6. Aura

1.7K 156 22
                                    

Happy reading 💚

***
     Bulan kini berada di UKS, tadi ia dibawa oleh Nouval ke sini. Dan di sinilah mereka sekarang. Nouval sedang menunggu Bulan sadar, ia masih punya hati untuk tidak meninggalkan Bulan sendiri dalam keadaan tidak sadar. Nouval tadi kaget karena Bulan yang keliatannya baik-baik saja tiba-tiba jatuh pingsan, untung dengan sigap Nouval segera menangkapnya dan membawanya ke UKS.

     Keadaan di dalam UKS hening, hanya ada Bulan dan Nouval di sini. Petugas PMR yang biasanya menjaga pun sedang tidak ada.

     Setelah beberapa saat Nouval menunggu, akhirnya Bulan tersadar dari pingsannya. Bulan memegang kepalanya yang sedikit pusing. Bulan mencoba mengingat kejadian sebelum ia berbaring di tempat yang diketahuinya adalah UKS ini. Ya, sekarang Bulan ingat, ia yang tidak sarapan karena terburu-buru dan dia yang memanjat gerbang lalu jatuh sampai lecet, juga dia yang dijemur di tengah lapangan, hormat kepada bendera Merah Putih, terus pusing dan akhirnya pingsan. Karena hal itu semua Bulan terbaring di tempat ini.

     "Kak Nouval?" tanya Bulan saat melihat Nouval sedang duduk di kursi tak jauh darinya sembari memainkan ponselnya.

     "Hm," sahut Nouval sembari menghentikan kegiatannya di ponsel dan menyimpannya ke dalam saku celananya.

     "Kak Nouval ngapain di sini? Pingsan juga? Kukira orang kayak Kakak nggak bisa pingsan atau sakit," ujar Bulan dengan lugunya. Nouval menatap Bulan sedikit heran. "Habis pingsan, otak lo jadi geser ya?"

     Kini Bulan yang mengernyit heran. "Geser gimana maksudnya kak? Geser ke samping gitu, atau kebelakang, atau keatas?" Bulan mengganti posisinya yang tadinya berbaring menjadi duduk agar lebih enak mengobrol.

     "Terserah, lo," jawab Nouval malas menanggapi lebih, karena jika diladeni terus yang ada bicara dengan cewek ini tidak ada habis-habisnya.

     "Oke." Bulan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tadi Kak Nouval bangun duluan ya daripada gue?" lanjut Bulan bertanya.

     "Siapa bilang gue pingsan?"

     "Nggak ada, tapi ngapain Kak Nouval di sini kalau nggak pingsan atau sakit, harusnya kan Kak Nouval masih hormat di lapangan," beber Bulan.

     "Kalau gue masih hormat di lapangan, lo juga masih pingsan di lapangan, nggak di sini." Bulan mengangguk mengerti. "Oh ... berarti yang bawa gue ke UKS Kak Nouval?"

    Nouval tidak menjawabnya. Ia hanya diam dan kembali mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan memainkannya.

     "Makasih, Kak," ucap Bulan untuk kesekian kalinya ia mengucapkan terima kasih kepada cowok dihadapannya ini. Nouval menatap Bulan sejenak. "Buat?" tanyanya.

     "Udah bawa gue ke sini, dan maaf kalau gue berat," ucap Bulan sedikit terkekeh.

     "Tumben nyadar," sahut Nouval.

     "Ih, tapi nggak terlalu berat kok, gue kan nggak gemuk," tukas Bulan tetapi Nouval kembali menghiraukannya.

     "Kak Nouval!" panggil Bulan tetapi tidak dipedulikan.

     "Kak Nouval harusnya bilang terima kasih juga sama gue," ucap Bulan. Nouval menoleh ke Bulan. "Kenapa emangnya?" tanyanya tidak mengerti.

     "Karena gara-gara gue pingsan, Kakak jadi nggak dihukum lagi, kalau nggak kan pasti sekarang kita berdua masih hormat di lapangan," beber Bulan.

     "Oh ...." Bulan kesal mendengar jawaban kakak kelasnya itu yang selalu singkat, padat, dan jelas. "Kakak nggak mau bilang terima kasih?" tanya Bulan lagi, kali ini nadanya sedikit memaksa.

NOUVAL (Almet Ijo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang