Saat Yora ingin mengecek apa itu benar Sakti atau bukan, tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Itu Riska. Riska memanggil Yora karena seluruh anggota Musik Perempuan diharap berkumpul dengan Seniornya, Wita Letuyana.
"Semua udah kumpul? atau ada yang masih keluyuran diluar?" Wita bertanya layaknya senior Garang.
Semua siswa perempuan menatap satu sama lain. Tapi Yora masih memikirkan tentang Sakti yang baru dilihatnya tadi. Yora kaget saat Wita memanggil namanya. "Kamu!"
Wita menunjuk Yora dan Yora bergegas menuju kearah Wita. "Iya kak?" Yora pucat dengan keringat dingin yang hampir keluar.
"Kamu ambil data siswa perempuan di atas meja kak Dipa," Yora langsung berlari menuju meja Seniornya itu dan mengambil datanya.
"Ini kak," Yora menyerah kan Data itu kepada Wita. Wita hanya menatap Datar wajah Yora seakan tak bereaksi apa-apa. Terima kasih kek, atau ngomong Oke aja gitu gerutu Yora.
"Oke saya akan mulai mengabsen," Wita mulai menyebutkan nama siswa satu-persatu.
Tak ketinggalan nama Yora pun disebut. Syukurlah nama gue ada didata, makasih yah kak Lova, kak Lova emang baik, gak kayak nenek lampir yang ketusnya tingkat kayak leher jerapah, ketinggian anjirr
"Oke semua hadir, dan sekarang kalian bebas mau milih main musik apa aja, yang jelas main yang benar dan semua siswa diharapkan ada skill bermain musik untuk mengembangkan bakatnya," Yora langsung terdiam mendengar perkataan Wita. Bagaimana mungkin seorang Yora bermain alat musik. Yora saja tidak tahu cara memetik senar gitar dan memukul Drumb. Sialan!
Semua siswa berpencar memilih alat musik yang ingin mereka mainkan. Yora hanya terdiam dan bingung ingin bermain musik apa.
Yora melihat sebuah Piano yang menanggur di sudut ruang musik itu. Yora sangat kagum melihat Piano yang seperti barang antik itu.
"Santi, Itu piano gak ada yang makek kan?" Yora menanyakan kepada salah satu temannya -Santi.
"Iya Ra, Kayaknya gak ada deh, soalnya main piano itu semua orang juga bisa, Btw lo mau main piano itu Ra?" Yora hanya mengangguk pelan.
Gue kan gak bisa main piano, nanti gue salah Not gue bisa malu seisi ruangan ini yora mengetuk jidatnya sendiri.
Bunyi Gitar yang merdu terdengar seketika didalam Ruangan musik itu. Semua anggota musik menghanpiri suara gitar itu berasal. Yora pun mendekati siapa yang bermain gitar itu.
"Lihat cara kakak main gitar yah, yang liat cuma yang bener bener belajar gitar, kalo gak mau kalian boleh pergi dan bermain alat musik pilihan kalian," Wita menatap semua siswa. Semua siswa ada yang pergi dan ada juga yang tetap disana karena ingin berlajar bermain gitar.
"Hey San, Lo mau belajar gitar?" Yora menyenggol lengan temannya itu -Santi.
"Iya Ra, soalnya main gitar seru loh, apalagi kalo kita udah hapal kunci-kunci nya," Yora hanya mulai berpikir.
Gitar ada kunci? Emang pintu sama jendela yang dikunci-kunci pikir Yora.
Bodohnya Yora! Siswa yang berada didekat Wita pun Terkesima melihat wanita ini bermain gitar.
Tak ketinggalan Yora mengangap karena saking kagumnya. "Oh yah, kalian coba ambil gitar dipojokan sana nanti kakak ajarin caranya main gitar, tapi Gitar nya cuma 5, jumlah kalian disini hanya 9 orang 10 sama kakak, jadi 4 ada yang nunggu yah," Semua siswa mengambil Gitar tapi tidak dengan Yora yang hanya berdiri menatapi Gitar itu. Gue main gitar? Gilak kali tangan gue main gitar!
"Oke yang nunggu giliran berarti Yora, Tasya, Anna, sama Dona yah, oke kita mulai," Wita tampak sibuk dengan mengajari ke 5 orang ini bermain gitar.
Yora dan ketiga temennya itu sibuk berbicara mengenai masalah sekolah dan masalah mereka pribadi. "Bisa diam gak sih kalian?!" Sentak Wita yang mengagetkan seisi Ruangan.
Semua siswa yang berada didalam ruangan musik berhenti melakukan kegiatan mereka masing-masing dan melihat kearah Wita. "Gak usah pada kepo kalian, urusin kegiatan kalian masing-masing,"
"Udah! Kalian diem dan perhatiin aja cara gue, yang nunggu giliran coba sambil pelajarin mana aja kunci-kuncinya!" Bentak Wita. Yora hanya melamun melihat mereka bermain gitar. 10 menit berlalu saatnya gantian.
"Heh lo! Ayok gantian!" Wita menyenggol lengan Yora. "Oh iya kak," Yora mengambil gitar yang tadi dipegang oleh Sinta.
"Oke kita mulai, disini ada Kunci E, Terus Kunci B, Coba kalian petik satu persatu senar gitarnya dan rasain perbedaan suaranya,"
Yora mulai memetik senar gitar itu satu persatu. Yora yang tampak jarinya memerah akibat memetik senar gitar itu kini sedikit meringis kesakitan.
"Lo kenapa Ra?" Tanya tasya yang berada disamping Yora. Yora hanya menggeleng dan melanjutkan bermain gitarnya yang dibimbing oleh Wita. "Coba Lo tunjukin ke gue mana kunci E," Wita menunjuk Yora.
Yora lantas kaget. Ia benar-benar tidak tahu mana kunci itu. "Ayo coba tunjukkin ke gue!" Lanjut Wita yang kini suaranya terdengar meninggi.
"Lo dari tadi gak merhatiin yah? Kerjaan lo apa?! Cuma metik-metik gak jelas gitu? Kan gue udah bilangin perhatiin kunci-kunci yang gue kasih tau!"
Yora tidak tau harus berbuat apa kali ini. Dirinya benar-benar Down dibuat oleh Seniornya itu -Wita.
"Lo kayaknya Lemah banget yah! Masa metik gitar bentar aja lo udah meringis kesakitan!" Wita lanjut memarahi Yora. "Dipa! Sini loo!" Dipa bergegas menghampiri diri Wita.
"Kenapa Wit?" Tanya Dipa Heran.
"Ini nih, Masa main gitar aja gak becus!" Jawab Wita kesal.
"Yah namanya juga belajar Wit, sama kayak Lo dulu," Yora yang mendengar pembelaan dari Dipa kini cukup lega.
"Tapi pas gue ajarin nih mereka cuma dia yang gak merhatiin gue Dip! Gue tanya mana Kunci E aja dia gak tau!" Lanjut Wita kesal.
"Yah lo ajarin lagi lah, mungkin dia masih belum paham," Balas Dipa yang kini terus membela Yora.
"Yaudah! Lo main Piano aja sana, Tangan lo gak sakit kalo mai Piano, Basic lo gak keliatan saat bermain Gitar," Wita menyuruh Yora bermain Piano.
"Kak maaf, Gue temenin Yora yah," Santi menemani Yora bermain Piano.
Yora hanya menghela napas kasar nya. "Lo tau gak, Gue itu gak bisa main gitar sedikit pun, Ngerti dikitlah tuh Kak Wita," Yora berdecak kesal.
"Yaudah, gue tinggal yah, Gue mau belajar gitar lagi," Santi meninggalkan Yora sendirian di sudut Ruangan yang terdapat Piano Antik tersebut.
Yora mulai membuka buku not lagu yang ada diatas piano tersebut. Yora mulai mempelajari not not lagu itu. Yora berpikir bermain Piano tidak se Hard yang ia Banyangkan.
Tak lama Yora bermian piano, Yora dihampiri oleh gadis yang kini tengah Lekat dnegan Vano -Riska.
"Hai Ra, Lo mau belajar Piano?" Tanya Riska. "Iya, Gue mau belajar main Piano, Lo sendiri ngapain kesini?" Tanya Yora balik.
"Gak, Gue mau ambil Tas gue, Gue mau kekelas, karena bentar lagi kelas musik selesai," Jawab Riska.
"Eh gue mau siap-siap juga buat kekelas. Gue ambil tas gue dulu," Yora berjalan menghampiri tasnya.
"Gue tungguin ya Ra," Teriak Riska.
Ini kesempatan baik untuk Yora terhadap Riska, saingannya itu.
-
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
甜 : IRISH COFFEE
Jugendliteratur为了你 :"What's wrong with me loving him not loving me? doesn't it take long for hearts to move quickly?" Ketika Cinta bungkam, maka mulut ikut Diam. Ketika Hati tak berani mengungkapkan, maka dirimu tersiksa akan rasa yang Bertahan.