Chapter 2

5.3K 588 14
                                    


"Ingin pak guru temani sampai jemputan Jiwon datang?"

Tawaran Chanyeol bagaikan obat kesepian bagi si kecil yang bermain sendiri tanpa teman sebayanya.

Bibir kecil itu berceloteh menghasilkan tawa sumbang dari yang lebih tua.

"Ya ampun Jiwon~ maafkan nenek telat menjumputmu."

Jiwon menghentikan acara bermainnya, lantas berlari menghampiri sosok sang nenek riang.

"Nenek!" serunya riang sembari memeluk tubuh tua itu.

Keduanya meninggalkan taman setelah berpamitan dengan si guru muda.




"Papa~"

Baekhyun mengulas senyum tangannya terentang menyambut si kecil dalam dekapan.

"Belum tidur hm?" bibirnya mendarat di pucuk si kecil lalu menggendongnya menuju sofa.

"Jiwon ingin tidur dengan papa."

Ucapan polosnya membuat sudut hati Baekhyun ngilu.

Terhitung satu minggu ia disibukkan dengan jadwal promosi dan pemotretan, membuatnya tak memiliki waktu untuk Jiwon.

"Manjanya~"

Hidung mancungnya mengusak perut Jiwon, sedang si korban memekik kegelian.
Lengkingan tawa si kecil menulari sudut bibir Baekhyun, rasa lelah seolah menguap melihat jagoan kecilnya tertawa tanpa beban.

______

Wajah tertidur Jiwon ia usap, bibirnya mengulas senyum getir saat menatapi wajah polos tak berdosa itu.

Buah hatinya, yang dulu sempat ia tolak kehadirannya.

"Baek."

Sipitnya beralih menatap sang ibu yang memanggil namanya, tak ada niatan beranjak lantaran sang ibu lebih dulu menaiki ranjang.

"Sekolah jiwon akan mengadakan piknik dan pihak orangtua harus hadir."

Selembar kertas Baekhyun ambil yang terulur dari tangan sang ibu.

"Kau harus menanda tanganinya."

Tangan kurusnya dengan lihai menyematkan tanda tangan.
"Ibu yang akan menemaninya." bukan pertanyaan melainkan pernyataan.

Helaan nafas terdengar dari mulut yang lebih tua, matanya yang menyayu menatap sang cucu prihatin.
"Kau orangtua kandungnya. Kau juga yang harus menemaninya."

"Bu, aku ini public figure. Tidak mungkin aku menemaninya, orang-orang akan tahu keberadaannya dan aku tidak menginginkan itu terjadi!"

Baekhyun memang menutup rapat kehidupan pribadinya, bahkan wajah sosok keluarga tak ada satupun penggemarnya mengetahui.
Ia terlalu pandai bersembunyi dibalik wajah lugunya.

Bukan tanpa alasan, hadirnya Jiwon sempat menjadi kendala karirnya yang baru saja akan di debutkan menjadi seorang model.
Tinggal menghitung hari debutnya berlangsung, namun ia jatuh sakit dan ucapan sang Dokter membuatnya terpuruk.

Ia mengandung janin dari kekasihnya terdahulu. Desas-desus dirinya tengah berbadan dua merebak hingga sampai ke telinga pemimpin agensi yang ia naungi.

Berbagai tekanan ia dapatkan, beruntunglah si pemimpin menerima negoisasinya.

Ia memilih memutuskan hubungan dengan sang kekasih dengan jaminan debutnya tetap dilakukan setelah si bayi terlahir.

"Kau lebih memilih mengutamakan karirmu dibandingkan buah hatimu sendiri?"

Sindiran sang ibu nyatanya tak membuat Baekhyun luluh.

"Susah payah aku mencapai dititik ini, tidak mungkin aku menghancurkannya dalam sekejap mata."

"Baekhyun."

"Jika saja Jiwon tidak hadir, hidupku tidak akan merasa ketakutan saat melihat orang-orang."

Sang ibu menggeleng tak percaya menanggapi ucapan Baekhyun.
"Mungkin Jiwon akan sakit hati mendengar ucapan papanya, papa yang mengandung dirinya mengucapkan kata-kata yang menyayat hati."

Baekhyun bergeming tak menanggapi ucapan sang ibu, rahangnya mengeras sedangkan tangan terkepal kuat.

"Jangan salahkan Jiwon atas kebodohanmu! Dia tidak bersalah! Dia hanya segumpal darah yang tumbuh menjadi daging dan terlahir menjadi bayi tak berdosa dari seorang papa yang memiliki ego tinggi sepertimu."

Debaman pintu menjadi akhir perdebatan kecil, sang ibu memilih mengakhiri setelah menggendong tubuh tertidur Jiwon dan membawanya meninggalkan Baekhyun yang terisak sendirian di dalam kamar. 








TBC

Ya walopun belum banyak yang minat sama ff ini.. Gue berusaha lanjutin.. Kalo misal pendek
Itu emang udah di planning gak sampe 1000 words

Tolong yang udah baca tinggalin jejak
Kritik dan saran diterima
Asal bahasanya baik









EGOISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang