uncomfortable

1.3K 231 31
                                    


Tarikan nafas cukup panjang terdengar dari mulut Baekhyun. "Aku tahu ini sangat lancang, tapi sungguh aku penasaran tentang hal ini." ucapnya serius. "Mungkin kita tahu bahwa Chanyeol dan Minhyung adalah saudara tiri, tapi aku sendiri masih bingung siapa yang ayah atau ibu kandung Chanyeol." ia menatap Jaemin dengan penuh tanya. "Kau pasti lebih tau banyak tentang mereka dari Minhyung dibanding diriku, karena kau tahu sendiri Chanyeol sangat menjaga privasinya." lanjutnya sembari membawa tubuh untuk duduk di atas kasur.

Jaemin menelan ludahnya, "Ku kira kak Chanyeol banyak bercerita dengan kakak selama menjalin hubungan." lantas tertawa kering.

Baekhyun menggeleng pelan. "Sayangnya kami tidak begitu terbuka, hanya seputar ambisi layaknya anak remaja pada umumnya sebagai topik pembicaraan, dan selebihnya ya kau tahu lah apa yang biasa sepasang kekasih lakukan jika berduaan." pipinya yang tak gatal ia garuk pelan untuk menutupi rasa malu.

Jaemin membasahi bibirnya, "jadi apa yang sebenarnya ingin kakak ketahui dariku?" ujarnya secara gamblang.

"Bisakah kau ceritakan tentang keluarga ini yang kau ketahui?" tanya Baekhyun dengan suara selirih mungkin.

Jaemin menghela nafasnya berat setelah mendengar pertanyaan Baekhyun, namun ia tetap menceritakan semua yang ia tahu dari mulut Minhyung kepada Baekhyun.

Di mulai dari asal-usul keluarga Chanyeol yang terkena musibah, di mana nyawa ayah Chanyeol menjadi korban. Lalu pertemuan ibu Chanyeol dan ayah Minhyung yang menghasilkan seorang putra dari pria Lee itu.

Kedua bola mata Baekhyun dihiasi bening yang tertampung dan siap meluncur kapan saja. "Apa ini alasan Chanyeol tidak ingin menceritakan keluarganya pada siapapun?" kedua tangannya yang tertaut ia remas.

"Kak Chanyeol tidak bisa menceritakan apapun tentang latar belakang keluarganya pasti ada alasan." Jaemin memberitahu. "Tidak mudah untuk menceritakan luka masa lalu pada orang lain, karena kita tidak tahu respon seseorang jika mengatakan apa yang dirasa."

Baekhyun mengangkat wajahnya menatap langit-langit kamar untuk menghalau embun yang sedari tadi tertampung di mata. "Kau benar." nafasnya ia hembuskan secara berulang. "Terimakasih sudah menjawab rasa penasaranku." lalu mengarahkan pandangannya kembali tertuju pada Jaemin.

Sedangkan Jaemin mengangguk dan memberi senyuman tipis. "Sama-sama, kak" ia bangkit dari kursi, "Ayo kita turun! Aku membawa makanan enak buatan ibuku untuk kakak." lalu menepuk bahu si lawan bicara.

Baekhyun ikut bangkit dan langkahnya terhenti ketika Jaemin mencekal tangannya.

"Kak, ku harap kau tidak mengungkit topik yang baru saja kita bicarakan pada siapapun."

Baekhyun mengangguk mantap, "Jangan khawatir, aku pandai menyimpan rahasia." ucapnya.








Baekhyun tidak terlalu canggung berkat Jaemin yang ikut menemaninya hingga makan malam berlangsung dan ia bersyukur hanya ada Yoora dan Hyunpyo.

Tidak ada kedua orangtua Chanyeol di sana, setidaknya ia tidak perlu takut.
Beruntung pula Yoora dan Hyunpyo tidak melontarkan pertanyaan aneh padanya. Sepasang suami istri itu hanya bertanya tentang karir Baekhyun di dunia entertainment.

Cukup mudah dijawab oleh Baekhyun tentunya.

Atensi Baekhyun beralih pada Jiwon yang begitu asyik bermain dengan Riyool.

Si kecil tertawa lepas dan terlihat raut bahagia tanpa ada beban, hal itu menulari Baekhyun yang tanpa sadar tersenyum melihatnya.









_____________







Kedua mata Baekhyun tak lepas menatap punggung lebar milik Chanyeol. Sedari pulang bekerja si jangkung mematut diri di depan layar komputer selama berjam-jam.

Ingin sekali Baekhyun mengatakan pada Chanyeol bahwa dia tidak betah berada di sini dan kembali ke rumah adalah keinginannya, namun melihat si jangkung yang belum berisitirahat membuatnya urung.

"Apa ketikan keyboard-ku mengganggu tidurmu?"

Baekhyun terkesiap saat suara bariton Chanyeol terdengar dan kini pria jangkung itu sedang menatap dirinya dengan raut tak enak.

Lantas Baekhyun menggelengkan kepala, "Aku hanya tidak bisa tidur di tempat milik orang lain." katanya jujur, karena memang sedari menemani Jiwon untuk menjemput mimpi hingga jarum menunjuk pukul satu dini hari ia tak kunjung jatuh dalam tidur, walaupun sudah dipaksa terpejam.

Meskipun ia sering tidur di hotel saat ada pemotretan di luar Kota ataupun Negara, namun untuk saat ini situasinya berbeda. Ia berada di kediaman milik keluarga mantan kekasihnya dan berbagai hal negatif melayang di pikiran.

"Bagaimana jika ibu dan ayah Chanyeol menatapnya sinis?"

Atau yang lebih parah dia akan dihujat dengan perkataan yang menyakitkan lantaran ia menginap tanpa ada status yang jelas.

Seperti itu kira-kira yang Baekhyun pikirkan, karena ia belum pernah sekalipun bersua dengan orangtua Chanyeol.

Tubuh Chanyeol beranjak untuk mendekat dan duduk di tepian kasur agar ia bisa mengecilkan suara.
"Susu bisa membuat orang terserang kantuk, aku akan membuatkannya jika kau mau." ia menawari.

"Jangan memintaku untuk menimbun kalori di malam hari." ucap Baekhyun dengan sengit.

Chanyeol mengatupkan bibir sejenak untuk menahan diri agar tawanya tidak lolos akibat ucapan Baekhyun.

"Bagaimana dengan jalan-jalan di taman belakang? Setidaknya kantuk akan menyerang saat tubuhmu lelah." sekali lagi Chanyeol membuat penawaran.

"Aku tidak minat." sahut Baekhyun malas.

"Lalu apa yang kau inginkan?" Chanyeol memberi kesempatan untuk memilih.

"Aku ingin pulang."

Jawaban Baekhyun membuat Chanyeol menghela nafasnya.

"Baiklah, kemasi barangmu!" Chanyeol beranjak dan melangkah menuju almari miliknya untuk mencari sebuah jaket untuk ia kenakan.

Sementara Baekhyun terkejut mendengar perkataan Chanyeol. "Tapi kau belum berisitirahat." Baekhyun menyahut cepat.

Tubuh Chanyeol lantas berbalik untuk menatap Baekhyun. "Tidak apa-apa, asal kau tidak merasa sungkan dan bisa tidur dengan nyenyak, karena kesehatanmu lebih penting." jelasnya.

Baekhyun tertegun, lantas ia bangkit dari berbaringnya dan membuat posisi tubuh dalam keadaan duduk. "Bagaimana dengan dirimu sendiri?" ia melempar tanya.

"Tidak perlu dipikirkan." Chanyeol menjawab enteng.

"Kalau begitu tidak usah, aku tidak ingin kau sakit karena sikap ke kanak-kanakkan ku." ia kembali membaringkan tubuh. "Aku akan tidur sekarang." katanya final.

Pikiran Chanyeol tidak tenang dan pekerjaan yang sempat ia kerjakan pun harus ia tunda lantaran fokusnya pecah.

Layar komputer itu ia matikan dan membaringkan tubuh di atas kasur setelahnya.

"Besok aku antar kau pulang ke rumah, setidaknya istirahatkan tubuh mu untuk malam ini saja di rumah orangtuaku." ucap Chanyeol mengalah.

Mendengar penuturan Chanyeol, barulah Baekhyun dapatkan memejamkan matanya dengan tenang.






Segini dulu

Silahkan yang mau ngluarin opini masing-masing..

N buat yang sudah baca & ninggalin jejak terimakasih banyak ya 🥰🥰

See u pay pay all
🤗🤗

EGOISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang