Chapt. 41

5.6K 577 155
                                    

Bugh....

Sebuah pukulan keras mendarat dipipi Yoon Gi membuatnya langsung limbung dan hampir terjatuh jika saja pria yang menonjoknya tidak segera meraih kerah bajunya.

"Wae??? WAEEEEE?" teriak pria itu didepan wajah Yoon Gi dengan tatapan menyala. Yoon Gi hanya diam  pasrah menatap pria itu tanpa ekspresi. Entah dia tidak peduli atau tidak tau bagaimana ia harus mengekspresikan perasaannya saat ini.

"Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau membuatku menjadi seseorang yang jahat. KENAPA???" bentaknya bersamaan dengan bulir hangat jatuh dari kelopak matanya.

Pria itu menangis dan perlahan cengkramannya dikerah Yoon Gi melemah disusul dengan tubuh pria itu yang merosot hingga tampak berlutut dikaki Yoon Gi. Keadaannya sungguh menyedihkan.

Yoon Gi menunduk menatapnya dengan mata berkaca kaca. Ia tak mampu berkata kata walaupun hanya kata maaf.
____

Sebuah panggilan dari nomor tak dikenal muncul dilayar ponsel Yoon Gi setelah pria yang menorehkan luka disudut bibir kecilnya itu pergi satu jam yang lalu dalam keadaan kacau.

Dia hendak mengabaikannya namun nuraninya menginginkankan hal  sebaliknya. Dengan malas iapun mengangkatnya  dan ponselnya langsung terlepas dari genggamananya tak lama setelah dia mengucapkan kata sapaan. Tanpa berpikir panjang Yoon Gi berlari  menuju mobilnya dan melesat kesebuah rumah sakit.

Dengan wajah panik disertai air mata yang tak henti hentinya mengalir Yoon Gi berlari membuka tirai diruang UGD satu persatu mencari sosok laki laki seumurannya yang baru saja mengalami kecelakaan seperti kabar yang tadi ia terima.

Dan tiba tiba kakinya terasa lemas, air matanyapun mengalir semakin deras ketika dia menemukan sosok yang ia cari tengah berbaring lemah  dengan berbagai macam alat medis menempel ditubuhnya.

"Jisung-ah..." panggilnya dengan suara bergetar. Ia meraih tangan pria bernama Ji Sung itu, lalu menggenggamnya erat. Dan seakan mendengar panggilan Yoon Gi Ji Sung membuka matanya dengan sisa sisa kekuatannya.

"Yoon Gi-ya..." panggilnya dengan suara lemah bahkan nyaris tak terdengar.

"Ne. Aku disini."

"Mianhae..."

"Aniya. Apa yang kau katakan. Akulah yang harusnya minta maaf. Maafkan aku, Ji Sung-ah, aku bersalah padamu." Yoon Gi berkata sambil terus menggenggam tangan Ji Sung.

"Aku rasa... waktuku-- tidak banyak lagi."

"Aniya. Kau jangan bicara seperti itu, kau akan baik baik saja. Kau akan sembuh dan kita akan bersama sama lagi." ujar Yoon Gi menyemangati walaupun ia sendiri tidak yakin Ji Sung akan bertahan dengan luka separah itu.

"Mianhae, sudah menjadi penghalang antara kalian..."

"Apa yang kau katakan? Aku mohon jangan banyak bicara dulu, kau harus banyak istirahat agar kau cepat sembuh. Ara!!"

Pandangan Ji Sung tampak menerawang kelangit langit putih rumah sakit. Sembuh? Itu adalah hal mustahil baginya saat ini. Lagipula tak ada alasan baginya untuk tetap hidup.

"Aku punya satu permintaan terakhir, kumohon kabulkan... untuk-ku." ucapnya masih menatap nanar langit langit diatasnya.

"Ne, aku akan kabulkan apapun permintaanmu, asalkan kau bertahan." jawab Yoon Gi. Dan perlahan pandangan Ji Sung beralih padanya.

"Tolong... bantu Suran menjadi seorang penyanyi karena itu adalah cita cita terbesarnya."

"Ya aku akan membantunya bersama denganmu."

The Boss Escape [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang