Jam sudah menunjukan pukul 10 malam dan Alex baru saja memarkirkan mobilnya ke dalam garasi. Dan Ara pun menghampirinya untuk membawakan tas kerja Alex sekaligus menawarinya makan malam."Malam, yaang ..." Sapa Alex seraya mengecup kening Ara seperti biasanya.
"Malam ... Udah makan malam belum?" Tanya Ara.
Alex menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Ara mengusap wajah Alex dengan lembut, "cape banget ya?"
"Iya, tadi harus turun ke lapangan." Jawab Alex seraya merangkul pinggang ramping Ara dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamar.
"Kamu mandi dulu, abis itu makan. Aku tunggu di bawah," ucap Ara dan Alex menganggukinya.
"Ra ..."
"Ya?"
"Maaf yah belum bisa nganter kamu ke Dokter, nanti yah. Sekarang, kamu hati-hati aja dulu, jaga kesehatan, siapa tahu kan kamu bener hamil ..." Ucap Alex.
Ara mengangguk dan tersenyum simpul. "Iya, gak pa-pa. Tapi ... Kamu gak marah kan kalau, kalau aku beneran hamil?"
Alex menatap Ara datar. Seketika tubuh Ara menegang. Namun di detik kemudian, Alex tersenyum manis.
"Kenapa harus marah ... Dulu aja aku bisa jagain kamu pas hamil si kembar." Ara tersenyum mendengar jawaban itu.
***
Alex terlihat sangat kelelahan, terbukti dari kepalanya yang sesekali ia pijat pelan.
Ara menghampirinya dengan lauk yang baru di hangatkan."Ini, makan yang banyak ..." Ucap Ara seraya mengambilkan nasi serta lauk untuk Alex.
Meja makan terasa sepi, karena kedua putra mereka sudah tidur sejak 1 jam yang lalu.
"Ini kebanyakan, Ra ..." Ujar Alex di sela makannya.
"Kalau udah kenyang ya gak usah di abisin lah," sahut Ara.
Setelah beberapa suapan, Alex menjauhkan piringnya dan meminum air hangat yang Ara siapkan.
"Kok udah? Makan lagi, Lex ..."
Alex memandang Ara dengan tatapan sayu nya.
"Kayaknya aku gak enak badan ..." Ucap Alex.
Ara langsung memeriksa suhu tubuh Alex dengan menempelkan punggung tangannya di kening Alex.
"Agak anget sih, makan dikit lagi yah ... Aku suapin ..." Ara kembali menyuapi Alex dan mau tidak mau Alex menerima suapan itu.
Setelah menemani Alex makan malam, mereka kembali ke kamar untuk mengistirahatkan tubuh mereka dari kegiatan.
"Kamu istirahat aja dulu beberapa hari, jangan kerja dulu." Ucap Ara seraya menutup pintu kamar mereka.
Alex hanya diam dan berbaring di bawah selimut tebal mereka. Yang kemudian di susul oleh Ara yang tidur di belakangi oleh Alex.
Ara mengusap lengan Alex dengan lembut. "Makin panas yaang, minum obat dulu yah?"
"Besok aja ..." Jawab Alex lemah.
Alex memutar tubuhnya dan kini tidur dengan memeluk tubuh Ara.
"Hmh ..." Gumam Alex di sela tidurnya. Ara yang belum sepenuhnya tertidur kembali mengusap punggung Alex dengan lembut.
"Syuut ... It's okay ... Demamnya akan turun ..." Ucap Ara menenangkan tidur Alex.
Ara dibuat tak bisa tidur oleh suaminya. Alex terus bergerak dalam tidurnya, suhu tubuhnya tinggi dan mungkin itu yang membuat tidur Alex tidak tenang seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Our Life
DiversosKisah ini bukanlah kisah yang berdiri dengan sendiri, kisah ini sudah terjalin dengan kisah-kisah sebelumnya. Alexio Derald, ia bukan lagi orang yang mendominasi. Ia bukan lagi fokus satu-satunya bagi Ara dan bagi kalian semua. Kini Arsen dan Arthur...