chap 12

3K 435 19
                                    

Suasana di pagi hari biasanya identik dengan tenang, diiringi siulan burung dan sepoi angin yang berhembus.
Namun nyatanya itu hanya bualan semata untuk pagi hari di kediaman Byun.

Ketegangan nyata terasa dengan tatapan saling menyorot tajam.

"Aku tidak akan menarik jawabanku."
Baekhyun tetap bersikukuh tanpa melunakkan sedikit pun ucapannya.

"Dan aku tidak peduli!" sementara Chanyeol begitu tegas membalasnya.

Sebenernya tidak akan terjadi percekcokan, jika saja salah satu dari mereka mengalah. Namun keduanya memiliki sifat keras kepala yang setara, membuatnya menjadi semakin keruh.

Ibu Baekhyun memilih diam berlalu dan tidak ingin mencampuri urusan keduanya.

"Pergilah!" usir Baekhyun dengan nada yang sama, begitu rendah dan terdengar ketus.

Chanyeol hanya tersenyum sekilas dan berlalu setelah begitu mudahnya menggeser tubuh Baekhyun yang berada di depan pintu. Memasuki rumah itu begitu saja dengan gema suara yang memanggil nama Jiwon.

Sedangkan Baekhyun mengikuti dari belakang dengan wajah yang tak sedap dipandang.

"Hai jagoan." Chanyeol mengulas senyuman secerah matahari kala mendapati Jiwon sudah terlihat segar di pagi hari. "Sudah siap untuk pergi ke pantai dengan Daddy?" Tawa ringannya mengalun merdu mendapat respon antusias Jiwon.

"Let's go, Daddy!" tubuh kecil Jiwon terlonjak begitu semangat di atas kasur.

"Jiwon tidak boleh pergi!" Baekhyun sedikit menarik tangan mungil Jiwon, membuat si kecil kesakitan dan mulai menangis.

"Sakit papa~" Jiwon mengadu.

Lantas Chanyeol menatap Baekhyun begitu tajam seakan ingin menelan tubuhnya hidup-hidup.

"Kau membuatnya kesakitan!" Chanyeol memperingati selagi mata menatap cengkraman Baekhyun yang mengerat di pergelangan tangan Jiwon.

"Tidak sebelum kau pergi tanpa membawa Jiwon."

Langkah Chanyeol kian mendekat memangkas jarak mendekati Baekhyun.
"Jangan mempermainkan kesabaranku, Byun!" bisik Chanyeol mengancam. Telapak tangannya terulur mencengkeram tangan Baekhyun membuat si empu menahan ringisan.

"Byun Baekhyun." sekali lagi Chanyeol memberi peringatan.

Perlahan cengkraman di tangan Jiwon terlepas, tangan Baekhyun berubah mendingin.
Sipit mata Baekhyun menatap Jiwon dengan rasa berkecamuk di dalam hati.

Harusnya dia marah ketika sang anak memukul tangannya, bukannya malah terdiam menahan rasa sakit yang menyayat hatinya.

Baekhyun terdiam mematung tak melawan lagi saat tubuh sang anak pergi menjauh dalam gendongan Chanyeol.

"Kenapa rasanya sakit sekali." bibirnya bergetar siap meledakan tangis.

Rasa sakit yang Chanyeol berikan di pergelangan tangan tak sebanding dengan rasa sakit karena penolakan Jiwon.

Penolakan sang anak nyatanya begitu membuatnya merasa tak diinginkan, tubuhnya yang semula menegang kini terperosot pelan di atas lantai.







Seharian Baekhyun hanya berguling di atas kasur, lalu bermain ponsel dan kembali terbaring dengan rasa kesepian.

Sebenarnya ia ingin ikut sang ibu pergi menengok neneknya di desa selama libur Chuseok, namun itu tak bisa ia lakukan lantaran Jiwon tidak bersamanya.
Baekhyun bisa terserang pusing karena dicecar banyak pertanyaan jika ikut bersama ibunya.

EGOISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang