"AKU HAMIL."
Sorak sorai semua orang dikolam seketika langsung menghilang, menyisakan wajah wajah terkejut, terperangah, tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.
Namun rupanya yang terkejut bukan hanya yang mendengar, yang berteriak justru lebih terkejut. Mi Yeon tak menduga, dari sekian banyak kata yang bisa ia jadikan alasan kenapa dua kata itu yang keluar dari mulutnya? Pakai teriak kencang pula yang mana ia yakin seluruh penghuni pulau Jeju bisa mendengar teriakan itu, saking kencangnya.
Bodoh.
Mata Mi Yeon memejam kuat merutuki kebodohannya. Ia benar benar tak mengerti kenapa ia melakukan itu, kata kata itu keluar begitu saja tanpa aba aba. Apakah ini yang disebut naluri seorang ibu yang ingin melindungi anaknya dari bahaya?
Sekarang apa yang harus ia katakan sebagai penjelasan? Otaknya buntu, mulutpun ikut kelu. Apalagi melihat reaksi Yoon Gi yang tak terbaca membuatnya sulit untuk mengartikan apakah pria itu bahagia atau kecewa dengan kehamilannya.
Yoon Gi tak bergerak sedikitpun sama seperti dirinya. Hanya tatapan mereka yang saling memaku satu sama lain. Seolah mata mereka saling bicara mewakili mulut yang tak bisa berkata kata.
Katakan sekali lagi!
Ka-katakan apa?
Jangan pura pura lupa!
Mi Yeon meneguk ludah melihat tatapan Yoon Gi yang semakin mengintimidasi.
Tu-turunkan aku dulu!
Yoon Gi langsung mengerti arti gerakan bola mata Mi Yeon yang mengarah kelantai. Ia menurunkan tubuh Mi Yeon dengan hati hati namun tanpa melepas sedikitpun atensinya dari gadis itu. Dari tatapannya, Mi Yeon tau kalau dia tidak akan bisa lepas dengan mudah.
Berdiri saling berhadapan, Mi Yeon semakin gugup melihat Yoon Gi yang terus menuntutnya dengan tatapan tajam. Ditambah dengan berpasang pasang mata disekeliling kolam yang ikut menatapnya dengan tatapan yang sama. Hati Mi Yeon semakin gelagapan saja.
Beruntungnya didetik kelima secercah cahaya masuk ke otaknya. Mi Yeon menemukan cara untuk berkilah. Bagaimanapun keadaannya Yoon Gi belum saatnya tau tentang kehamilannya.
Sambil mengacungkan dua jari dihadapan Yoon Gi, Mi Yeon tersenyum lebar sambil berseru riang.
"Dua-kosong...hahaha...wleeeee!!!!"
Mi Yeon memeletkan lidahnya dengan gaya menyebalkan. Ia lalu menghadap kearah teman temannya sambil mengangkat kedua tangannya tinggi tinggi.
"Yeeeeeeeee kita belanja....!!!" serunya dengan girang yang terkesan dibuat buat, tapi tetap disambut gembira oleh teman temannya. Mereka high five bersama sama.
Yoon Gi speechless.
Kena prank lagi??
Semudah itu ia dipermainkan?
Yoon Gi masih membeku ketika Mi Yeon mencoba untuk lari karena takut didorong kekolam. Tapi gerakannya kalah cepat dengan kepekaan Yoon Gi. Dengan sigap Yoon Gi menarik tangan Mi Yeon lalu memeluknya dari belakang. Pelukan yang kuat seperti mengunci seorang penjahat.
"Kau menjadikan kehamilan sebagai lelucon. Apa itu lucu, hm?" ucap Yoon Gi didepan telinga Mi Yeon hingga membuat seluruh tubuh gadis itu merinding.
"A-aku hanya ingin memenangkan taruhan." jawab Mi Yeon gagap karena sungguh didalam hatinya ia merasa tak tenang dengan kebohongan yang baru saja ia buat. Andai setelah ini Yoon Gi tau yang sebenarnya, entah apa yang akan terjadi. Pria itu pasti sangat terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss Escape [End] ✔
RomanceMi Yeon tak pernah menyangka kalau dia akan terjebak dalam skenario yang ia buat sendiri. Ia hanya meminta Yoon Gi untuk berpura pura jadi kekasihnya didepan sang ayah. Tapi sialnya dia malah jatuh cinta. Ia tau mengejar cinta seorang musisi hebat d...