Happy Reading💚
.
.
.
Bosan. Itu yang dirasakan Bulan saat ini. Sadari tadi ia hanya menggeser-geser layar ponselnya, bingung mau ngapain. Bulan melirik jam di dinding kamarnya. Pukul 19.45 tertera di sana. Bulan turun dari kasurnya hendak turun ke bawah mengambil sedikit cemilan. Daripada gabut, mending ngemil, pikirnya.
Bulan berjalan ke dapur, membuka lemari yang biasanya terdapat cemilan. Tetapi nihil. Tidak ada satupun cemilan yang bisa dimakan di sana.
"Bund?" panggil Bulan sedikit nyaring agar Bundanya mendengar. Pasalnya, ia tadi melihat sang Bunda sedang menonton TV di ruang keluarga bersama Ayahnya.
"Kenapa, Sayang?" sahut bundanya tak kalah nyaring.
Daripada teriak-teriak begini, Bulan memilih menemui Bundanya di ruang keluarga.
"Bunda, cemilan kita habis?"
"Iya, Sayang. Tinggal ini." Rani–Bunda Bulan menunjuk toples yang berada di atas meja bundar di hadapannya.
"Ya udah, Bulan mau ke minimarket dulu, beli cemilan." Bulan berbalik badan hendak pergi tetapi terhenti oleh panggilan Ayahnya.
"Uangnya?" tanya Banu.
"Bulan ada kok." Bulan hendak melangkah kembali tetapi lagi-lagi terhenti. Kali ini Rani yang memanggil.
"Naik apa?"
"Jalan kaki, di dekat sini doang kok, Bund."
"Ya udah hati-hati, jangan lama-lama. Ini udah malem lho," pesan Rani.
"Iya, Bund. Lagian yang bilang ini siang siapa?"
"Kamu nih, ya, ngejawab aja omongan Bunda."
Bulan memberikan cengiran khasnya. "Ya udah Bulan pergi dulu. Bye, Bunda, Ayah."
Bulan berjalan sembari menikmati suasana malam yang gelap dan dingin. Seharusnya ia memakai jaket, tapi karena terlalu malas tadi untuk naik ke kamar mengambil jaket, jadilah sekarang Bulan hanya memakai baju kaos pendek selengan dan celana jeans selutut.
Ditemani oleh kembaran dan teman sekelasnya, Bulan dan Bintang, Bulan menyusuri lingkungan sekitar kompleks tempat tinggalnya. Tak terasa ia pun sampai di minimarket yang ditujunya.
Bulan segera masuk ke dalam. Ia langsung menuju ke tempat cemilan berada. Tak lupa ia mengambil keranjang, karena sepertinya ia akan memborong cemilan-cemilan itu.
Dirasa cukup, Bulan berjalan menuju kasir untuk membayar. Ia sudah tidak sabar untuk melahap semua cemilan ini nanti.
"Totalnya semua seratus ribu, Mbak," ucap penjaga kasir tersebut.
Bulan merogoh saku celananya. Betapa paniknya dia saat tidak menemukan apapun di sana. Bulan mencoba mengingat. Mampus! Uang gue kan ada di jaket, batin Bulan panik sembari menepuk jidatnya.
Gimana dong? Saking paniknya, Bulan sampai tidak menyadari ada seorang cowok mengantre di belakangnya. Cowok itu sedari tadi memerhatikan interaksi Bulan dan sang Penjaga Kasir, termasuk gerak-gerik Bulan yang terlihat gelisah.
"Nih, Mbak, sekalian sama cewek ini." Cowok tersebut menggeser Bulan kasar lalu mengambil alih tempatnya. Ia menyerahkan dua lembar uang seratus ribu. Setelah itu ia langsung melenggang pergi tanpa berniat mengambil kembaliannya. Padahal ia hanya membeli sebotol air mineral, yang sudah pasti kembaliannya masih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOUVAL (Almet Ijo)
Teen FictionAyo mampir para penggemar almet ijo💚 Nouval. Ketua geng The Lion. Most Wanted SMA Pelita. Dingin dan ditakuti semua orang. _____________________________________ "Kenalin gue Bulan Vera Adeeva, kelas XI IPS 3, umur 16 lebih sembilan bulan, anak ked...