13. SoOL

5.6K 388 29
                                    


"Untuk memastikannya, kami akan melakukan test dengan lendir yang Arthur keluarkan barusan." Ucap Dokter.

Ara menggigit bibir bawahnya, ia harap putranya itu tidak kenapa-napa.

"Setelah tiga hari, ibu bisa kembali dan mengambil hasil test nya. Untuk sementara, ibu dan bapak bisa memberikan obat ini pada Arthur." Tambah lagi Dokter tersebut.

Alex mengangguk paham. "Baik, Dok. Terimakasih." Ucapnya.

Ara langsung mengajak si kembar untuk pulang. Begitupun dengan Alex, setelah menyelesaikan pembayaran untuk pemeriksaan dan obat, ia berlalu menyusul Ara dan kedua putranya yang sudah lebih dulu pergi ke parkiran.

"Itu Papah!" Seru Arthur ketika Alex baru saja keluar dari rumah sakit.

"Langsung pulang?" Tanya Alex seraya mengusap wajah Ara yang masih terlihat khawatir.

Ara mengangguk pelan dengan sebuah senyuman.

"Ya udah, anak-anak ayo masuk..."

Arsen dan Arthur langsung menurut masuk ke dalam mobil. Kemudian di susul oleh Ara dan Alex.

"Seatbeltnya jangan lupa!" Ujar Alex pada kedua putranya.

"Udah," ucap Arsen.

"Aku juga." Tambah Arthur.

Setelah itu barulah Alex melajukan mobilnya ke arah jalan pulang.
Selama perjalanan hanya tawa kecil dan obrolan lucu dari si kembar, sedangkan Ara, ia lebih banyak terdiam.

Alex melirik ke arahnya sekilas dan kembali fokus pada jalanan.

"Are you okay?"

"Hn?"

"Are you okay?" Ulang Alex.

Ara mengangguk sebagai jawaban.

"Kita itu udah nikah. Jangan kayak ABG lagi pacaran deh Ra, kalo ada yang kamu pikirin yah bilang aja, jangan bilang gak pa-pa tapi kamunya kebanyakan bengong." Lanjut Alex tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.

"Aku cuma khawatir aja," jawab Ara pada akhirnya.

"Jangan ngelamun, jangan terlalu dipikirin nanti stress. Aku gak mau punya istri stress yah,"

Ara hanya memutar bola mata sebal mendengar kalimat itu.

"Sampe, yeaay!" Pekik Alex seraya memarkirkan mobilnya setelah memasuki gerbang utama rumah mereka.

"Yeaaay!" Sahut Arthur yang dengan semangat melepaskan seatbeltnya.

"Arthur tunggu dulu!" Panggil Arsen ketika Arthur langsung keluar dari mobil setelah Alex menghentikan mobilnya.

"Jangan lari!" Ujar Alex. "Anaknya juga baik-baik aja," tambanya.

Di saat Alex hendak membuka pintu, tiba-tiba saja dari dalam Bi Dijah sudah membukakannya.

"Kenapa Bi?" Tanya Alex.

"Ada Pak Ferry di dalam, den." Jawab Bi Dijah. "Nungguin den Alex sama Non Ara..."

Ara mengernyit heran, tumben sekali Ayah mertuanya itu me-mention namanya.

"Ponakan Bibi ikut juga?" Tanya Alex. Yah, ia menanyakan kedua adik angkatnya.

Bi Dijah menggeleng pelan sebagai jawaban. Alex pun mengangguk senang, kemudian ia merangkul pinggang ramping Ara untuk masuk dan menemui Ayahnya bersama-sama.

Sesampainya di ruang keluarga, Arsen dan Arthur terlihat duduk di atas pangkuan kanan kiri kakeknya seraya menjawab beberapa pertanyaan seperti bagaimana kabar mereka dan apa yang mereka inginkan dari Ferry sebagai Kakek.

Story Of Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang