Suka banget sama lagu nya Nuca yang satu ini. Btw, jangan lupa dengerin sambil baca Yaa.
♪ Crolatte - Nuca Idol ♪
*“Cepetan, kasih tunjuk ke gue hapalan Lo, Gitu aja susah banget!" Bentak Wita pada Yora membuat semua mata melihat kearah mereka.
"Tapi gue belum hapal Kak. Baru sedikit." Yora takut. Pasalnya ia lalai dalam tugasnya itu.
"Udah ketebak sih. Lain kali kalo Lo mau ngikutin ekskul tu yang niat. Salah nya tu di Lo, mangkanya jadi gini kan!"
Wita melihat kearah ponselnya yang tengah berdering di atas meja dekat piano tua ini. Itu telfon dari Bu Irma, Guru pengampu ekskul Musik.
"Halo Buu, Selamat siang, ada yang bisa saya bantu Bu?"
Sok Sokan lembut padahal mah aslinya kayak macam kelaparan! gumam Yora dalam Hati.
"Baik Bu, Terima kasih sebelumnya."
Wita memutuskan sambungan telfon dari Bu Irma. Ia menatap Yora dari atas sampe bawah. Sambil menaikkan satu alisnya.
"Lo mau dimaafin?" Tanya Wita mengintimidasi.
Yora diam. Ia tak tau harus menjawab apa. Riska berbisik di telingan Yora agar bilang Mau aja gitu biar masalahnya selesai.
Yola menghela napas kasar, "Mau"
"Bagus. Tapi ada satu syarat!"
"Apa kak?" Tanya Yora. Ia takut syarat yang diberikan Wita aneh-aneh dan itu sangat membuat Yora kesal.
"Lo harus paksa Cowo Lo tadi buat ikut tampil di acara kita. Mau ga Lo?"
Yora melotot. Tampak kegirangan di raut wajahnya. Wita yang melihatnya tampak jijik, "Dih!"
"Mau banget kak! Nanti Yora bilangin sama Teddy Bear- eh maksudnya sama Cowo Yora." Ia tampak tak bisa menahan senyumnya. Riska yang melihat itu hanya bisa lega.
Namun, Apa Yora bisa membujuk Teddy Bear nya buat ikut tampil acara musik sekolah yang ga lama lagi bakal diadain? Yora takut ga bisa menuhin syarat kak Wita dan itu nambah jadiin Yora terjebak dalam Masalah nya.
Wita pergi meninggalkan ruang Musik, katanya tadi mau nemuin Buk Irma buat bahas Acara Musik sekolah itu. Secara 'kan, Wita ketua dari ekskul musik ini.
Udah Sore, hampir menunjukkan pukul setengah lima. Wita menyuruh agar semua anggota langsung pulang kerumah, dan beristirahat. Bisa perhatian juga rupanya Wita ya.
Yora berjalan menuju Koridor sekolah, ia menunggu disana, barangkali taksi online yang ia pesan sebelumnya udah nyampe.
Sepuluh menit berlalu, Taksi Online yang dipesan Yora tak Kunjung Datang. Tapi, terlihat didepan sana, sepertinya ga asing Dimata Yora.
"Kak Dipa!" Panggilnya. Lalu Yora berlari kecil sambil menenteng Tas sekolahnya yang cukup berat itu menghampiri Dipa.
"Lah, Lo? Kok belum pulang? tiati entar diculik sama tikus." Kekehnya.
"Engga lah kak, Yora larinya lebih jago dari tikus. Jadi, Kalo di kejar sama tikus Yora ga ketangkep." Tawa Yora bersama Dipa yang ikut tertawa.
"Nungguin siapa?" Tanya Dipa.
"Taksi online. Tapi belum dateng-dateng nih. Apa macet ya dijalan?" Pikir Yora.
"Coba telpon Cowo Lo. You know lah siapa. Udah ah, Kakak mau ke keruang OSIS. Ada yang mau diambil."
"Hati-hati kak. Sekolah udah sepi banget. Takutnya diculik mbak Kunti" teriak Yora masih yang lagi-lagi tertawa.
Benar kata kak Dipa, Apa Yora harus menelpon Teddy Bearnya? Nomornya udah ada kok sama Yora, masa kesempatan dibuang gitu aja, bodo ah kalo pun Yora ditolak.
Vano tengah membersihkan dirinya dan segera memakai Baju. Tapi kegiatannya terganggu oleh suara Ponsel yang beberapa kali berdering tak berkesudahan.
Vano berdecak Kesal. Ia tak memesan makanan sama sekali, "Siapa sih ganggu banget!"
Ia mengecek ponselnya, "Cewe bawel? Ada apa sih?"
Vano mengerutkan dahi. Ia ingin mengangkat telpon dari Yora. Tapi sore ini ia ingin bersantai dan menenangkan Pikirannya. Jadinya, ia membiarkan Ponsel itu berdering kembali.
"Mana sih kok ga diangkat?" Sebel Yora sambil menghentakkan kakinya beberapa kali.
"Awas aja ya, hati nya kak Vano bakal gue dapetin. Seenggaknya kak Vano ada niatan buat Deket sama gue!" Tegasnya.
"Tapi gimana~ gue cape gini terus ya tuhan! Teddy bear kapan peka nya sih! Apa gue harus pakek Pelet dulu ya biar tuh cowo tertarik ma gue?" Ia meringis pusing, sambil memegangi kepala yang berat di beratkan oleh beban pikiran.
"Jangan! Pokoknya Lo sabar ya Yora. Sebentar lagi kok. Sebentar lagi Vano bakal jadi milik gue seutuhnya. Biarin gue yang berjuang sendirian, ga masalah."
Dan syukurnya, setelah berbicara kepada diri sendiri, sampai-sampai orang yang lewat didepan Yora mengatakan bahwa Yora Gila, Akhirnya Taksi Online itu datang.
"Lama banget, pak." Kesalnya saat masuk ke Mobil.
"Macet neng. Maaf ya, tadi juga ngebut."
Yora berdehem aja. Tak tau lagi harus ngomong apa.
🎐
"Ma, buatin Yora kopi dong. Yora mau bersih-bersih dulu." Ujarnya pada Mamanya yang tengah nonton televisi.
"Iya. Nanti Mama buatin. Kamu mandi dulu sana. Bauk!" Mama nya menutup hidung seolah-olah Yora emang bau padahal engga.
"Ih Mama. Yaudah iya."
Tak lama bagi Yora bersih-bersih. Ia turun menuju Dapur dan mengecek apakah Mamanya membuatkannya Kopi yang ia pesan sebelumnya.
"Yes!" Nampak Yora kesenangan saat Kopi itu sudah ada di atas meja makan.
"Hemm enak!" Yora menyeruput habis Kopi itu.
"Besok gue bakal temuin Teddy Bear, dan paksa dia buat ikut tampil di acara Musik sekolah. Lumayan bisa lebih Deket. Gue dihukum ada untung nya juga. Hii sayang Yora datang besok nemuin kamu!"
Teriaknya saat hendak menuju keatas lagi. Mama Yora yang melihat itu hanya tersenyum.
Seandainya Papa nya ada disini, mungkin keluarga ini sangat Bahagia.
"Anakmu sudah tumbuh dengan baik, Mas. Kamu pasti bahagia disana. Tolong jaga anak Kita, Mas dari surga sana. Semoga Yora baik-baik saja. Bahagia selalu ya, Nak." Ujar Mama Yora, sambil meneteskan air Mata.
✒Note
Kesel sama Vano ga sih Kalian? Kalo emang suka bilang aja gitu. Kasian Yora berjuang sendiri.
See you guys, Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
甜 : IRISH COFFEE
Подростковая литература为了你 :"What's wrong with me loving him not loving me? doesn't it take long for hearts to move quickly?" Ketika Cinta bungkam, maka mulut ikut Diam. Ketika Hati tak berani mengungkapkan, maka dirimu tersiksa akan rasa yang Bertahan.