ᴛɪᴅᴀᴋ ᴀᴅᴀ ᴋᴇᴛᴇɴᴀɴɢᴀɴ ʜᴀʀɪ ɪɴɪ, ᴛᴀᴘɪ ᴀᴋᴜ ʏᴀᴋɪɴ, ʜᴀʀɪ ᴇsᴏᴋ ᴘᴀsᴛɪ ᴀᴋᴀɴ sᴇᴍᴀᴋɪɴ ᴛᴀᴋ ᴀᴅᴀ ᴋᴇᴛᴇɴᴀɴɢᴀɴ -- ᴍᴀʀᴛᴀᴛᴏʟʟᴇ.
•••
Pagi sudah berganti siang, siang sudah berganti sore, sore sudah berganti malam. Detik itu berganti menit, dan menit itu berganti jam. Yang menandakan saat ini Rachel harus segera menuju sekolahnya. Kembali menuntut ilmu yang ia tidak terlalu peduli tentang itu. Merapikan buku-buku yang tadinya berada diatas meja belajarnya kini harus dipindahkan menuju tas ranselnya. Jika kalian berpikir kemarin malam Rachel belajar kalian salah besar, karena kemarin ia hanya mencari buku-buku novel fiksi remajanya yang kemana mana selalu ia bawa. Bodohnya, ia sangat membenci buku mata pelajaran dan tak suka dengan kegiatan membaca, tapi ketika itu bersangkut paut akan novel, cerpen dan lain-lain ia sangat bersemangat bahkan hingga hapal diluar kepala tentang judul buku, penulis, nama tokohnya juga.
Menatap dirinya didepan cermin, merapikan seragamnya yang sedikit belum rapi ia rasa. Kembali memasang earphone yang disumpalkan ke telinganya dan segera menuju lantai bawah untuk melaksanakan acara sarapan pagi bersama keluarga tercintanya. Rumahnya ini dirasa sangat berlebihan. Diisi hanya 4 anggota keluarga, 3 orang asisten rumah tangga, 4 sopir, dan 2 tukang kebun saja berjumlah 4 lantai. Ah entahlah, katanya ini adalah rumah wajib.
"Pagi sayang," sapa Jeiro Henzel --- Papinya. Sedangkan yang disapa hanya diam, menikmati musik yang mengalir dengan sendirinya didalam tubuhnya.
"Morning baby," sapa Diego dengan duduk dibangku sebelah Rachel. Yang disapa hanya diam menikmati sarapan semangkuk sereal berasa mangga kesukaannya itu.
"Henzel," panggil Elisha Virguan -- Maminya. Elisha hanya tersenyum, anaknya sangat lucu ketika sarapan seperti ini.
"Aduh," pekik Rachel kaget ketika earphonenya mendadak ditarik paksa oleh makhluk disebelahnya.
"Apa?," tanya Diego datar.
"Abang apaan sih, Rachel kan lagi dengerin musik,"
"Musik sih musik, sampe Papi, Mami, abang ga didengerin itu dosa," marahnya.
"Mana ada, udah siniin," ucap Rachel memberontak menarik earphonenya daro tangan Diego.
"Ga mau,"
"ABANGGGGGGG!" teriaknya menggelegar. Yang membuat Jeiro dan Elisha seketika menutup telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau dan Negara
Teen Fiction[𝕗𝕠𝕝𝕝𝕠𝕨 𝕕𝕦𝕝𝕦 𝕤𝕖𝕓𝕖𝕝𝕦𝕞 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒 💖] Namaku Rachel, usiaku 17 tahun, kelas sebelas, gaul, dan lumayan pintar. Aku sama seperti remaja pada umumnya. Aku suka stalking para abdi negara. Mungkin hanya itu yang membedakan aku dengan...