♪ Get you the Moon - Kina ♪
*Apa gue mau ke ruang osis? Berdua? Mimpi apasih gue malam tadi!
"Hei lo! Ikut gue!" Reza membentak.
Oh jadi itu yah kakel gue namanya Reza? Yang katanya cewe populer di Sma Saturnus ini?
"Udah bengongnya?! Kalo belum gue tungguin!" Bentak Reza lagi yang mengagetkan Yora dari bengongnya.
"Eh-eh enggak kak."
"Yaudah kalo gitu! Ikut gue sekarang! Osis, urusin dulu siswa baru ini! Gue mau nganterin cewe bego ini dulu!"
Yora mengikuti langkah kaki Reza entah kemana. Jujur, Yora belum tau tempat-tempar ataupun kelas-kelas di Sma Saturnus ini.
Yora dan Reza akhirnya sampai didepan kelas yang bertuliskan Ruangan Osis.
"Noh loh masuk! Ada Vano didalam nungguin lo! Mangkanya lo jangan banyak tingkah jadi siswa baru." Reza pergi meninggalkan Yora sendirian didepan Ruangan Osis.
Vano? Jadi namanya Vano?!
Tok! Tok! Tok!
Yora mengetuk pintu dan membukanya perlahan.
Ia kaget melihat seorang pria tengah duduk manis dikursi dan memainkan ponselnya dengan asik.
"Halo kak." Yora melambaikan tangannya.
Duh! Kok lu lambai tangan lo sih yora! Inget dia itu anak osis! Mati gua dah.
"Duduk." Pintah nya, lalu Cowo itu berhenti memainkan ponselnya.
"Iya kak." Yora mulai duduk dan menundukkan kepalanya.
Apa cuma gue berdua? Berdua?
"Jangan tegang gitu mukanya! Kenapa bisa telat?" Cowo yang Yora tau namanya Vano itu menatap lekat mata Yora.
Kok natap nya serem sih nih kakel! Tapi kalo dilihat-lihat ganteng juga sih. Eh kok gue mikir yang aneh aneh sih!
"Napa lo lagi mikir kenapa cuma kita berdua yah?" Laki-laki itu masih menatap lekat mata Yora.
Eh kok dia bisa tau sih? Indigo apa punya ilmu hitam nih anak orang?
"Napa lo mikir kenapa gue bisa tau yah?" Laki-laki itu Tercengeh kecil.
Fix! Dia indigo!
"Kenapa lo telat?" Tanya nya sekali lagi.
"Maaf kak, kirain gue enggak telat, soalnya jam tangan gue telat 10 menit" Aya menampakkan muka gemasnya.
Laki-laki itu tertawa kecil. Bukannya tertawa lucu--
"Eh loh gak ada jam lain selain jam tangan lo yang jelek itu!"
Yora melihat jam tangannya dan mengingat kejadian saat itu. Iya! Iya mengingat kenangan saat terakhir kali papanya memberikan jam tangan itu. Jam tangan itu adalah pemberian terakhir ayahnya saat ayahnya dipanggil yang maha Kuasa.
Mata yora mulai berkaca-kaca saat melihat jam tangan itu. Ia tak bisa lagi menahan air matanya. Air matanya mulai menetes walau tak terlalu deras.
"Eh loh siswi baru? Kenapa? Lo sakit hati? Lemah amat!" Laki-laki itu tercengeh kecil.
"Gak kok, gak papa." Yora mengusap air matanya.
"Tapi kayaknya lo sedih banget? Ada apa sebenarnya?" Laki-laki itu mengerutkan dahinya.
"Ini jam terakhir pemberian papa gue. Jam ini tepat ia berikan kepada gue saat papa dipanggil yang maha kuasa" Yora melihat kembali jam tangannya. Jam tangan yang kecil, indah, berwarna merah muda itu.
