Jika yang singgah bisa tak sungguh,mungkin yang hilang tidak perlu dikenang.--Oji.
•••
"Mamah?,"
"Steve. Ayo kemari!" ucap sosok dibalik punggung Rachel dan Tolle.
"Kakak,ini Mamah," ucap gadis kecil itu yang membuat Rachel dan Tolle mau tak mau harus berganti merubah pandangannya.
"Istighfar," bisik Tolle tepat ditelinga Rachel.
Rachel terus beristghfar. Ia berharap,ini hanyalah sebuah kesalahan,hanya mimpi.
"Cepat,kembali. Jangan sampai kalian tidak bisa pulang untuk selama-lamanya," ucapnya. Wanita bergaun hitam,menyeramkan,bagi Rachel.
"Kami tak tau jalan pulang," ucap Tolle memberanikan diri untuk bersuara.
"Steve,ajak kakak ini pulang ya," ucap wanita itu dengan mengelus puncak kepala gadis kecil tadi,Steve.
"Kalian ini sebenernya siapa?," tanya Rachel yang mulai bersuara dari kebingungannya.
Bukannya menjawab,wanita tersebut justru tersenyum. "Saya Reki,Mama Steve," ucapnya dengan menjulurkan tangan.
"Ga bisa dipegang," ucap Rachel polos ketika berusaha menjabat uluran tangan wanita itu.
"Saya sudah meninggal,maaf saya lupa," ucapnya dengan terkekeh. Justru,hal itu membuat Rachel dan Tolle semakin menegang.
"Saya tidak akan menyakiti anak saya sendiri," ucapnya berusaha meyakinkan keduanya.
"Steve?," tanya Rachel dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Bukan. Tolle," ucapnya tetap dengan seulas senyum tulusnya.
"Ga!" bahkan Tolle bersikeukuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau dan Negara
Teen Fiction[𝕗𝕠𝕝𝕝𝕠𝕨 𝕕𝕦𝕝𝕦 𝕤𝕖𝕓𝕖𝕝𝕦𝕞 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒 💖] Namaku Rachel, usiaku 17 tahun, kelas sebelas, gaul, dan lumayan pintar. Aku sama seperti remaja pada umumnya. Aku suka stalking para abdi negara. Mungkin hanya itu yang membedakan aku dengan...