[𝕁𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕝𝕦𝕡𝕒 𝕧𝕠𝕥𝕖 𝕟𝕪𝕒 𝕪𝕒! ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 𝕣𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘 𝕒𝕝𝕝❤️]
𝐋𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡, 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐫𝐚𝐡. -𝐆𝐞𝐫𝐫𝐲.
•••
𝑩𝒆𝒓𝒃𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒆𝒓𝒖𝒎𝒖𝒔 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒂𝒍 𝒓𝒆𝒎𝒊𝒅𝒊𝒂𝒍, 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒈𝒂𝒈𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒖𝒏𝒄𝒊 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒓𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒂𝒏.- 𝑨𝒍.
•••
Diego terkejut ketika melihat banyak notif telepon tidak terjawab dari Elisha dan Jeiro. Kini Devi'c sedang berada dikantin Smawiga. Seperti jam jam istirahat yang lainnya. Diego berusaha menelepon kembali Elisha dan Jeiro namun tidak ada satupun yang diangkat. Sebenarnya ada apa? batin Diego bertanya tanya. Tidak biasanya Papi dan Mami nya spam telepon seperti ini.
"Ga makan lo?," tanya Gerry yang sedaritadi mengamati wajah gelisah Diego. Diego hanya menggelengkan kepalanya dengan tangan yang tetap mengotak-atik ponselnya.
"Lo kenapa?," tanya Radja menatap Diego intens.
"Gapapa,"
"Kaya cewek aja lo, kaya ditanya jawabanya gapapa aslinya mah ada apa apa," cibir Al malas.
"Yaudah si ya,"
"Makan," ucap Radja dingin.
"B'risik kaya tante tante,"
"Ok,"
Hening, tidak ada lagi perbincangan. Sama sama menikmati makanan masing-masing kecuali Diego. Ia masih sibuk mencari tau ada apa dengan Elisha dan Jeiro. Jika kebanyakan anak laki-laki tidak peduli dengan lingkungan sekitar justru Diego adalah orang yang sangat peduli.
Rachel, jika kebanyakan anak perempuan yang selalu mempunyai rasa cemas pada keluarganya, itu bukan Rachel. Rachel tidak suka berbelit-belit dengan sebuah urusan yang seharusnya memang bisa selesai dengan sendirinya.
•••
Saatnya istirahat, jam makan siang untuk pasukan yang tengah bertugas di Mabes Polri siang ini. Sama dengan Arul, Andreas, dan lainnya. Ashraf juga menikmati jam istiratnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau dan Negara
Teen Fiction[𝕗𝕠𝕝𝕝𝕠𝕨 𝕕𝕦𝕝𝕦 𝕤𝕖𝕓𝕖𝕝𝕦𝕞 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒 💖] Namaku Rachel, usiaku 17 tahun, kelas sebelas, gaul, dan lumayan pintar. Aku sama seperti remaja pada umumnya. Aku suka stalking para abdi negara. Mungkin hanya itu yang membedakan aku dengan...