forced

1.6K 232 38
                                    

Chanyeol membuka matanya dan terkejut lantaran ia justru tertidur tak lama setelah Baekhyun keluar dari kamar Jiwon.

Ia baru menyadari bahwa pintu kamar si kecil masih terkunci, lantas ia menuruni ranjang dan membuka pintu itu.

Suasana di luar kamar tampak gelap lantaran sebagian lampu sudah dimatikan.
"Mungkin Baekhyun sudah tidur di kamarnya." gumamnya, lalu kembali memasuki kamar si kecil untuk melanjutkan tidur.




Baekhyun melontarkan penolakan kala sang ibu mengatakan bahwa ia dan Jiwon harus tinggal bersama Chanyeol untuk sementara waktu lantaran sang ibu akan merawat neneknya yang jatuh sakit di desa secara tiba-tiba.

"Ini tidak masuk akal!" Baekhyun mengucapkannya dengan nada tinggi. "Itu membuatku semakin canggung, bu." erangnya kesal.

"Setidaknya ibu merasa tenang saat pulang ke rumah nenek." sang ibu menjelaskan.

"Kalau begitu, kenapa aku tidak ikut saja dengan ibu?" sela Baekhyun dan mendapat tatapan tajam dari ibunya.

"Lalu bagaimana dengan Jiwon? Dia masih ada jadwal sekolah." si ibu mencecar.

"Tidak berangkat sekolah untuk beberapa hari kurasa tidak apa-apa, agar Jiwon ikut pergi bersama kita." Baekhyun menyahut tanpa beban seolah itu perkara sepele.

Sang ibu hanya bisa menarik nafas panjang mendengar penuturan Baekhyun. "Ibu tidak setuju, Jiwon harus tetap sekolah. Lagi pula kau masih memiliki jadwal konsultasi, bukan?"

"Aku bisa mengosongkan jadwal konsultasi, bu." Baekhyun masih kukuh dengan pendiriannya dan merancang berbagai alasan.

"Tapi kesehatan mentalmu lebih penting untuk ibu,Baekhyun." sang ibu menyorot dengan tatapan penuh harap. "Kau harus tetap berkonsultasi, mengerti?" lalu mengusap pipi putranya.

Baekhyun ingin tetap menolak, namun tatapan memohon yang ibunya berikan membuat dirinya menurut dan memberikan anggukan kecil, yang mana membuat wanita paruh baya itu mengembangkan senyum.








Kelopak mata Chanyeol membuka begitu daun telinganya menangkap suara keributan di pagi hari.

Suara bising Baekhyun paling mendominasi, lantas ia melirik si kecil yang masih nyenyak dalam tidur.

Ia memilih membangunkan si kecil untuk bersiap mandi dan bersekolah, dibandingkan berada ditengah keributan yang bukan areanya.

Dia bukanlah orang yang senang mencampuri urusan orang lain, kecuali seseorang memintanya, itupun harus ia pertimbangkan terlebih dahulu.

"Hei, jagoan Daddy yang tampan, ayo bangun." rambut si kecil ia usap agar terbangun dari tidurnya.

"Pa~" Jiwon merengek namun kedua matanya masih tertutup saat memanggil sang papa.

Chanyeol menarik sudut bibirnya melihat sikap putra kecilnya. "Papa tidak ada disini." ucapnya.

Jiwon membuka matanya begitu saja saat mendengar kalimat yang terlontar dari bibir sang Daddy.

"Dad, Jiwon ingin papa." katanya dengan nada lugu.

Tubuh Chanyeol lantas berdiri, lalu tangannya meraih tubuh Jiwon untuk ia gendong.

"Iya, tapi harus bersihkan badan dulu, oke?" Chanyeol membujuk sembari melangkah menuju kamar mandi si kecil.






EGOISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang