[𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚙𝚎𝚗𝚌𝚎𝚝 𝚝𝚘𝚖𝚋𝚘𝚕 𝚋𝚒𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛 𝚙𝚊𝚛𝚝 𝚢𝚊!❤️]
•••
"𝐌𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚𝐢 𝐞𝐤𝐬𝐩𝐞𝐭𝐚𝐬𝐢, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐓𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚𝐢 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚." --𝐆𝐚𝐥𝐮𝐡.
•••
"𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐠𝐚𝐫 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐚𝐠𝐚𝐫 𝐝𝐢𝐜𝐚𝐫𝐢, 𝐥𝐚𝐤𝐢-𝐥𝐚𝐤𝐢 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐭𝐢 𝐭𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐣𝐚𝐧𝐣𝐢." -- 𝐉𝐡𝐨𝐧𝐚𝐭𝐡𝐚𝐧 (𝐉𝐞𝐣𝐞).
•••
Seseorang berwajah dingin itu terpanah menatap dirinya sendiri pada pantulan cermin yang ada didepannya itu. Baju koko putih bersih, sarung hitam serta peci hitam sudah melekat pada area tubuhnya. Ada setitik air hujan dari melupuk matanya yang sudah tidak lagi dapat ia bendung.
Ini tentang rasa rindunya pada Tuhan.
Lagi-lagi ia berusaha untuk menyembunyikan isak tangisnya sendiri, walau saat ini ia sedang sendiri. Malu.
Malu pada Tuhan itu lebih menyakitkan dibandingkan harus menahan malu pada sesama manusia.
"Ampuni aku Tuhan," gumamnya masih dengan posisi dan keadaan yang sama.
Ada rasa sesak didadanya kali ini. Ia yang benar-benar sulit meneteskan air mata, kini ia sudah dibanjiri oleh air matanya. Wajah tampannya itu sudah mulai memerah, isakannya semakin mendalam. Entah dosa mana lagi yang harus ia mohonkan agar terampuni.
Terlalu banyak kesalahan yang sengaja ia buat, yang berakhir dengan rasa penyesalan. Kekuatan doa itu memang benar adanya, mungkin benar doa adiknya tidak berjam-jam. Tidak banyak, dan tidak menggebu. Namun, secuil doanya itu justru sangat menyayat hatinya. Goresan luka tahun beberapa tahun llu kembali terasa saat ini. Bagaimana sosok figur seorang adik itu hatinya jauh lebih kuat dibandingkan dirinya.
Berulang kali Diego berusaha menyengka air matanya, namun berkali-kali juga air matanya luruh tanpa permisi.
Allahuakbar..
Allahuakbar..Suara adzan itu berhasil membuatnya berhenti mengeluarkan air matanya, tangan kekarnya terangkat untuk berdoa. Kekuatan doa itu, terjadi senja kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau dan Negara
Teen Fiction[𝕗𝕠𝕝𝕝𝕠𝕨 𝕕𝕦𝕝𝕦 𝕤𝕖𝕓𝕖𝕝𝕦𝕞 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒 💖] Namaku Rachel, usiaku 17 tahun, kelas sebelas, gaul, dan lumayan pintar. Aku sama seperti remaja pada umumnya. Aku suka stalking para abdi negara. Mungkin hanya itu yang membedakan aku dengan...