Jangan mengeluh ketika kopi milikmu terlanjur menjadi dingin. Ingat, ia sempat menjadi hangat namun kau diamkan.
•••
"Cakep juga lo kalo tidur gini," celetuk Diego yang menatap wajah cantik Tolle dengan sedikit kekehannya.
"Dimana adik gue Le?," ucapnya lirih. Secepat itu mood miliknya berubah.
"Lo balik, tapi lo ga bawa adik gue. Gue marah sama lo Le," ucapnya dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.
"Lo bangun dong! Pembalap macam apa lo kaya gini aja udah tepar ?!" ucap Diego menggoyangkan lengan Tolle sedikit kuat.
"Go!" peringat seseorang dibelakang tubuh Diego.
"Lo apa-apan sih!" maki Ashraf membenarkan posisi lengan Tolle yang digoyangkan oleh Diego tadi.
"Gue kira, lo suka sama adik gue bang. Ternyata gue salah, lo itu munafik!" ucap Diego dengan melangkahkan kakinya meninggalkan ruang inap milik Tolle.
Ashraf tercangang dengan kalimat Diego barusan, munafik?. Apakah seperti itu dirinya saat ini?. Rasanya, Ashraf tidak pernah berkata bahwa ia menyukai Rachel. Darimana Diego mengambil keputusan bahwa dirinya menyukai adiknya?.
"Kalo emang pilihan lo Tolle ya pilih Tolle. Kalo emang lo pilih Rachel, tetep in hati lo buat Rachel. Bukan malah suka dua-duanya dan menghancurkannya secara bersamaan," ucap Oji yang berada dibalik kebingungan Ashraf.
"Sejak kapan lo disitu?," tanya balik Ashraf menatap kedatangan Oji.
"Ga usah mengalihkan topik pembicaraan," jelas Oji dengan mendudukkan dirinya di sofa panjang rumah sakit itu.
"Hm," gumam Ashraf.
Ia duduk di kursi yang berada disebelah brankar Tolle dirawat. Wajah Tolle nampak pucat pasi, tak ada wajah-wajah menyebalkan miliknya. Matanya tertutup rapat, sebagian wajahnya tertutup oleh oksigen yang membantunya bernapas. Infus, dan berbagai macam alat itu melekat pada diri Tolle saat ini. Se-parah apa ia?
Siang ini, Ashraf, Oji dan Jeje mendapat jatah libur dadakan dari Komandan Sean. Entahlah, rasanya ia sangat bersyukur mempunyai Komandan seperti Sean yang teramat sangat baik pada dirinya dan pada teman-temannya. Mungkin jika ia harus berpindah tempat tugas, ia akan sangat merindukan Sean, dan kebaikannya.
Mendapat jatah libur dadakan yang teramat sangat jarang terjadi itu membuat Ashraf harus bisa memanfaatkannya dengan baik. Kapan lagi?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau dan Negara
Teen Fiction[𝕗𝕠𝕝𝕝𝕠𝕨 𝕕𝕦𝕝𝕦 𝕤𝕖𝕓𝕖𝕝𝕦𝕞 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒 💖] Namaku Rachel, usiaku 17 tahun, kelas sebelas, gaul, dan lumayan pintar. Aku sama seperti remaja pada umumnya. Aku suka stalking para abdi negara. Mungkin hanya itu yang membedakan aku dengan...