Chapter 4

4K 490 8
                                    

Banyaknya tanda cinta dan komentar positif di live, menunjukkan betapa populernya ia dalam dunia entertainment.
Senyuman tipis tersemat di bibir selagi membaca komentar menggoda dari para penggemar.

+Baekhyun ah, wajahmu sungguh menggemaskan! Apa kau memanipulasi umurmu?

+Baekhyun ah~ aku mencintaimu.... Ku tunggu kegiatan terbaru darimu ♡

Ada rasa bangga di hatinya dikala pujian dan cinta ditujukan padanya

+pergilah berkencan!

+aku penasaran seperti apa tipe idealmu itu kkkkk.

Bibir yang semula tersenyum merekah, kini berganti seringaian tipis. Ia sedikit sensitif perihal kencan dan semacamnya.

Bukan berarti tidak ada yang mengajaknya berkencan, tetapi dia sedikit takut menjalin hubungan yang nantinya menghambat karirnya, belum lagi reaksi penggemar yang bisa saja menghujatnya.

Setidaknya cukup sekali ia hampir gagal menapaki dunia entertainment karena kelalaiannya, pikir Baekhyun.

-berhentilah memasang senyuman itu! kau sungguh jelek!

-aku sangat membenci wajahmu yang kau buat sok imut itu!

-menggelikan!

Baekhyun tahu bahwa tidak semua orang menyukainya, pastilah ada sekelompok orang yang membencinya atau orang biasa menyebutnya antis.
Sebaik apapun kau menunjukkan pesona dan image di dirimu, itu tidak akan ada gunanya di mata para antis. Mereka akan mencari celah kekurangan si target dan menggunakannya sebagai bahan olokan.

Hal itulah yang membuatnya takut jika suatu saat kedok yang selama ini ia tutupi akan terbongkar dan akan semakin bertambah para antis memojokkan dirinya.




_______

"Aku sudah menyelesaikan live sesuai yang kau inginkan."

Ponsel yang baru saja digunakan ia berikan pada sang Manager.
Sudah hal lumrah dikalangan public figure jika kegiatan di media sosial sudah diatur oleh pihak Management. Baekhyun termasuk salah satunya, ia tidak memiliki akun pribadi. Ia hanya menggunakan akun yang dibuat oleh agensi yang menaunginya.

"Setelah ini kau ada jadwal wawancara dengan Majalah, lalu syuting  product minuman dan berlanjut pembacaan script drama yang akan kau bintangi."

Baekhyun memijit kepalanya pelan, denyut di dahi masihlah terasa.
Sementara ia memiliki jadwal yang tidak bisa ditunda.

"Aku tahu." balasnya.

Hari ini kali pertama ia akan mengecap dunia akting, walupun bukan menjadi pemain utama, setidaknya perlahan tapi pasti ia akan mendapat posisi yang lebih bagus nantinya jika aktingnya mendapat sambutan baik.




Dalam dunia entertainment tak peduli bagaimana suasana hati dan fisik seorang public figure, sikap profesional di depan umum yang harus diutamakan.

Layaknya robot yang sudah ter-setting dan melayangkan protes itu sama saja menentang ketentuan petinggi Agensi.

Sebagai salah satu penyalur dana terbesar di Agensi, Baekhyun di tuntut sempurna agar terhindar dari skandal sekecil apapun yang bisa saja membuat profit perusahaan menurun.

Bohong jika ia mengatakan tak merasa lelah.
Ia terkadang lelah untuk berpura-pura, namun mengingat betapa susahnya mencapai popularitas tertinggi membuatnya harus memakai topeng tebal dalam jangka waktu yang tak bisa ditentukan.

Baekhyun tersenyum kecut menatapi gambar dirinya dan Jiwon di ponsel.

Si kecil yang tumbuh dan menjadi anak kesepian diusia kanak-kanak.
Ingin sekali ia menghabiskan waktu sekedar berjalan-jalan menyusuri taman kota dengan Jiwon, akan tetapi bidikan lensa kamera selalu mengintai setiap jengkal langkahnya.

Bukan hanya karir yang ia takutkan, akan tetapi keberadaan Jiwon yang bisa saja terancam keselamatannya.




TBC

Jangan lupa tinggalin jejak
Kritik & saran di terima asal bahasanya sopan

Vote & komen salah satu mood seorang penulis buat nerusin cerita

See ya

EGOISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang