-20-

14 7 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"𝐷𝑒𝑘𝑎𝑡𝑖 𝑑𝑢𝑙𝑢 𝑃𝑒𝑛𝑐𝑖𝑝𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎,𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑐𝑖𝑝𝑡𝑎𝑎𝑛-𝑁𝑦𝑎."

•••

10.56 WIB,4 menit lagi menuju pukul 11.00 WIB. Membuat Radja semakin tak tenang. Bagaimana dengan Ayah dan para Bripda itu?. Ia bodoh,terlalu percaya dengan ucapan kakek tua yang entah dia itu siapa. Tidak,ia tidak boleh percaya. Ayahnya pasti selamat,harus selamat.

"Monitor masuk,Komandan Arseanno dengan rombongan lainnya ditemukan. Monitor,monitor," ucap salah satu aparat gabungan itu dibalik HT milik Radja. Seketika hati Radja sedikit merasakan ketenangan.

"Laporan diterima,seluruh anggota segera menepi. Laporan," ucap Radja dengan nada yang sulit diartikan. Ada rasa bahagia dibalik ucapannya itu. Seharusnya ia percaya bahwa ayahnya adalah orang hebat yang akan melakukan segala cara untuk kembali pulang.

"Pa," ucap Radja dengan posisi berdiri di depan Sean.

"Kamu hebat," ucap Sean menimpali panggilannya itu. Radja menggelengkan kepalanya dua kali.

"Papa yang hebat,mari memecahkan misi ini Komandan," ucap Radja dengan menyungging senyum yang tak mampu ia tahan. Sean menerima uluran tangan anaknya itu,dan berjabat layaknya Komandan dengan prajurit.

Semua orang yang menyaksikan ayah dan anak itu hanya mampu tersenyum haru. Entah keberuntungan dari mana,rombongan tadi bisa kembali berpulang dengan selamat.

"Ayah hebat," ucap Radja tanpa gengsi.

"Ananda jauh lebih hebat,"

"Kapten Mario," sapa Komandan Sean dengan tos ala laki-laki itu.

"Siap,"

"Kita istirahat dulu,sebentar lagi dhuhur kita sholat disini," ucap Sean yang diangguki oleh semuanya.

"Siap,"

Semua pasukan itu terduduk dimana saja,ada yang dibebatuan besar,dimobil,atau bahkan lesehan dijalanan. Diego memang keluar dari mobil,tapi bukan berarti Diego akan bergabung dengan pasukan yang lain. Ia terduduk disalah satu batu besar yang menghadap ke arah utara. Lagi-lagi bayangan Rachel dengan suara meminta pertolongan itu menghantui pikiran Diego.

Adik kesayangannya hilang,sudah 2 hari. Bisa saja Diego tenang jika Rachel pergi walau 1 tahun namun dalam keadaan aman,kali ini tidak aman. Ia juga bingung,lusa Papi dan Mami nya sudah kembali,bagaimana jika Rachel belum juga ditemukan?apa yang harus Diego katakan pada Jeiro dan Elisha?.

Aku, Kau dan NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang