34' Cinta dan Rahasia

19 1 0
                                    

Sembari Baca, jangan lupa sambil dengerin Multimedia ya... Vibes lagunya ngena banget.

♪ Cinta dan Rahasia - Yura Yunita ♪
*

Pipi Yora bersemu merah bagai buah Apel. Vano hanya tersenyum kecil, lalu menjauhkan wajahnya kembali.

"Makasih. Enak." Lalu Vano kembali masuk ke dalam Kelas. Tak jauh dari kelas Vano, Ada yang nampak tertegun melihat aksi didepan matanya ini.

Ia mengepalkan tangannya, lalu membuah sebotol minuman yang bisa dibilang tidak murah ke dalam Kotak sampah disampingnya. Pergi gitu aja.

Jantung Yora kembali Netral setelah beberapa Kali ia menenangkan dirinya. Ga mungkin, ga mungkin, ga mungkin. Vano tuh ga kayak gini setahu Yora.

"Teddy bangsat Lo kenapa susah banget ditebak! Gue mau kalo kita sama-sama suka langsung sat set sat set aja sih! Gitu aja sulit banget kayaknya!" Greget Yora, Lalu Yora berlari kecil kembali menuju kelasnya, karena bel masuk sebentar lagi berbunyi.

"Susu kambing tuh paling enak. Lo nya aja yang ga pernah cobain." Billa melengos kesal.

"Eh undur-undur! Susu sapi lebih enak. Lo nya aja yang ga mau cobain." Raja tak mau kalah.

"Mana ada! Eh cobain dulu susu Mak Lo- eh susu kambing, baru tau tuh."

"Engga. Susu Bapak Lo- eh susu Sapi lebih enak, Bil."

Yora yang mendengar itu hanya berdiam pasrah. Tapi jangan ditanya hatinya sekarang lagi berbunga-bunga banget.

"Tuh ada Yora. Tanya aja ke dia, enakan mana?" Tanya Billa ke Yora.

Yora masih di posisinya, di samping Billa, tersenyum kegirangan. "Akhirnya gue berhasil!"

Seisi kelas menengok ke arah mereka Bertiga.

"Maklum Toa nya lagi rusak. Perlu di service" ujar Raja ke semua teman-temannya menahan malu.

"Apaan sih, Gue lagi seneng juga."

"Iya senengnya kenapa, Ra?" Tanya Billa.

"Pokoknya gue seneng seneng seneng banget, Bill. Tau ga?"

"Tau. Jigong Raja bau Ketek Sapi kan?" Ejek Billa menatap Raja sinis.

"Sok tahu Lu. Nih cium sendiri"

"Ogah!" Tepis Billa saat Raja ingin membuka Mulutnya lebar-lebar.

"Ihh kalian tuh! Dengerin dulu!"

"Kemaren gue di cium sama Vano, terus sekarang Bekal gue dibilang Enak!" Yora sedikit menahan teriaknya.

"Oh my God! Wait wait! Jadi sekarang Lo sama Vano lagi Pdkt-an gitu?" Billa bertanya dan dibalas anggukan kuat oleh Yora.

"Ada kesempatan gue bisa deketin Riska" Raja menaikkan satu alisnya.

"Emang Riska mau sama modelan kayak lu?" Billa mengejek.

"Ada ya! Wekkk!" Cibir Raja.

"Udah ah, gue mau menghalu dulu. Kalo mau ribut kecilin aja suara kalian." Yora duduk, dan senyum-senyum sendiri, mengambil Novel dari laci mejanya.

Selang tiga menit, tiba-tiba Riska berjalan mendekat kearah mereka, Lalu menyodorkan buku catatan milik Billa. "Makasih ya,"

Billa mengangguk, tersenyum tipis.

Saat Riska ingin pergi, "Akhirnya ada yang bakalan jauh-jauhan nih, dan gue yang deket-deketan."

Yora bersuara, menyindir Riska sambil membaca Novel, sesekali melirik dikit-dikit ke Riska, senyum penuh kemenangan.

Billa menoyor kepala Yora, Membuat Yora sedikit meringis.

"Ga usah dengerin Ris. Maklum Yora kalo baca Novel genre Romance suka Gila." Billa tersenyum paksa. Ga enakan orangnya kalo Billa mah.

Riska hanya diam. Melihat ke arah Yora, yang tengah melihatnya sinis.

Kok ga panas sih? Panas dong, biar makin seru. Gumam Yora.

"Iya, sayang- eh Riska. Suka susu sapi atau susu kambing?"

"Rajaaa!!!" Teriak Yora. Semua Melotot.

---

"Tari, ke WC yuk?" Ajak Riska dari sudut sana.

Saat Riska dan Tari keluar dari kelas, Yora mengikuti mereka. Tadinya ngajakin Billa, tapi Billa masih mau ngerangkum tugas kemaren. Udahlah Bodo! Yora juga bisa sendiri.

Sesampainya di WC, Terlihat Riska mencuci tangannya di wastafel. Yora pun ikut mencuci tangan. Posisi mereka telat bersebelahan, tapi tak ada yang saling tegur menegur, saling pandangan dari Kaca pun enggak.

Akhirnya, Riska lah yang mengalah. Ia melihat lekat ke arah Yora. Yora pun keheranan. "Kenapa? Ada masalah?"

"Lo kenapa sih, Yor? Gue ada salah sama Lo ya?" Tanya Riska.

"Engga. Ga usah kepo deh." Yora sudah selesai mencuci tangannya. Lalu saat hendak melangkah keluar, Yora terdiam mendengar Ucapan Riska.

"Bilang Ra. Gue tuh cuma pengen diantara kita baik-baik aja."

Yora menoleh, "Ga usah sok Baik. Gue cuma pengen Lo jauh-jauh dari Teddy Bear gue."

"Asal Lo tau ya, Ra, gue tuh ga ada hubungan apa-apa sama kak Vano. Wajar dong kalo gue Deket sama dia secara gue tuh-"

"Ada apa ya? Kok ribut-ribut?" Seorang cewe cantik masuk menengahi.

"Kalian Bolos pelajaran ya?!" Sentaknya, melipat kedua tangannya ke depan dadanya.

"Maaf kak Reza, kita udah izin sama gurunya kok."

Nih nenek lampir kenapa pakek acara Dateng segala lagi. Kepo banget sama urusan gue! Urusin aja noh OSIS!

"Masuk atau gue laporin kalian ke BK!" Nada bicaranya sekarang Meninggi hampir dikategorikan teriak.

Lantas semuanya pergi dari sini, Tertinggal Reza, yang masih di kamar mandi sendiri.

Ia melangkah menuju wastafel, mencuci kedua tangannya. Ia tersenyum sinis, menatap dirinya yang cantik di cermin.

"Lo pikir, semudah itu?" Ujarnya, sambil memasang Lipstik di area Bibirnya, dan pergi menuju kelasnya.

-
TBC...

甜 : IRISH COFFEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang