25. Hari yang Bagus atau Hari yang Buruk?

1K 82 12
                                    

Happy Reading

***
     "Nada pengen Nouval jadi pacarnya Nada."

     "Nouval tau kan, kalau Nada udah suka sama Nouval dari kecil?"

     Nouval berdehem singkat.

     "Nada enggak pengen denger jawaban Nouval yang kayak gini lagi nih 'Gue udah anggap lo adek gue sendiri'."

     "Atau yang kayak gini 'Lo itu sahabat gue Nad, enggak lebih dari itu'."

     "Nada tau Nouval udah putus dari si Aura Negatif itu."

     "Aura Evania, Nad," koreksi Nouval.

     "Tapi kata Adit, namanya Aura Negatif."

     "Jangan dengerin, nanti otak polos lo ternodai."

     "Iya iya," Nada mengerucutkan bibirnya dan mengangguk menurut seperti anak kecil.

     Nouval terkekeh melihatnya. Tangan kanannya beralih mencubit hidung Nada. "Tingkah lo enggak pernah berubah dari dulu, masih kayak anak kecil."

     "Sakit tauu, hidung Nada." Nada melepaskan tangan Nouval dari hidungnya. Ia mengelus-elus hidungnya.

     "Nouval tau enggak, Nada ke Singapura karena apa?" Nada menatap serius Nouval.

     "Tau, karena lo kangen sama bokap lo kan?" jawab Nouval enteng. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi.

     "Itu bukan alasan utama Nada. Nada ke Singapura waktu itu karena denger kalau Nouval jadian sama Aura."

     Nouval baru tahu fakta satu itu.

     "Tapi, tenang aja, Nada enggak terlalu sedih cuma kesel dikit aja." Jempol dan telunjuk Nada disatukan yang bermaksud kata 'sedikit'.

     "Nouval mau tau kenapa Nada enggak sedih?" tanya Nada bersemangat dengan senyum yang tak pernah pudar sedari tadi. Ia memajukan wajahnya ke Nouval.

     Nouval mendorong jidat Nada dengan telunjuknya. "Enggak."

     Senyum di wajah Nada memudar tergantikan dengan ekspresi cemberut.

     "Enggak usah cemberut gitu, nanti tambah jelek," celetuk Nouval.

     Tak butuh waktu lama, senyum kembali terlihat di wajah Nada. "Nada bakalan kasih tau walaupun Nouval enggak mau tau," ujarnya dengan semangat.

     "Nada enggak sedih, karena Nada tau kalau Aura bukan cewek yang baik buat Nouval dan Nada juga yakin pasti dia akan berkhianat. Betul kan dugaan Nada? Akhirnya kalian putus deh." Nada menyeruput jus alvukat di depannya untuk membasahi tenggorokannya yang sedikit kering.

     "Kenapa lo bisa yakin gitu? Bukannya lo enggak kenal baik sama Aura."

     "Bentar-bentar, Val. Nada mau minum dulu." Tangannya mengisyaratkan Nouval untuk menunggu.

     "Oke lanjut. Kalau soal kenapa Nada bisa yakin, Nada juga enggak tau. Pas Nada ketemu sama Aura pertama kali dan liat mukanya udah ketauan aja gitu." Nada mengingat-ingat pertemuannya dengan Aura yang pertama kali.

     "Ketauan apa?"

     "Ketauan kalau dia buka cewek baik-baik."

     "Sok tau." Nouval kembali mencubit hidung Nada. Mungkin itu sudah menjadi kebiasaannya terhadap Nada.

     Nada menyingkirkan tangan Nouval dari hidungnya lalu menutupi hidungnya. "Jangan cubit hidung Nada lagi! Nanti hidung Nada jadi kayak Pinokio, panjang gitu."

NOUVAL (Almet Ijo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang