Semoga suka...
Hujan masih terlihat enggan untuk berhenti, membuat udara terasa dingin. Namun makan siang bersama yang diselingi perbincangan kecil membuat suasana terasa lebih hangat. Itulah yang tengah Ara rasakan. Ia terlihat senang memandangi wajah kedua putra dan suaminya yang terlihat lahap memakan makan siang mereka. Tak lupa dengan Siti yang ikut bergabung bersama.
"Tante, Siti boleh minta ayamnya lagi, gak?" Ara tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.
Ara mengambilkan Ayam goreng dan menyimpannya di atas piring seorang gadis kecil yang sudah kehilangan hampir keseluruhan keluarganya, hanya tinggal paman dan bibinya saja.
"Makan yang banyak yah," ucap Ara dengan senyuman yang menghiasi wajah manisnya.
Ara baru menyadari jika Alex memakai pakaian santai, "bukannya kamu harus ke kantor lagi?"
"Males ah, hujan." Jawab Alex. "Mending di rumah, iya gak sons?"
Arsen dan Arthur mengangguk setuju. "Iya, mending main bareng kita." Ucap Arsen.
"Bareng Siti juga, kan Pah?" Tanya Arthur.
Alex hanya tersenyum dan mengangguk.
***
Setelah makan siang, mereka memutuskan untuk bersantai di ruang keluarga. Dengan Alex dan Ara yang menonton acara televisi seraya memperhatikan anak-anak yang sedang bermain. Mereka bertiga terlihat asik bermain puzzle dan membentuk lego.
"Awsh Arsen sakit ih, tangan aku jangan didudukin..." Kata Siti seraya menarik tangannya yang tak sengaja terduduki oleh Arsen.
"Ya lagian kamu ngalangin, geser dong." Ucap Arsen.
Arthur menggelengkan kepalanya seraya bertatapan dengan saudara kembarnya itu.
"Kamu kebiasaan, gak mau minta maaf. Minta maaf dulu," ucap Arthur.
"Eh aku ini Abang kamu yah..." Bisik Arsen dengan mata menyipit.
"Aku gak minta kamu minta maaf ke aku, tapi ke Siti." Balas Arthur.
Arsen melirik Siti sekilas dan, "okay, aku minta maaf."
Arthur tersenyum senang dan mereka pun kembali bermain.
"Lex, punggung aku pegel banget..." Lirih Ara.
Dengan tatapan yang masih fokus pada layar televisi, Alex mengulurkan lengan kirinya dan mengusap punggung Ara dengan lembut.
"Jangan kecapean," ucap Alex yang masih serius menonton sebuah film Hollywood, Five feet apart.
Ara hanya tersenyum dan bersandar pada suami tampannya itu. Mereka berdua semakin hanyut pada tontonan, sampai akhirnya Alex menyadari sesuatu.
Ia menatap Arthur dan menghela nafas berat. Film itu mengisahkan dua penderita Cystic Fibrosis. Sama seperti yang Arthur idap.
Ctek.
Ara menyadari diamnya Alex, dan ia pun langsung mengganti saluran TVnya.
"Kamu udah nonton film ini?" Tanya Alex.
"Enggak." Jawab Ara.
"Film ini di sambungin dari HP kamu, jangan bohong." Ara pun mengangguk pelan.
Alex menghela nafas panjang seraya menyandarkan tubuhnya, ia tatap Arthur kecil yang sedang asik bermain bersama saudara dan juga temannya.
"Apa kita bawa Arthur untuk berobat di luar negeri aja? Aku bener-bener udah mentok, di sini gak ada perubahan yang--ah ya tuhan..." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Our Life
RandomKisah ini bukanlah kisah yang berdiri dengan sendiri, kisah ini sudah terjalin dengan kisah-kisah sebelumnya. Alexio Derald, ia bukan lagi orang yang mendominasi. Ia bukan lagi fokus satu-satunya bagi Ara dan bagi kalian semua. Kini Arsen dan Arthur...