Danger⚠

3.8K 434 18
                                    


Bertahun-tahun Chanyeol mengenal Baekhyun hingga memutuskan untuk berkencan, akan tetapi sosok yang di hadapannya itu seakan asing untuk dirinya.
"Kau bilang kehadiran Jiwon karena kesalahan kita?" wajahnya dibuat keheranan.

Sungguh tak habis pikir, lidah yang dulunya menggumam kata memuja untuk dirinya kini melontarkan kata bak pisau menghunus tepat di hati.

Memelas bukan tipikal Chanyeol untuk menghadapi sifat Baekhyun yang sekarang.
"Bukankah kita melakukannya atas dasar saling suka dan menginginkan?" wajahnya menantang sedang seringai di bibir tak kunjung memudar. "Lagipula aku bukan seorang pahlawan kesiangan, datang kepadamu menawarkan tanggung jawab, lalu menjajikan sebuah pernikahan. Itu bukan diriku sekali Byun."

Masa bodoh Baekhyun akan memaki, Chanyeol kepalang kesal darahnya ikut mendidih hingga puncak kepala.

Akan tetapi Baekhyun tak berniat membalas ucapannya, sorot matanya tetap menajam kentara sekali kekesalan masih menyelimuti.
Keringat di wajah mulai menyembul membasahi paras ayunya.

"Baiklah, aku tidak akan berbasa-basi lagi." Chanyeol berujar sembari menetralkan suara dan raut wajahnya. "Tapi jangan menghalangiku untuk bertemu Jiwon. Jika kau mencoba membuat benteng antara aku dan Jiwon, karirmu sebagai taruhannya." tangannya menepuk pundak yang lebih pendek tanpa rasa canggung. "Aku pergi." dan beranjak dari kediaman sang mantan kekasih.

________

Bantingan pintu nyaring terdengar, mengagetkan siapapun yang berada di dalam rumah.

Si pelaku tak mengindahkan teriakan kekesalan sang ibu akibat ulahnya yang seakan ingin menghancurkan rumah.

"Sialan!" bibirnya mengumpat dengan sisa kekesalan yang masih tertumpuk di benak.

Ia ingin menyalahkan pemuda Na itu, tapi pada kenyataannya tidak sepenuhnya kesalahan ada pada diri Jaemin. Itu salah dirinya yang terlalu menutup kehidupan pribadi, bahkan sang ibu tidak mengetahui kehidupan percintaannya.

"Sungguh aku pun baru mengetahuinya."
Suara Jaemin yang bergetar ketakutan masih terngiang-ngiang di telinga.
"Bahkan Minhyung pun awalnya tidak percaya!" erangan frustasi itu. "Kalau saja aku tahu kak Chanyeol mantan kekasihmu, aku tidak akan membawa Jiwon ke sana." tidak ada kepura-puraan disana.

Baekhyun sungguh ketakutan jalan karirnya akan terhalang batuan besar.

"Jika aku hancur, maka kau harus hancur bersamaku Jaemin." bibirnya berdesis tajam menguapkan rasa kesal yang melingkup.


Pada dasarnya Baekhyun menyesali kebodohannya terdahulu.
Jika saja saling terbuka perihal keluarga masing-masing dengan Chanyeol, kejadian seperti tadi tidak akan terjadi.

Percuma saja bertahun-tahun menjalin kasih, tetapi tidak ada satupun yang terbuka soal privasi.
Kata yang tepat selain bodoh ialah idiot.

Idiot dan naif yang terjerembab dalam bujuk rayuan cinta, sampai-sampai tidak memikirkan hal yang penting selain kata cinta dan sialnya itu bagaikan boomerang yang kembali menyerang dirinya.

Kembalinya kehadiran Chanyeol merupakan sinyal bahaya untuk dirinya.
Saking berbahayanya ia bisa kembali terjatuh pada pesona pria itu, bagaimana rasa rindu dan ingin itu masih ada walau tertutupi ego.

Bulat matanya yang menyorot dibalik lensa kaca dan bibir tebalnya yang berdesis namun candu, itu benar membuat Baekhyun marah.
Bisa-bisanya dua anggota wajah itu memiliki jerat yang jauh lebih kuat.

Ini jelas tidak bagus untuk karirnya.

Bersambung dulu

Pendek banget.. Biarin lah ide sama waktunya terbatas..

Jangan lupa tinggalin jejak seabis baca ya (๑❛ ‿ꆚ❛๑)

Kritik dan saran dipersilahkan

See u 🤗

EGOISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang