Satu minggu telah berlalu, seperti yang sudah Ara ketahui jika Alex akan mulai sibuk dengan proyeknya bersama Rose yang sempat terhalang cuti 2 minggu. Cuti yang di ambil untuk mendatangi undangan pernikahan Wildan dan Keyla, malah terhabiskan oleh masa pengobatan yang harus Arthur jalani.Keadaan Arthur pun semakin hari, semakin membaik. Seperti saat ini, Ara terlihat memaksa Arthur untuk meminum obatnya. Sedangkan Arsen anteng dengan sarapannya.
"Arthur ayo minum dulu obatnya, nanti bisa kesiangan masuk sekolah." Ucap Ara.
"Papah mana?"
"Papah udah berangkat sayang, sekarang Arthur minum obatnya yah?"
Arthur terdiam.
"Nanti Mamah beliin mainan baru," Arthur tersenyum dan mengangguk dengan semangat.
Ara tersenyum lega. "Ini minum,"
Arthur meneguk air minum yang Ara berikan. Kemudian ia terdiam menatap Arsen yang masih belum menyelesaikan sarapannya.
"Arthur kenapa?" Tanya Ara seraya mengusap wajah tampan putra kecilnya.
"Althul cape."
Ara mengernyit heran. "Tapi kenapa? Arthur abis ngapain emangnya?"
"Althul cape harus minum obat banyak-banyak. Kenapa enggak satu aja, Mah? Dan kenapa enggak pagi aja?"
Ara menatapnya dengan sendu. "Arthur tau kan, superhero itu harus kuat. Nah, obat itu biar Arthur bisa sekuat iron man."
"Tapi kata temen aku, di film telakhilnya Iron mannya meninggal."
"Enggak sayang. Udah sekarang kita berangkat sekolah yah, yuk!" Ara meraih kedua tas milik Arsen dan Arthur.
"Ayo, jangan sampe kalian telat masuk. Arthur juga, pasti kamu kangen kan sama temen-temen kamu..."
Arthur mengangguk dan berjalan terlebih dahulu. "Althul kangen Siti..."
"Nanti kita ke rumahnya, okay?"
"Yeaaay! Okay." Sahut Arthur. Sedangkan Arsen hanya diam dan berjalan masuk ke dalam mobil.
***
"Selamat datang kembali, Pak!" Ucap salah satu karyawan yang tak sengaja berpapasan dengan Alex yang baru saja sampai.
"Terima kasih." Balas Alex tanpa menghentikan langkahnya.
"Lex!" Panggil Reno. Alex menghentikan langkahnya dan berbalik.
"Hn?"
"Kabar anak lo gimana?" Tanya Reno.
Alex tersenyum dan mengangguk kecil. "Arthur udah membaik. Keadaan kantor gimana?"
"Aman. Karyawan juga seneng, bos juteknya gak masuk hahaha..."
Alex tertawa pelan. "Sialan. Sana balik kerja, satu jam lagi ada meeting kan?"
"Ho'oh."
"Ya udah, gue masuk." Ia pun membuka pintu ruangannya dan kembali menutupnya dari dalam. Sedangkan Reno, ia berlalu menuju ruang meeting untuk menyiapkan apa saja yang akan diperlukan.
Di dalam ruangan sana, Alex mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Ara.
"Ya, hallo?"
"Kalian udah di sekolah?"
"Masih di jalan, Lex. Bentar lagi nyampe, kok."
"Kamu udah di kantor?"
"Iya, kalian hati-hati."
Tok... Tok... Tok...
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Our Life
RandomKisah ini bukanlah kisah yang berdiri dengan sendiri, kisah ini sudah terjalin dengan kisah-kisah sebelumnya. Alexio Derald, ia bukan lagi orang yang mendominasi. Ia bukan lagi fokus satu-satunya bagi Ara dan bagi kalian semua. Kini Arsen dan Arthur...