Chapt. 21

6.5K 585 97
                                    

Yoon Gi tak bisa berhenti tersenyum sambil menulis lirik di note nya. Setelah Mi Yeon tidur ia pergi ke studio dan menuliskan tentang apa yang ia rasakan saat ini menjadi sebuah lirik lagu.  Sebenarnya ia ingin terus memeluk Mi Yeon dan tidur disampingnya, tapi ia sadar itu sangat berbahaya. Selain karena Mi Yeon yang terlihat lelah, seluruh tubuhnya juga sakit. Apa yang harus ia perbuat jika pengendalian dirinya kacau?

Disaat tubuhnya terasa remuk, harusnya Yoon Gi istirahat bukan menulis lirik sambil senyum senyum sendiri. Namun rasa bahagianya mengalahkan rasa sakit ditubuhnya. Yoon Gi tak menyangka ia akan jatuh secepat ini kedalam pesona dan kepolosan wanita yang lebih tua tiga tahun darinya itu.

Yoon Gi baru tau jika mengungkapkan perasaan itu tidak sesulit yang ia bayangkan. Malah  terasa sangat melegakan. Tapi apa itu hanya berlaku untuk perasaannya pada Mi Yeon?? Karena ia tidak pernah memiliki keberanian seperti itu untuk mengungkapkan perasaannya pada cinta pertamanya dulu, Suran.

Apa ini yang dinamakan takdir?
Tuhan begitu mudahnya menyatukan dirinya dengan Mi Yeon. Apa karena Mi Yeon lebih baik dari Suran??

Perasaan Mi Yeon lebih tulus padanya. Gadis itu rela mempertaruhkan nyawanya agar orang yang dicintainya tak terluka. Berbeda dengan Suran, ia masih ingat betul bagaimana gadis itu mendorongnya menjauh dan memilih pergi dengan musisi handal yang bisa membantunya menjadi penyanyi terkenal.

Pengorbanan besar yang  Mi Yeon lakukan untuknya tak mungkin bisa terbalas. Walau ia menyerahkan seluruh cinta dan hidupnya, itu tidaklah cukup.

"ANDWAEEEE!!!"

Yoon Gi terperanjat mendengar teriakan dari luar studionya. Ia bergegas lari ke kamar Mi Yeon karena ia yakin itu adalah suara Mi Yeon.

Yoon Gi membuka pintu dengan kasar, didapatinya Mi Yeon tengah terduduk dikasur dengan wajah pucat dan penuh dengan keringat. Bibirnya bergetar dan pandangannya kosong.

"Yeon-ah, waeniriya?"

Mendengar suara Yoon Gi, Mi Yeon langsung turun dari kasur dan menghambur kearah Yoon Gi.

"Yoon Gi-ya, tolong aku!!! Mereka ingin membunuhku. Mereka mau melemparku kesungai Han. Aku takut..." racau Mi Yeon sambil memegang lengan Yoon Gi erat dengan tangan gemetar. Trauma terlukis jelas diwajahnya.

Yoon Gi membelai rambut Mi Yeon dan mencoba menenangkannya.

"Yeon-ah, kau hanya mimpi buruk."

"Aniya, mereka datang dan mengejarku... Mereka... mereka mau membunuhku... Bawa aku pergi dari sini,palli!!! Hiks hiks..." Mi Yeon terus meracau sambil terisak. Bahkan suaranya hampir hilang karena tangis dan rasa jerinya. 

"Yeon-ah, tenanglah!!! Aku disini kau jangan takut!"

"Mereka sangat jahat. Mereka ingin melukaimu. Ayo kita pergi. Palli Yoon Gi-ya...palli!!!" Mi Yeon mengguncang lengan Yoon Gi mengajaknya untuk pergi.

"SONG MI YEON!" Yoon Gi terpaksa membentak Mi Yeon guna menghentikan gadis itu dari kepanikannya. Menyadarkannya bahwa ia tak perlu takut karena ia hanya mimpi buruk.

Mi Yeon tersentak kaget. Dan perlahan melepaskan pegangan tangannya dilengan Yoon Gi membuat laki laki itu merasa  bersalah. Dengan lembut Yoon Gi menangkup wajah Mi Yeon dan meminta gadis itu menatapnya.

Mi Yeon menurut. Ia menatap Yoon Gi dengan mata berkaca kaca. Tangisnya menyisakan senggukkan yang memilukan.

"Sayang, dengar!!! Kau jangan takut. Aku disini, bersamamu. Kita tidak perlu lari, mereka dipenjara dan aku pastikan mereka tidak akan bisa keluar lagi dari sana. Aku tidak akan pernah membiarkan mereka menyentuhmu sedikitpun. Arachi??" tutur Yoon Gi lembut.

The Boss Escape [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang