29. Bulan Hilang?

937 99 55
                                    

Happy Reading

Jangan lupa vote sebelum membaca😃

***
     "Kalian ngapain?"

     Sontak Nouval dan Bulan menoleh ke sumber suara. Nampak Nada memandangi mereka dengan wajah bingung. Bulan yang tersadar duluan jika posisi mereka masih begini, tak ingin membuat Nada berpikiran yang macam-macam, Bulan dengan cepat ingin bangkit.

     "Aw." Bulan meringis kecil karena rambutnya malah tersangkut di kancing seragam Nouval, otomatis rambutnya tertarik saat ia memaksa untuk bangkit.

     Nouval yang melihat itupun, bergerak ingin membantu. Tangannya beralih membuka kancing seragamnya. Kini, hanya tersisa kaus hitam polos di tubuhnya.

     Bulan memelototkan matanya melihat itu. "Lo mau ngapain?" tanyanya tak santai.

     "Menurut lo?"

     Setelah seragamnya terlepas, Nouval menyuruh Bulan memegangnya agar ia bisa berdiri.

     "Apa?" tanya Bulan yang tidak mengerti.

     "Pegang, lo mau berdiri nggak? Atau mau kayak gini terus?" jawab Nouval.

     Dengan cepat Bulan mengambil seragam yang masih menyangkut di rambutnya itu. Ia pun berdiri disusul Nouval yang kemudian juga berdiri.

     Bulan berusaha melepaskan rambutnya dari kancing seragam Nouval. Karena tak bisa-bisa, Bulan menariknya begitu saja, membuat kancing tersebut akhirnya terlepas dan jatuh ke lapangan.

     Bulan menatap kancing tersebut dengan perasaan takut. Ia takut jika Nouval akan marah padanya.

     "Gue bakal benerin," ujar Bulan cepat kepada Nouval takut-takut jika Nouval akan marah.

     "Terserah," jawab Nouval tak ingin ambil pusing.

     Nada yang dari tadi hanya memerhatikan interaksi keduanya dari jauh memutuskan untuk menghampiri keduanya.

     "Kalian ngapain?" Nada mengulang pertanyaannya tadi yang belum terjawab.

     "Nggak ngapa-ngapain, kok," jawab Bulan.

     "Terus tadi kok sampai tidur-tiduran di bawah?" tanya Nada lagi.

     "Ah, itu tadi gue nggak sengaja jatuh," jawab Bulan berusaha meyakinkan. Ia tidak ingin Nada curiga padanya. Sedangkan, Nouval ia hanya diam saja dari tadi.

     Nada hanya mengangguk dua kali pertanda mengerti.

     Nouval berjalan ke pinggir lapangan, ia mengambil tasnya, sebelum itu ia sudah terlebih dahulu memakai hoodie-nya.

     Aktivitas Nouval itu tak luput dari pandangan Bulan dan Nada.

     "Gue duluan ya, Nad," pamit Bulan, ia juga melangkah ke pinggir lapangan untuk mengambil tasnya. Setelah itu berjalan keluar lapangan basket ini.

     "Hati-hati, Bulan," teriak Nada yang dijawab oleh Bulan dengan mengangkat jempolnya.

     "Val, antar Nada pulang, ya?" bujuk Nada pada Nouval.

     Itu adalah hal terakhir yang didengar Bulan. Entah mengapa hatinya terasa sakit saat mendengar itu.

***
     Bulan melirik jam tangannya. Ia berdecak pelan. "Pasti jam segini angkot susah nyarinya," gerutu Bulan.

     Bulan merogoh sakunya mencari ponselnya. "Ish, baterainya habis lagi," kesal Bulan lalu kembali memasukkan ponselnya ke dalam sakunya.

     Setelah beberapa saat Bulan berpikir bagaimana caranya ia bisa pulang, akhirnya ia memutuskan untuk berjalan ke halte bus yang berada tak jauh dari sekolahnya.

NOUVAL (Almet Ijo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang