Lost

1.3K 211 38
                                    

Pagi hari Chanyeol begitu rapi dengan setelan kemeja biru langit dan celana hitam berbahan katun membungkus tubuh tegapnya.

Sementara Baekhyun mengenakan sweater putih gading dipadukan Jeans ketat, terlihat simpel namun tak melunturkan pesona Bintangnya.

"Wajahmu jauh lebih menawan saat di lihat secara langsung."

Baekhyun memberikan senyuman tipis saat ibu Chanyeol memberi pujian. "Terimakasih, Bibi. Aku sangat tersanjung." ia menimpali.

Untuk kali pertama ia bertemu dengan orangtua Chanyeol, kesan pertama yang Baekhyun berikan saat melihat mereka adalah rasa segan.
Ia tahu bahwa dua orang paruh baya di hadapannya itu merupakan salah satu orang yang berpengaruh di Korea.

"Tidak heran Chanyeol jatuh dalam pesona mu, nak."

Chanyeol berdeham keras lantaran rasa malu dan canggung akibat ledekan dari ibunya.
"Bu." ia memperingati, sedang sang ibu balas dengan senyuman lalu mengusap lembut rambut milik Chanyeol.

Jika ibu Chanyeol terlihat ceriwis, maka berbanding terbalik dengan sang kepala keluarga yang tak banyak bicara.

Baekhyun pikir, mungkin pria paruh baya itu sedang menjaga citranya di hadapan orang asing, untuk itu terlalu berhati-hati dan hanya berbicara seperlunya.

Baekhyun tidak ingin ambil pusing, karena pikiran negatifnya yang sempat hinggap tidak terbukti, dan ia cukup lega akan hal itu.









Chanyeol pikir, tak apa iya mengantar Jiwon sekolah terlebih dahulu dan setelah itu menemani Baekhyun kembali ke rumah kediaman Keluarga Byun.

Akan tetapi ide yang ia miliki tampaknya tidak terlaksana, lantaran Baekhyun memaksa ikut mengantar dengan segala penyamaran agar ia tidak sendirian di dalam kamar Chanyeol.

Bulat mata Chanyeol menatap pantulan wajah Baekhyun yang berada di kaca spion.
"Kau yakin tidak akan ada yang mengenali penyamaran mu?" tanya Chanyeol meragu.

"Tentu saja!" sahut Baekhyun yakin. "Lagipula aku tidak akan turun dan aku cukup waras." ucap Baekhyun beralasan.

"Terserah kau saja." balas Chanyeol untuk mengakhiri perdebatan.

Sepuluh menit sebelum bel berbunyi, mobil Chanyeol tiba di pelataran sekolah.

"Kita sampai." Chanyeol membuka sabuk pengaman lalu memutar tubuhnya untuk menatap Jiwon yang masih asyik membaca buku cerita di kursi belakang. "Tidak mendengar yang Daddy katakan, hm?" jemarinya menjawil pipi si kecil untuk mendapatkan atensi.

Buku cerita yang sempat dibaca Jiwon turunkan lalu menolehkan kepala ke arah Baekhyun.
"Papa, ikut kan?" sorot matanya menatap polos.

Seketika Baekhyun memasang wajah sedihnya, "Lain kali saja ya? Sebagai gantinya papa akan memberi banyak ciuman untuk Jiwon." dan memberikan bujukan agar si kecil tidak merengek.
Tubuh Jiwon ia tarik ke dalam pangkuan begitu si kecil memberi anggukan, lalu menghujani seluruh wajahnya dengan ciuman hingga menimbulkan kikikan lucu dari bibir mungil itu.

Tawa kecil itu nyatanya menulari bibir Chanyeol, tak ingin Baekhyun memergoki dirinya, lantas ia keluar dari kursi kemudi dan membuka pintu penumpang setelahnya.

"Ayo! Jiwon tidak ingin terlambat kan?" ucap Chanyeol mengingatkan si kecil.

Mendengar kalimat itu, Baekhyun menghentikan aksinya. "Jiwon harus pintar di sekolah, oke?" si kecil mengangguk dan Baekhyun memberi satu kecupan lagi di pipi.

Si kecil mengulurkan tangan meminta Chanyeol untuk menggendong dirinya.

"Bye bye, Papa~" kata si kecil begitu riang dan meninggalkan Baekhyun seorang diri di dalam mobil.

EGOISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang