Sampai sejauh ini kadang kala Manusia hanya menginginkan keinginan tanpa melihat peranan.
Yora,dengan santai nya masuk kedalam Kelas, datang terlambat karena mamanya ada Tamu yang tak bisa dihindarkan.
Yora sudah menduGOooNngg bahwa Dik.elasnya belum ada Guru yang mengajar. Tidak seperti kelas lain yang sudah belajar bahkan mengerjakan latihan Soal.
Yora menghampiri meja Riska, melempar buku catatan Seni Budaya.
"Makasih udah mau kasih Nomor kak Vano kemaren" ujarnya lalu pergi tanpa mendengarkan kata 'Sama²' dari Riska.
Riska terpaksa memberikan Nomor Hp Vano pada Yora, karena gadis yang selalu mengejar Vano ini terus memaksa.
Yora duduk disebelah Billa yang tengah mengerjakan Pr Matematika. Billa tak sadar jika Yora telah menatap dirinya sedari tadi karena sangat Fokus mengerjakan PR yang Rumit.
"Hehe... Ada Yora...Tumben Telat. Kenapa? Begadang mikirin Kak Vano? Bucin banget."
"Sok Tau. Gue telat itu karena Mama ada Tamu tadi. Gue nungguin hampir setengah Jam tau Gakk!"
Billa mengangkat kedua alisnya, menandakan Jawaban Yora sedikit masuk Akal.
Yora melihat ke sekeliling kelas, lalu, baru menyadari Bahwa Raja tidak kelihatan sejauh ini.
"Calon Pacar Riska mana?" tanya Yora.
Billa menoleh, berpikir sejenak. "Vano?"
"Bukann Ihh!! Sih Raja!! Mana dia? Gak masuk?"
"Oh Raja. Ngomong Bambang! Mana Gue tau"
"Biasanya Pagi kek Gini kalian itu Berantem. Mangkanya ada yang kurang aja Gitu"
Billa mengangguk, kembali melanjutkan kegiatannya.
Tak lama, Guru datang, mereka Melakukan kegiatan belajar mengajar, walaupun Yora tidak Fokus memikirkan Rencana tanpa ada Raja.
✏
"Lo tau gak sih Kalo Riska makin deket sama Vano, Lo gak ketinggalan Info mereka berdua kan?" tanya Billa disela-sela mengunyah mie Ayam.
"Tau lah. Yang ada mereka itu gak bisa dipisahin. Kesel banget guee!!" Billa menggeleng tak tau harus berkata Aplagi.
Yora tak memesan apa-apa. Yang ada ia hanya mengambil Permen disakunya, dan Membawa Botol Kecil berisi kopi untuk menyegarkan pikirannya.
"Lo tau gak?"
"Hemm..." Billa menyaut deheman karena mulutnya penuh.
"Gue dapet nomor Kak Vano!" Yora sedikit berteriak.
Alhasil perkataan Yora barusan membuat Billa tersedak Hampir mati karena kehabisan napas. Ia menandas habis Teh yang tak jauh dari Dekat Botol Kopi Yora.
"Demi Apaa?!! Gue mau dongg!! Susah Bangett cari Informasi sampe Akar kak Vano Tauk!" cemberut Billa.
Yora terkekeh kesenangan karena dirinya merasa akan lebih dekat jika Nomor Vano ada Di Ponselnya.
"Gue udah kebelet. Mau temenin gak?" ajak Yora pada Billa. Billa menyuruh Yora agar menunggu nya sebentar, setelah itu mereka berdua pergi ke WC.
"Ig kak Vano itu Di Privasi ama Dia. Gue Follow aja gak dia Konfirmasi."
"Gue Follow sih, tapi... Kak Vano Konfirmasi Kok!"
KAMU SEDANG MEMBACA
甜 : IRISH COFFEE
Teen Fiction为了你 :"What's wrong with me loving him not loving me? doesn't it take long for hearts to move quickly?" Ketika Cinta bungkam, maka mulut ikut Diam. Ketika Hati tak berani mengungkapkan, maka dirimu tersiksa akan rasa yang Bertahan.