yah Lo. Gue gak sengaja juga kalik. Lo tuh yang alay bin lebay"

Riska hanya diam seperti menunggu seseorang. Sudah ditebak, Pria tampan, Osis favorit Sma Saturnus datang kedepan kelas Yora, mengenakan jaket khas Miliknya yang berwarna Hitam Pituh dibagian Bawah.

"Udah selesai?" tanya Vano. Entah pertanyaan itu ditujukan kepada siapa, lantas Yora ikut mengangguk sambil tersenyum.

Vano seketika menghadap nya dan Bingung, "ngapain masih disini? Belum pulang?"

Kali ini Vano bertanya pada Yora. Yora mengangguk lagi, membuat Riska cepat mengganti topik pembicaraan, "Kita kemana udah ini?"

Jelangkung bikin kesel sumpah anjritt! gumam Yora menatap Riska sinis.

Vano mengacak-acak rambut Riska membuat Yora seperti HANTUHHH yang tak kasat mata.

Vano menarik tangan Riska menjauh dari depan Kelas Yora. Tapi-

Vano berbalik Badan, menatap Yora, "Mau barengan gak?"

Yora membulatkan matanya, penuh harap. Terima kasih tuhan

"Gak usah Kak, biar gue pulang sendiri aja" Vano mengangguk senyum. Demi apa Vano tersenyum dengan Yora semanis ini? Mukjizat yang luat biasa!

Hati Yora seakan di kebun Bunga Dandelion. Harum semerbak penuh tanda tanya.

Saat Vano ingin kembali melangkah, "Makasih yah kak atas tawarannya."

Vano mengangguk tanpa menoleh kearah Yora. Itulah Vano, Sulit ditebak, apa isinya Hot atau Icy?

Yora berniat untuk pergi ke Caffe terdekat dahulu, karna mamanya sudah memesan Makanan ringan untuk Dibawa pulang.

甜 : IRISH COFFEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang