Sudah lebih dari 10 menit lamanya mobil meninggalkan halte dan tak ada seorangpun yang membuka suara. Hening, seperti tak ada kehidupan. Mi Yeon dilanda rasa canggung yang luar biasa sehingga dia hanya menatap keluar jendela dengan satu tangan memegang seatbelt di depan dada. Sedangkan Yoon Gi hanya fokus pada kemudinya, ia sedikit kesal karena Mi Yeon malah menghindarinya disaat ia ingin melepaskan rindu yang selama ini menyiksanya.
Yoon Gi tau kenapa gadis itu tiba tiba menghindarinya, pasti karena sekarang dia adalah bossnya. Tapi apa itu sebuah alasan? Bukankah seharusnya Mi Yeon senang dan semakin menempel padanya seperti wanita pada umumnya? Lagipula perasaannya pada Mi Yeon tidak berubah bagaimanapun keadaannya. Masih tetap sama seperti dulu bahkan lebih.
Entahlah Yoon Gi tidak mengerti dengan jalan pikiran gadisnya.
"Kita mau kemana?" Mi Yeon memberanikan diri bertanya setelah menyadari jalan yang Yoon Gi ambil bukan jalan menuju apartemen.
"Makan." jawab Yoon Gi singkat. Ia masih mempertahankan kedatarannya. "Aku tidak mau sampai kelaparan di rumah gara gara kau sedang malas memasak." lanjutnya menyindir Mi Yeon terang terangan.
Iisshh... Damn. Lagi lagi dia terkena tembakan sindiran Yoon Gi. Mi Yeon mendengus pelan. Matanya mengerjap merutuki kebodohannya. Kalau tau akan dibuat tak bisa berkutik seperti ini dia tidak akan pernah menantang pria itu perang.
Mi Yeon tak berani lagi bersuara sampai mereka tiba di sebuah pelataran salah satu restaurant ternama di Seoul. Restaurant kelas elite yang menyajikan menu ala Prancis yang super mewah dan tentunya, MAHAL. Dan sudah dipastikan yang datang ke resto itu hanyalah orang orang yang sudah kehabisan cara untuk menghabiskan uangnya.
Kegemarannya pada memasak membuat Mi Yeon tau nama nama restaurant terbaik di korea dari kelas menengah hingga kelas elite seperti yang ada di hadapannya sekarang, walaupun ia belum pernah masuk apalagi mencicipi menunya.
"Kita makan di sini?" pertanyaan bodoh yang keluar dari mulit Mi Yeon setelah Yoon Gi menghentikan mobilnya.
Yoon Gi meliriknya sekilas lalu menjawabnya datar.
"Menurutmu??"
Mi Yeon melotot tak percaya. Sumpah demi apa, malam ini dia akan makan di tempat yang selama ini hanya ada dalam mimpinya?
Dia senang tentu saja, tapi...
"Kenapa makan di sini? Di sini mahal." cicit Mi Yeon panik.
Yoon Gi menatap gadis itu lurus lurus namun masih tanpa ekspresi.
"Kau meragukan keuanganku???" tanya Yoon Gi membuat Mi Yeon bungkam seketika.
Sialan.
Mi Yeon langsung menggeleng cepat. Siapa yang berani meragukan keuangan seorang musisi ternama sekaligus pewaris tunggal tahta Min Hwa corp. Jangankan cuma menu makan malam, restaurannya saja bisa Yoon Gi beli.
Mi Yeon percaya dengan isi dompet Yoon Gi, hanya saja jiwa perhitungan Mi Yeon bangkit membayangkan ia akan menyantap makanan yang harganya bisa setara dengan gajinya selama sebulan. Daripada dipakai buat bayar makanan mending buat bayar cicilan, pikirnya. Kebetulan simpananya juga sudah menipis setelah mentraktir teman temannya di bar tempo hari. Walaupun teman temannya memakai black card Yoon Gi untuk membayar tagihan, Mi Yeon tetap mempersiapkan tabungannya untuk mengganti tagihan yang masuk ke kartu itu. Setelah dihitung hitung, bonus yang ia dapat dari Min Hwa habis untuk mengganti tagihan di bar.
Tak ingin mati berdiri karena tatapan dingin Yoon Gi, cepat cepat Mi Yeon membuka seatbeltnya lalu meraih tuas pintu.
"Jangan turun!!!" cegah Yoon Gi membuat Mi Yeon menoleh padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boss Escape [End] ✔
RomanceMi Yeon tak pernah menyangka kalau dia akan terjebak dalam skenario yang ia buat sendiri. Ia hanya meminta Yoon Gi untuk berpura pura jadi kekasihnya didepan sang ayah. Tapi sialnya dia malah jatuh cinta. Ia tau mengejar cinta seorang musisi hebat d...