3. SoOL

8.5K 480 17
                                    

Semoga syukaa!

***

Sudah setengah jam lamanya setelah bel pulang berbunyi, Ara bersama kedua putranya masih setia duduk menunggu kedatangan Alex yang sudah berjanji akan datang menjemput.

"Akhirnya dateng juga," ucap Ara dalam hati ketika sebuah mobil berhenti di depan gerbang.

Ia pun langsung memberitahu Arsen dan Arthur yang sedang memainkan ponsel miliknya jika Ayah mereka sudah datang menjemput.

"Maaf yah jemputnya telat," sesal Alex menghampiri istri dan kedua putranya, kemudian mencium kening Ara seperti kebiasaanya.

Ara mengangguk paham, "ya udah ayo,"

"Beli pizza dulu!" Seru Arthur.

"Iya ayo, Arsen mau--- loh mata kamu kenapa?"

Ara langsung saja memangku Arsen dan membawanya masuk ke dalam mobil. Sedangkan Arthur, ia langsung Alex gendong dan berlalu menyusul Ara yang sudah duduk di kursi belakang bersama Arsen.

"Arthur duduk di depan yah, Arthur temenin Papah okay?"

Arthur mengangguk setuju.

Di dalam mobil. Alex langsung memasangkan Arthur seatbeltnya, begitupun Ara pada Arsen.

"Lex, kita belinya di restoran cepat saji deket mall yah, biar bisa sekalian beli tas dulu..." Ujar Ara yang langsung disetujui oleh Alex.

Alex pun mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan normal, kemudian ia teringat mata kanan Arsen yang terlihat memerah.
Ia pun melihat ke belakang lewat kaca spion yang menggantung di depan.

"Arsen, mata kamu kenapa sayang?" Tanya Alex.

Mendengar pertanyaan itu, Arthur yang duduk di samping Alex seketika mematung. Ia takut jika Arsen memberitahu Alex bahwa itu adalah ulahnya. Ara pun begitu, ia takut jika Alex memarahi Arthur dan itulah alasan kenapa Ara langsung membawa Arsen ketika Alex menanyakan hal itu.

Ara kembali mengecek mata Arsen yang sudah tidak terlalu merah itu, "tadi Arsen---"

"Aku tanya anak kita sayang, biar Arsen yang jawab."

"Tadi Arthur ngelempar pasir ke Arsen, Pah..." Ucap Arsen sesuai dengan niatannya untuk memberitahu Papahnya.

"Apa? Siapa? Arthur?" Ulang Alex memastikan.

Arsen mengangguk, "iyaaa Pah, marahin Pah!" Ucapnya.

Arthur langsung berbalik dan menatap Arsen kesal, kemudian beralih menatap Alex yang masih fokus pada jalanan.

"Althul gak sengaja Pah... Althul udah minta maaf kok..." Sesalnya.

Mendengar itu Alex menepikan mobilnya terlebih dahulu, kemudian ia pandang wajah polos Arthur.
Alex meraih kedua lengan kecil Arthur dan kemudian menggenggamnya dengan lembut.

"Arthur dengerin Papah, Arsen itu sodara kamu, Arsen itu kembaran kamu, Arsen juga Kakak kamu. Jadi kalian gak boleh berantem, kalo matanya Arsen kenapa-napa gimana?"

Arthur menggeleng pelan, "gak tahu Pah..."

Hampir saja Alex tertawa mendengar jawaban polos putranya itu.

"Tapi Pah, Alsennya udah bohong... Katanya nanti naik ayunannya gantian, tapi Alsen malah main sendili...." Tambah Arthur dan Ara pun baru tahu itu, karena Arsen bilang jika Arthur ingin ayunan yang sedang digunakannya.

Ara menatap Arsen yang duduk di sampingnya, "kalo udah janji, ya kamu harus nepatin itu dong sayaang..."

"Arsen dengerin Papah yah, lain kali kamu jangan janjiin adek kamu kalo kamunya gak mau ngasih okay?" Ucap Alex.

Story Of Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang