9. SoOL

6.5K 450 42
                                    


Pagi ini adalah pagi yang terbilang jarang terjadi, bagaimana tidak, hari ini Alex terlihat ikut menemani kedua putranya bersekolah yang tentunya bersama Ara juga.
Saat ini Ara tengah mengulum senyumannya dengan sesekali melirik Alex yang duduk bersandar di sampingnya sembari memperhatikan anak-anak yang sedang bermain.

"Kenapa sih, Ra?" Tanya Alex yang sedari tadi merasa bahwa istrinya tengah memperhatikannya.

Pandangannya masih tertuju pada kedua putranya yang terlihat asik bermain bersama teman yang lainnya.

"Gak pa-pa, seneng aja ada kamu." Jawab Ara yang ikut memperhatikan kedua putranya.

Alex menggeser posisi duduknya, setelah itu ia rangkul bahu istrinya yang terlihat sedang berbahagia.
"Kalo tau bikin kamu bahagia semudah ini, udah tiap hari aku bolos kerja."

Ara semakin mendekatkan tubuhnya, kemudian ia peluk tubuh Alex dari samping karena Alex benar-benar tidak mengubah posisi duduknya, ia masih terus memandangi Arsen dan juga Arthur.

"Bolos aja, terus Papah marah dan kamu gak dapet gaji, alhasil kamu gak ada uang dan aku bakalan marah-marah..."

"Sedih banget sih jadi aku, cinta kamu ke aku sebesar uang belanja doang ck..." Ucap Alex dengan ekspresi yang sangat di dramatisir.

"Hahaha... alay banget sih, enggaklah bercanda doang sayang... Aku tahu kalo kamu gak bakalan ngebiarin kita kesusahan, apalagi Papah kamu. Dia sayang banget sama anak-anak kita, kalo Papah tahu Arthur sempet ilang, dia pasti marah besar..."

Alex langsung menegakan tubuhnya dari sandaran, "ya makannya jangan dikasih tahu, kalo Papah tahu, yang kena itu aku walaupun kamu yang teledor,"

Ara terkekeh pelan melihat Alex respon yang Alex berikan. "Ya maaf, tapikan aku juga suka kena marah..."

"Eh! Eh! Arsen, awas!?" Pekik Alex yang langsung saja berlari menghampiri Arsen yang hampir saja terjatuh dari atas ayunan yang di tarik terlalu jauh.

Jantungnya berpacu sangat cepat, bahkan ia merasa jika jantungnya berpindah tempat. Ia sangat khawatir, ia sangat takut. Jika saja Arsen terjatuh pada saat ayunan berada di atas, maka itu akan sangat-sangat mengerikan.

Alex menghentikan laju ayunannya dan membawa Arsen turun.

"Ya! Papah, tadi itu seru!" Protes Arsen karena Alex menghentikannya bermain ayunan.

"Itu kekencengan Arsen, kamu bisa jatoh. Kamu boleh main lagi, tapi jangan kenceng-kenceng, okay?"

Arsen mengangguk setuju, "okay."

"Arsen gak pa-pa kan?" Tanya Ara yang kini sudah berdiri di belakang suaminya.

Alex mengangguk pelan, "iya, dia... Dia gak pa-pa, aku kaget doang fyuh..." Jawab Alex.

"Papaaah!"

"Awas ja--

BRUGH!

"Toh..."

Alex langsung menghampiri Arthur dan membantunya berdiri.
Celananya kotor karena terjatuh barusan dan Alex pun menepuk-nepuknya agar pasirnya hilang.

"Hati-hati dong dek," ucap Alex.

"Papah, liat di sana!" Arthur menunjuk ke arah pagar sekolah.

Alex dan Ara refleks melihat ke arah yang Arthur tunjuk.

"Ada Siti, yeay!" Arthur langsung berlari ke arah pagar yang cukup tinggi itu.

"Hai!" Sapa Arthur dari sela-sela pagar yang terbuat dari tembok yang kokoh itu.

Story Of Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang