Ara tersenyum senang menyambut kedatangan Kakak dan juga teman yang kini telah menjadi Kakak iparnya. Saat ini Ara sudah berada di rumah, lebih tepatnya di kamar. Ia masih merasa ngilu setelah 7 hari yang lalu melakukan operasi sesar.
"Aaah gemes bangeeet..." Ucap Selina yang kini menatap keponakannya yang berasa di dalam box bayi, sedang tertidur pulas.
"Cantik banget," ucap Shahil.
Ara melempar Shahil dengan sebungkus tisu. "Dateng-dateng langsung nemuin ponakannya, adeknya di lewat."
Shahil terkekeh pelan seraya menghampiri Ara dan duduk di tepi tempat tidur.
~chup...
Ia mengecup kening adiknya itu dalam. "Selamat yah, sekarang kamu udah jadi Ibu dari 3 anak. Semoga keluarga kalian semakin bahagia. Kalau Alex macem-macem, getok aja kepalanya."
Alex yang sedari tadi berdiri menatap keduanya hanya tertawa pelan. "Pengen nampol, tapi Kakak ipar." Ucapnya.
"Namanya siapa?" Tanya Selina.
"Alesia Derald." Jawab Alex.
"Huruf A terooos... Kenapa gak Aruna, biar mirip Arana?" Tanya Shahil.
Alex mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa? Masalah? Lagian, Arsen sama Arthur, 'Ar' dua-duanya. Jadi si cantik harus 'Al'."
Ara terkekeh pelan. "Udah Kak, dia itu suka iri."
Alex beringsut naik ke atas tempat tidur dan menciumi bibir Ara beberapa kali.
"Ciumannya bisa nanti gak? Kesel banget gue." Ujar Shahil.
Selina kini berdiri di samping Shahil. "Awas, aku mau duduk. Mau ngobrol sama Ara."
"Mampus di usir." Ujar Alex.
Shahil menggeser duduknya agar Selina bisa duduk di tempatnya.
"Iri banget... Kamu udah punya anak 3, aku belum..." Ucap Selina seraya memegang kedua tangan Ara.
"Sabar, aku juga gak langsung dapet 3 kali." Ucap Ara.
Alex mengangguk setuju. "Nikmati prosesnya."
"Prosesnya emang nikmat, pfft..." Sahut Shahil.
Alex dan Shahil seketika tertawa.
"Hahaha... Apalagi kalau bisa nambah durasi." Ucap Shahil lagi.
"Bener, apalagi kalau--"
"Ssst.... Bisa gak sih gak ngomongin itu, hadeeeuh!" Ujar Selina seraya menutup kedua telinganya.
Shahil memeluk Selina dari belakang. "Malu nih pasti..." Goda Shahil.
Selina hanya bisa memutar bola mata sebal. Dan Ara tampak menggelengkan kepala tak habis pikir melihat kelakuan suami juga Kakaknya.
Lalu, Arsen dan Arthur datang dengan wajah cemberut. Kemudian melipat tangan di depan dada, tatapannya tajam melihat Alex yang bingung dengan kedua putranya.
"Ini lagi, dateng-dateng udah jutek." Ucap Alex.
Arthur menyikut Arsen agar berbicara mewakili.
"Papah!" Ucap Arsen jutek.
"Heem, ada apa? Mau minta apa?"
"Temen Arsen sama Arthur pada liburan,"
"Ya terus?" Tanya Alex yang sengaja menggoda kedua putranya yang tampan itu.
"Iiih Papaaah... Kita juga mau liburan, masa liburan panjang di rumah terus..." Rengek Arsen.
Arthur mengangguk setuju. "Iya, bosen..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Our Life
RandomKisah ini bukanlah kisah yang berdiri dengan sendiri, kisah ini sudah terjalin dengan kisah-kisah sebelumnya. Alexio Derald, ia bukan lagi orang yang mendominasi. Ia bukan lagi fokus satu-satunya bagi Ara dan bagi kalian semua. Kini Arsen dan Arthur...