Tangisannya kembali pecah. Ia mengusap air matanya walau air matanya masih saja mengalir.
"Maaf yah." Laki-laki itu berdiri dan memberikan sebuah sapu tangan kecil kepada Yora.
"Eh gakpapa kok, gue yang salah karena telat, kakak gak perlu minta maaf" Yora tersenyum dan mengambil sapu tangan laki-laki itu.
"Eh kalo boleh tau nama kakak siapa yah?" Yora lagi-lagi tersenyum kepada Laki-laki itu.
Nih anak udah gue bentak, udah gue sindir, tapi masih aja lembut bicaranya Gumam Laki-laki itu.
"Nama gue?"
"Iya, nama kakak siapa?"
"Nama Gue Vano"
"Oh Kak Vano, salam kenal yah kak" Yora tersenyum kecil sambil melipat Sapu tangan Vano.
Seketika Suasana mereka berdua Hening. Tidak ada yang saling bicara. Mereka saling menatap satu sama lain.
Yora mengalihkan pandangan nya dan berdiri melihat-lihat Nama para anggota osis angkatan laki-laki itu.
"Maaf kak, ini semua anggota osis Sma Saturnus yah?"
"Iya" Laki-laki itu masih menatapi Yora dari belakang.
Eh kok gue deg-degan lagi sih saat ditatap dia kayak begitu! Sadar dong ra, lo itu anak baru! Kenal aja belum masa lo udah suka sih sama cowo itu! Aya mengetuk kepalanya pelan .
Yora lagi-lagi membaca nama anggota osis ini. Yal! Ia menemukan satu nama yang mirip sama nama laki-laki yang sedang menatap nya ini.
Rivano Leonard
Nama laki-laki itu sangat unik dan keren menurut yora.
"Eh ini nama kakak yah? Rivano Leonard? " Yora menunjuk nama itu sembari melihat Vano.
Vano masih menatap lekat dirinya.
"Iya. Ga usah sok akrab manggil kakak."
"Terus kakak mau dipanggil apa? Hemm... Teddy bear?" Yora tertawa kecil.
Astaga yora! Lo lagi bercanda sama pujaan hati lo! Ehh kok pujaan hati si! Gini amat dah otak gue!
"Serah lo deh. Norak banget."
"Jadi gue manggil teddy bear aja yah?" Yora lagi lagi tertawa.
Keterlaluan lo yora! Bercanda sama anak osis! Most wanted lagi!
Tok! Tok! Suata ketukan pintu yang membuat mereka terkejut.
"Masuk." Vano berhenti menatap Yora dan langsung melihat kearah pintu.
Ternyata yang masuk adalah Reza.
"Eh vano? Lo gak marahin nih cewe? Mencurigakan. Ada apa?"
"Tanya sendiri. Gue cabut."
"Owh yaudah. Lo anak baru! Lo masuk noh. Cari nama lo di kelas X IPA, tapi gue gak tau lo Ipa Berapa. "
"Makasih yah kak, gue pergi dulu" Yora meninggal kan mereka berdua diruang osis.
Astaga Yora! Kenapa lo bisa suka sama cowo kayak dia sih! Walau ganteng tapi dia galak deh kayaknya! Yora mempercepat jalannya.
Saat berjalan untuk mencari kelasnua, ia bertemu seorang gadis imut nan lucu.
✒Note
Astaga! Yora suka sama vano ternyata!
Baru juga pertama ketemu!
Cocok gak guys?
Apa perkiraan kita salah yah kalo yora suka sama Vano?
Oke Thanks for Reading:)
KAMU SEDANG MEMBACA
甜 : IRISH COFFEE
Fiksi Remaja为了你 :"What's wrong with me loving him not loving me? doesn't it take long for hearts to move quickly?" Ketika Cinta bungkam, maka mulut ikut Diam. Ketika Hati tak berani mengungkapkan, maka dirimu tersiksa akan rasa yang Bertahan.